Love And Pain, Me And Her - Bab 504

Setelah mengatakan itu, tubuh Raisa tanpa sadar gemetar, kemudian dia kembali menatapku dan ketika dia akan berbicara aku langsung berkata, "Raisa, jangan pernah berbohong padaku lagi, ya? Kamu tahu, ketika kamu mengatakan kebohongan ini awalnya aku sangat mempercayanya. Tetapi selanjutnya kamu harus menggunakan sejuta kebohongan, untuk menutup kebohongan itu. Dan kebohonganmu selanjutnya akan mulai bisa dibaca mungkin hanya satu dua. Tetapi saat ketidak konsistenannya menjadi semakin besar. Maka kebohongan awalmu akan terbongkar "

Ketika aku melihat foto kita berdua di rumah Raisa untuk yang kedua kalinya. Ditambah dengan semua keanehan sebelumnya dan apa yang dikatakan Rehan kepadaku malam itu. Membuatku sadar sepenuhnya kalau Raisa memang berbohong padaku.

Kebohongan itu bagi hidupku saat ini mungkin berefek apa - apa. Tetapi di dalam hati, jika aku tidak bisa membongkar kebohongan ini akan menjadi beban seumur hidupku. Setidaknya aku perlu tahu, karena wanita yang berjanji padaku saat itu, pacar yang telah aku cintai selama lebih dari lima tahun. Untuk apa sebetulnya?Dia meninggalkan aku!

Raisa terdiam, dia menatap kosong bunga-bunga yang mekar di hamparan taman dan tetap diam. Kemudian aku melanjutkan, "Raisa, apa kamu sedang berpikir untuk membuat kebohongan baru lagi, apa kamu akan terus berbohong padaku? Aku hanya ingin kamu jujur, apakah itu sulit? "

Kata-kataku mungkinn agak kasar, bahkan penuh dengan keluhan. Kita yang dulu selalu berbicara tentang segalanya. Bagaimana bisa semua berubah menjadi seperti ini? Aku tidak mengerti!

Raisa menghela nafas sedikit, lalu dia berdiri. Aku pikir dia akan pergi, jadi aku segera bangkit dan mengikutinya. Tetapi Raisa berbalik menatapku, kali ini dia tidak menyembunyikannya lagi. Sebaliknya, dia berkata, "Ugie, kamu benar, memang benar aku tidak bersama Rehan Bastar. Semua yang aku katakan padamu adalah bohong. "

Meskipun aku sudah menebaknya, tetapi ketika Raisa mengucapkan kata-kata itu dari mulutnya sendiri, tetap saja membuatku terkejut. Bahkan Jari-jariku yang memegang rokok juga sedikit gemetar. "Kenapa? Aku ingin tahu kenapa?."

Aku mencoba untuk tetap tenang, berusaha menekan emosiku yang meluap - luap ketika menanyai Raisa. Lima tahun merakan cinta, selama lima tahun mejalin hubunganm, dan selama lima tahun kita sedekat suami dan istri. Tetapi Raisa memilih untuk berbohong, demi mengakhiri hubungan yang sudah kita jalani selama lima tahun. Raisa menatapku lalu dia menggelengkan kepalanya dengan pelan dan berkata, "Tidak apa - apa!"

Begitu kata-kata Raisa keluar dari mulutnya, tanganku tidak bisa lagi menahan gemetar hingga rokok di antara jariku jatuh ke lantai. Melihat Raisa, aku naikkan suaraku dan berteriak padanya, "Raisa, kamu telah berbohong kepadaku begitu lama, tidakkah kamu mau memberitahuku yang sebenarnya? Apakah aku tidak pantas untuk mendengar yang sebenarnya? "

Ekspresi Raisa mulai berubah, di tampak sangat sedih. Tetapi ketika aku mengucapkan kata-kata itu. ekspresinya menjadi semakin sedih, kemudian dia menatapku dan berkata dengan dingin, "Ugie, bagaimana jika aku mengatakan yang sebenarnya? Akankah kamu meninggalkan Isyana, untuk menjalin hubungan lagi denganku. Apa yang akan terjadi? Aku beritahu kamu, meskipun kamu mau melakukannya, aku tetap tidak bisa, karena aku akan memandang rendah dirimu dan aku juga akan memandang rendah diriku sendiri. Dan kamu masih bertanya, kenapa aku tidak menjawabnya. "

Kata-kata Raisa menyakiti hatiku lagi. Tentu saja aku tidak mungkin menjalin hubungan lagi dengannya. Aku bahkan mulai bertanya-tanya, kenapa aku bertanya. Apakah hal ini masuk akal? Tetapi aku tahu, aku hanya tidak suka, karena aku tidak suka dibohongi seperti itu, maka dari itu aku ingin tahu yang sebenarnya!

Sambil berbicara Raisa menatapku lagi, dan dia berkata, “ Semua sudah terlambat, maaf aku harus pergi!" Setelah berbicara, Raisa langsung pergi. Dan aku hanya diam disana sambil berdiri. Kemudian aku segera tersadar dan berteriak pada Raisa, "Raisa, jangan berbohong lagi padaku, ya?"

Raisa tiba-tiba berhenti. Dia kembali menatapku dan tersenyum, itu adalah senyum kesedihan yang sangat menyakitkan. Sambil menatapku Raisa berkata, "Ugie, aku tidak mencintaimu lagi! Aku tidak akan pernah mencintaimu! Jadi, tidak usah bertanya apapun lagi. Jika Kita masih bisa menjadi teman, Kita lakukan saja. Tetapi jika kamu terus bertanya seperti itu tanpa akhir. Aku katakan padamu. Kita bahkan tidak akan bisa menjadi teman lagi. Jadi bersikaplah baik pada Isyana, dan urus bisnismu dengan baik, ya?"

Sambil berkata seperti itu, Raisa melambaikan tangannya dengan lembut padaku. Berbalik dan menghilang di tengah malam, dan aku hanya berdiri di sana dengan bodoh. Sambil melihat Raisa yang perlahan menghilang dari pandanganku.

Dulu aku terbiasa berpikir secara naif, tetapi sekarang semuanya sudah berakhir dan hilang untuk selamanya. Namun saat Raisa sendiri mengaku bahwa dia telah berbohong padaku saat itu. Aku tidak bisa menahan diri untuk mengingat kembali hari - hari dimana kita dulu bersama. Aku tidak bisa memahaminya kenapa tidak ada tanda - tandanya ataupun alasan, Raisa meninggalkanku begitu saja.

Mungkin suatu saat, aku masih menggerutu di dalam hati. Tetapi sekarang, aku sudah melakukannya dan sekarang aku terbayang persaaan sedih dan sendiri Raisa.

Raisa tidak memberiku jawaban. Jika saja Veni ada di sini, dia mungkin bisa membantuku. Tetapi sekarang satu - satunya yang bsia membantuku mungkin hanya Rehan. Karena dia rela bekerja sama dengan Raisa untuk membohongiku. Jelas sekali, dia yang tahu kebenarannya.

Aku akan meluangkan waktu untuk menemui Rehan lagi. Tetapi besoknya aku mulai sangat sibuk. Senin pagi, aku baru sampai di kantor, Amori mengetuk pintu dan masuk kedalam. Dia membawa setumpuk dokumen di tangannya. Begitu masuk, dia berkata, "Direktur Ugie, investasi kali ini sudah selesai. Lihat perencanaan yang sudah aku buat, anda tentu akan menandatanganinya, kan ? "

Sambil berkata, Amori meletakkan dokumen yang ada di tangannya ke mejaku. Aku mengambilnya dan membacanya sekilas. Sebenarnya dokumen-dokumen ini sudah pernah Amori tunjukkan semua padaku. Dokumen itu berisi rencana yang akan dilakukan oleh departemen pemasaran, tetapi karena masalah keuangan aku menunda semuanya.

Aku membacanya dua kali. Kemudian meletakkan dokumen tersebut, melihat Amori sambil tersenyum dan berkata, "Jangan khawatir, aku pasti akan menandatanganinya. Kali ini bukan hanya itu yang kamu lakukan, tetapi kamu harus melakukannya dengan skala yang lebih besar. Berdasarkan perencaaanmu, buatlah berapa untuk skala yang besar. Kita harus secepat mungkin, membuat Cantique populer. "

Sambil melihatku, Amori tertawa dan sambil bercanda dia berkata: "Sekarang sudah ada uang, ya. Makanya Direktur Ugie bisa berbicara dengan penuh keyakinan. "

Aku tertawa dan menyerahkannya semua dokumen perencanaan lalu berkata, "Kamu bawa saja dulu, nanti kamu sampaikan waktu meeting." Amori mengangguk dan mengambil dokumen itu, lalu Langsung keluar dari kantor.

Novel Terkait

Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu