Love And Pain, Me And Her - Bab 367 Nilai Pemasaran

Ketika dia berjalan ke depan pintu, Kalin menjelaskan kepadanya, “Club house ini adalah salah satu bisnis di bawah naungan Djarum Grup. Club house ini memakai sistem keanggotaan, orang kaya di luar biasanya tidak bisa masuk. Perusahaan membangun club house ini untuk menjamu pelanggan penting. Tidak hanya menyisihkan sejumlah biaya penjamuan, tapi juga memberikan para eksekutif tempat untuk bersantai. Dekorasi di dalamnya sangat mewah, benar-benar mirip hotel bintang lima.”

Mendengar penjelasan Kalin, aku bertanya, “Kamu? Juga anggota di sini?”

Aku sedikit penasaran! Lagipula jabatan Kalin hanya Wakil Direktur departemen pelatihan, bukan petinggi eksekutif. Bagaimana mungkin dia bisa keluar masuk sini sesuka hati?

Aku belum selesai berbicara, Kalin sudah mengangkat bahunya, dia memandangku menggelengkan kepala dan berkata, “Aiya! Gajiku selama setahun juga tidak cukup untuk membayar iuran keanggotaan. Bagaimana mungkin aku menjadi anggota club house ini? Hari ini aku mengambil keuntungan dari si Eddy Santoso, kalau tidak, mana mungkin bisa datang ke club house ini.”

Aku mendengar suara ckckck. Bahkan Kalin saja mengeluh dirinya tidak sanggup, jadi aku tidak perlu memikirkannya lagi.

Begitu memasuki aula, aku terpana dengan keindahan tempat ini. Lampu emas besar tergantung tinggi di atas. Rak anggur kenari setinggi lebih dari dua meter, terdapat berbagai jenis anggur merah dan anggur asing. Dan di aquarium besar terdapat berbagai ikan laut berkeliaran di dalamnya. Kalau dilihat dari dekat, seperti dunia bawah laut.

Kalin langsung membawaku ke lantai tujuh. Begitu keluar dari lift, Kalin menurunkan suaranya dan berkata, “Lantai tujuh ini adalah KTV. Tapi efek isolasi suara di sini sangat bagus. Sekali pun kamu membesarkan suara musik di dalam ruangan, tidak akan terdengar suara apa pun di sepanjang koridor ini.”

Aku bisa merasakan apa yang dikatakan Kalin. Sepanjang koridor ini memang tidak bisa mendengar suara apa pun.

“Cepat jalan, Eddy sedang menunggu kita.”

Aku menanggukkan kepala.

Tapi di dalam hatiku tersenyum masam, Eddy ini pasti orang yang tidak dapat diandalkan. Siang bolong begini datang ke KTV, bahkan memanggil pelanggan datang ke sini untuk membahas bisnis.

Setelah berjalan ke depan suatu ruangan. Kalin bertanya dengan sopan kepada pelayan, “Halo, apakah benar Eddy berada di ruangan ini?”

Pelayan segera menganggukkan kepala, dan membukakan pintu untuk kami. Begitu membuka pintu, terdengar suara musik yang memekakkan telinga. Aku mengikuti Kalin dari belakang masuk ke dalam ruangan, aku diam-diam melirik seisi ruangan.

Ruangan ini sangat besar, selain ada KTV terdapat juga bar. Di sisi kanan jendela, ada lemari cerutu yang khusus menaruh cerutu.

Dan di sofa besar menghadap ke pintu. Duduk dengan seorang pria dan ketiga wanita, mereka semua berusia dua puluhan. Pria ini tinggi dan kurus, dengan rambut sedikit lebih panjang dan seluruh badannya memakai barang bermerek. Seharusnya dia Eddy yang dikatakan Kalin.

Eddy memiliki postur yang malas dan sinis. Ketika orang lain duduk di sofa, mereka akan duduk dengan normal, paling banyak bersandar. Tapi dia berbaring di sofa dengan kaki di atas meja. Melihat posturnya saja, aku tidak bisa marah.

Begitu masuk, Kalin menutup telinganya dan berkata dengan keras kepada Eddy , “Eddy , matikan musiknya, terlalu ribut.”

Eddy melambaikan tangan kepada seorang gadis di sebelahnya. Gadis itu segera menekan remote, dan musik akhirnya berhenti. Ruangan ini juga berubah menjadi sunyi.

Eddy memandang Kalin, lalu memandang aku yang berada di sebelahnya dan bertanya, “Kak Kalin, apakah dia pakar pemasaran yang kamu carikan untukku?”

Kalin menganggukkan kepala, tidak mengatakan apa-apa. Eddy kembali melirik diriku dan bergumam, “Lumayan ganteng, terlihat enak dipandang.”

Melihat Eddy , hatiku tersenyum pahit. Begitu banyak pelanggan yang pernah aku temui, dia yang paling spesial. Dirinya tidak hanya memiliki bakat pebisnis, tapi juga memiliki aura seorang pria kaya yang pintar mengadakan party.

Kalin tertawa, dan berkata dengan Eddy dengan aneh, “Eddy , bukan untuk dipamerkan kepadamu, kamu tidak perlu mengurusi dia tampan atau jelek! Sini, aku kenalkan padamu. Ini adalah bos dari BOSS studio.”

Setelah itu, Kalin berkata kepadaku, “Ugie, ini Direktur yang pernah aku katakan padamu, Direktur Geprek Bule , Eddy . Kamu jangan lihat dia masih muda. Dia baru kembali dari luar negeri dan pastinya seorang pria yang berbakat.”

Meskipun Kalin dan Eddy sangat akrab, tapi dia tetap memujinya. Aku tahu tujuan Kalin berbuat seperti ini untuk membuat Eddy senang, dan ketika menegosiasikan harga bisa meminta lebih banyak.

Aku menyapa Eddy dengan sopan, “Apa kabar Pak Eddy , senang berkenalan dengan Anda.”

Awalnya aku menyapa dia dengan sopan. Siapa sangka dia memalingkan kepala dan mengerutkan kening, berkata dengan sinis, “Kak Ugie, jangan main trik orang diot. Aku paling benci etiket yang terlalu rumit. Kita langsung saja ke permasalahannya, tidak perlu bertele-tele.”

Setelah itu, Eddy duduk. Menunjuk sofa di sebelah dan berkata, “Kalian juga duduk.”

Aku dan Kalin duduk. Eddy meminta Kalin menyodorkan sebatang rokok untukku, setelah dinyalakan, dia berkata, “Kak Ugie, kamu dikenalkan oleh kak Kalin, hatiku merasa lebih tenang. Aku akan memberitahumu secara langsung, sekarang bisnis Geprek tidak bagus, kamu berikan aku beberapa ide untuk menghidupkan bisnis ini kembali.”

Ucapan Eddy membuatku tersenyum pahit. Di matanya, pemasaran hanyalah beberapa ide kecil.

Aku terdiam sejenak. Menyentilkan abu rokok ke asbak, lalu menatap Eddy dan berkata, “Pak Eddy , aku katakan kepada Anda lebih dulu. Pemasaran tidak seperti yang kamu bayangkan, hanya beberapa ide. Pemasaran adalah satu hal yang sistematik, dia memiliki proses argumentasi yang ilmiah dan ketat. Selain itu, pemasaran tidak hanya sekedar membuat bisnis menjadi berkembang. Tapi lebih ke membangun merek.”

Aku belum selesai berbicara, Eddy sudah mencela dan berkata, “Haiya, bicara sekian lama, bukankah tujuan akhirnya tetap untuk membuat bisnis menjadi lebih baik? Tidak ada bedanya dengan apa yang aku katakan.”

Perkataan Eddy membuat hatiku merasa tidak nyaman. Aku baru saja ingin berbicara, Kalin dengan lembut menyenggolku. Aku mengerti maksud dia, dia ingin aku membuat Eddy senang, jadi memintaku untuk menerima proyek ini sesegera mungkin.

Tapi aku tidak berpikir seperti itu. Ketika masih kuliah, Professor Li pernah memberitahuku. Orang luar memiliki banyak kesalahpahaman tentang Pemasaran. Tapi kita sendiri harus menghargainya. Jika suatu hari, pelanggan kalian tidak mengerti tentang pemasaran sama sekali, atau bahkan menyepelekannya. Kalian tidak perlu berbicara dengan pelanggan ini lagi. Alasannya sangat sederhana, karena dia sama sekali tidak mengakui nilaimu.

Novel Terkait

Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu