Love And Pain, Me And Her - Bab 173 Misteri Jane

Melihat pesan yang dikirim Jane, aku tersenyum dengan ringan dan membalasnya lagi, "Kalau begitu kamu datang saja sekarang, aku traktir kamu!"

"Kamu sendirian?"

Jane bertanya.

"Iya!"

"Beri tahu aku lokasi kamu, aku pergi ke sana sekarang"

Aku mengirim lokasi aku kepada Jane. Sebenarnya aku tidak menganggap hal ini dengan serius, sekarang sudah hampir jam 10, aku mengira Jane tentu saja tidak akan datang. Tidak menyangka Jane benar-benar datang dalam waktu setengah jam.

Jane di malam hari terlihat sangat berbeda dengan Jane di pagi hari. Dia mengenakan gaun panjang musim gugur berwarna ungu dan selendang merah muda di pundaknya. Sepatu hak tinggi yang tinggi dan ramping membuat dia telihat sangat kurus. Sepertinya hal ini adalah pesona malam hari. Dia bisa membuat orang melepaskan penyamaran pada pagi hari dan menunjukkan dirinya yang sebenarnya.

Melihat Jane yang duduk di seberangan aku, aku tidak bisa tidak mengaku, dia benar-benar sangat cantik. Berbeda dengan pesona Isyana yang dingin, aura Jane memiliki pesona yang lebih unik.

"Mau minum apa?"

Aku bertanya dengan senyuman.

Jane melihat ke Budweiser di atas meja, "Ini saja"

Setelah memesan selusin bir lagi, aku dan Jane pun berbicara dengan santai sambil minum.

Musik yang mempesona, cahaya lampu yang redup. Pada saat ini Jane terlihat semakin mempesona.

Pada saat aku mengira mungkin penampilan Jane saat ini baru merupakan Jane yang sebenarnya, Jane tiba-tiba menegakkan tubuhnya dengan tatapan giat seperti biasa, Jane melihat kepada aku sambil tersenyum.

"Ugie, aku ada menulis sebuah artikel, tolong bantu aku melihatnya"

Aku menggelengkan kepalaku sambil tersenyum. Awalnya aku mengira malam ini adalah waktunya kami berbicara dengna santai, tidak menyangka, dia mulai membahas tentang pekerjaan lagi. Mungkin hal ini baru merupakan tujuan utama Jane datang ke sini.

Sambil berkata, Jane mengeluarkan beberapa lembar artikel dari tasnya dan memberikan kepada aku, "Aku baru menulisnya hari ini, ada beberapa tempat masih butuh revisi, kamu baca dulu, berikan sedikit saran kepada aku"

Hal yang membuat aku terkejut setelah membaca artikel itu adalah Jane menulis artikel itu dengan cara tulis tangan. Tulisan dia sangat cantik dan elegan, sangat mirip dengan personalitasnya.

Judul artikel sangat menarik mata "Keuntungan dan Perancangan Gelap, Etika Bisnis Tenggelam Di Pasar Modern"

Sebelum membaca inti artikel, aku melihat ke halaman belakang sebelum bertanya kepada Jane, "Jane, kamu sebagai seorang reporter stasiun TV, mengapa bis amenuis artikel sepanjang ini?"

Aku merasa sangat aneh. Stasiun TV tidak akan menggunakan artikel sosial sepanjang ini.

Jane mencicipi birnya sebelum tersenyum kepada aku, "Ini adalah artikel sosial yang aku menulis untuk sebuah majalah bisnis, kamu baca dulu dan memberikan saran"

Aku tidak menyangka Jane begitu bertalenta. Dia bisa menjadi wartawan penelitian, MC acara dan bahkan bisa menulis artikel yang indah.

Aku menyalakan sebatang rokok sebelum mulai membaca dengna cermat. Artikel yang ditulis Jane ini sangat bagus. Dia menggunakan KIMFAR dan PT. Nogo Internasional sebagai contoh untuk membuktikan konflik antara etika bisnis dan keuntungan perusahaan.

Artikel Jane ini menjelaskan semua secara detail, dia menyebutkan masalah konferensi pers PT. Nogo Internasional dulu sebelum menyebut masalah iklan KIMFAR diturunkan. Selain itu dia bahkan menyebut operasi gelap antara karyawan stasiun TV yang menyebabkan iklan KIMFAR dituliskan. Hanya saja dia tidak menyebut nama Riski Rahman.

Pada saat memperkenalkan dua kasus ini, Jane juga tidak lupa menjelaskan kedua masalah ini bukan sebuah kebetulan, di dalam masalah ini pasti ada rencana dan jebakan gelap. Sementara Jane terus memperhatikan masalah ini sebagai seorang reporter.

Atikel ini ditulis berdasarkan bukti dan alasan logis, bisa dilihat Jane memiliki pengetahuan yang sangat padat dan cara penulisannya sangat sederhana dan tidak melebihkan. Aku benar-benar tidak tahu ada kekurangan apa di artikel ini. Aku meletakkan kertas ke atas meja dan bertanya, "Jane, kamu berbicara tentang stasiun TV kamu di dalam artikel ini, apakah kamu tidak takut sutradara stasiun TV kamu memarahi kamu?"

Jane menggembangkan bibirnya dan berkata, "Memarahi? Aku bahkan sudah ingin mengundurkan diri, stasiun TV sudah memakin membosankan, menulis sudah mejadi alat menghasilkan uang secara total"

Setelah berkata, Jane pun menatap kepada aku dengan mata penuh harapan.

"Katakan tentang artikel dulu, bagaimana?"

Aku menggelengkan kepalaku sambil tersenyum, "Dari sudut pandang aku, artikel ini memiliki argumen jelas yang disertai bukti yang kuat, tidak ada kekurangan lagi, sudah sangat sempurna"

Meskipun Jane adalah reporter yang telah pernah menerima banyak pujian, dia tetap tertawa dengan senang setelah mendenger pujian aku. Selanjutnya dia merendahkan suaranya dan bertanya, "Ugie, aku merasa bagian internal PT kalian pasti ada membahas masalah ini juga kan? Apakah kalian sudah mendapat kesimpulan? Perusahaan mana yang sedang sengaja membuat masalah menuju kepada kalian?"

Jane mulai mengutip kata-kataku lagi. Aku memberikan senyuman kepala kecil kepadanya sambil menggelengkan kepalanya, "Kalau kami berhasil mencari tahu, kami sudah beraksi dari kemarin, mana mungkin masih diam saja"

Kata-kataku adalah kata-kata jujur, tetapi Jane sepertinya tidak percaya, dia menatap aku dengan tatapan meragu, "Iya, anggap saja kata-katamu adalah benar, perusahaan kalian tidak menemukan tangan hitam di belakang masalah ini. Bagaimana kalau kamu? Kamu pasti ada meragukan siapa kan? Coba ceritakan tentang itu"

Melihat ke wajah Jane, pikiranku muncul bayangan Don Juan Romino lagi. Aku merasa SHOPI Advertising sangat meragukan dan aku juga memberi kode kepada Isyana mengenai hal ini. Sayangnya Isyana tidak setuju dengan pemikiran aku. Mungkin dia merasa aku bisa meragukan Don Juan Romino karena aku cemburu. Tetapi sebenarnya bukan begitu.

Setelah berpikir sejenak, aku bertanya kepada Jane, "Jane, apakah kamu tahu SHOPI Advertising?"

Jane melamun sejenak sebelum segera mengangguk, "Tentu saja. Pendatang baru di industri periklanan provinsi kita. SHOPI Advertising memiliki hubungan yang lumayan baik dengan stasiun kami. Mereka bahkan mengundang banyak karyawan kami ke acara tahunan perusahaan mereka pada tahun lalu"

Setelah itu, Jane pun memiringkan kepalanya dan bertanya, "Kamu meragukan SHOPI Advertising?"

Sambil merokok, aku tidak menjawab pertanyaan Jane. Tetapi sikapku sekarang sudah sekarang setuju dengan pertanyaan Jane.

Jane mengeluarkan sebuah pena dari tasnya dan menuliskan 3 nama di atas kertas, Don Juan Romino, Isyana Mirani dan Bong Casa. Setelah itu dia meletakkan kertas itu di depan aku dengan senyuman, "Masalah ini sudah menjadi semakin asyik! Setahu aku, bukannya Don Juan Romino sedang mengejar Isyana? Jangan-jangan hal ini merupakan cara dia mengejarnya?"

Kata-kata Jane membuat aku terkejut. Aku bertanya dengan wajah tidak mengerti, "Jane, mengapa kamu bisa mengetahui hal ini?"

Jane mengembangkan bibirnya dan berkata dengan wajah tidak senang, "Bapak Ugie, jangan lupa, saya adalah seorang wartawan penelitian. Rumor ini sudah tersebar sejak lama, bagaimana aku bisa tidak tahu?"

Aku menatap ke Jane tanpa berkata apa pun. Aku merasa ada sesuatu yang aneh, Jane sepertinya mengenal Don juan Romino. Tetapi dia tidak mau mengaku, hal ini membuat aku tidak bisa bertanya lebih lanjut lagi.

Novel Terkait

Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu