Love And Pain, Me And Her - Bab 342 Ugie Membuka Diri Kepada Viali

Aku langsung merasakan rasa panas ketika minuman itu masuk dari mulut ke dalam perut. Aku segera mengambil sumpit untuk segera memakan beberapa sayur. Siapa yang menyangka Viali kembali mengambil botol dan langsung mengisinya menjadi penuh. Kemudian dia juga menuangkan ke dalam gelasnya hingga penuh, sambil mengangkat gelas itu dia menatapku dan berkata "Pak Ugie, semoga keberhasilan anda menjadi dua kali lipat, Aku kembali bersulang gelas ini untukmu. Terima kasih karena kamu beberapa tahun ini sudah menjaga Robi, aku sebagai kakak Robi harus mengucapkan terima kasih."

Aku terpana. Alasan apa ini? Alasan bersulang apa itu, Dia meminum dengan terlalu memaksakan diri. Aku segera berkata kepadanya "Viali, hentikanlah. Hubungan antara aku dan Robi ini tidak perlu kamu untuk bersulang. Setelah aku pulang, aku akan mengajaknya untuk minum."

Namun apa yang aku katakan ini sudah terlambat, sebelum aku selesai mengatakannya. Viali sudah menenggaknya hingga habis. Dia pun memperlihatkan membalikkan gelasnya kepadaku, sambil memiringkan kepalanya, dia dengan enggan berkata,

"Pak Ugie, giliran anda untuk meminumnya!"

Sebelumnya ketika aku tidak memiliki hal yang dikerjakan, aku juga suka untuk meminum alkohol. Namun aku tidak pernah suka minum dengan terpaksa. Terutama di hadapan orang seperti Viali, yang tidak bisa dibaca apakah dia adalah lawan sepadan dengan kadar alkoholnya, aku menjadi ragu. Walaupun dua gelas alkohol ini, 400 ml bagiku bukan masalah besar. Sambil menggertakkan gigi aku kembali menghabiskan isi dari gelas ini.

Kali ini, aku tidak beromong kosong dan langsung mengambil sepotong ayam dan memakannya dengan mulut yang besar. Berusaha untuk menekan alkohol di dalam perut ini.

Dan Viali masih tersemum, dia kembali memanggil pelayan dengan tangannya dan berkata dengan dingin," Tambah lagi satu botol Vodka Martini untuk meja ini!"

Aku yang masih mengunyah, ayam di dalam mulut pun masih belum ditelan. Hanya bisa terpana memandang Viali dan berkata," Viali, kamu sudah gila, kamu masih mau minum?"

Viali memiringkan kepalanya sambil menatapku. Dia masih dengan dingin berkata kepadaku" Bukankah kamu suka minum? Hari ini aku akan menemanimu hingga mabuk!"

Aku terpana! Apa yang disebut oleh nya menemaniku sampai mabuk. Jelas-jelas dia berusaha membuatku teler.

Botol alkohol itu kembali dia angkat dan dia akan mengisinya ke dalam gelasku. Aku segera menutup gelasku sambil menggelengkan kepala berkata kepadanya "Bu Viali, aku tidak bisa minum lagi, masih ada hal yang penting yang harus aku kerjakan besok.

Viali sama sekali tidak mendengar alasanku ini, dia merebut gelasku dan mengisinya hingga penuh, kemudian mengisi gelasnya menjadi penuh. Sambil menatap aku berkata," Pak Ugie, aku bersulang padamu secara pribadi dengan gelas ini. Aku..."

Sebelum dia selesai mengucapkan perkataannya, aku segera memotong perkataannya dan dengan keras kepala berkata "Bu Viali, perkataanku ini akan sulit didengar jangan kamu masukkan ke dalam hati. Kamu tidak perlu bersulang dengan lagi untukku, bahkan jika raja langit yang bersulang untukku pun aku tidak akan meminumnya."

Perkataanku ini membuat Viali tidak senang. Dia menatapku cukup lama baru kemudian dengan tajam berkata," Ugie, kamu laki-laki bukan?"

Aku segera menganggukan kepala. "Ya! Jika ini palsu, akan langsung ditukar menjadi baru!"

"Bukankah kamu biasanya suka minum? JIka kamu laki-laki, kamu harus minum!"

Aku kembali menggelengkan kepala," Tidak mau!"

Aku sudah mengeraskan hati, isi dari gelas ini tidak akan aku minum. Biarpun perkataan yang dikatakan oleh Viali tidak enak didengar, aku bisa menerimanya, namun alkohol ini tidak akan aku minum. Aku tidak takut mabuk, namun aku takut akan menghambat pekerjaanku besok. Aku bisa melanggar janji Presdir Hartono untuk Isyana, namun aku tidak akan mengganggu pekerjaan sepenting ini hanya karena keserakahanku.

Viali memegang gelasnya dan menatapku dengan dingin. Kemudian dia mengadahkan kepalanya dan kembali meneguk minuman ini dalam satu tegukan. Kemudian dia menatapku dan berkata," Karena kamu tidak mau meminumnya, aku tidak akan memaksamu lagi. Namun sekarang setiap pertanyaan yang aku tanyakan harus kamu jawab dengan jujur!"

Aku hanya bisa menghela nafas, sambil menganggukan kepala berkata "Baiklah, tanyakan saja. Apa yang aku tahu pasti akan aku jawab, tanyakan sesuka hatimu. Selama tidak menyuruhku untuk minum, semuanya akan aku kerjakan."

Viali tersenyum, pandangan matanya dipenuhi oleh penghinaan.

Namun aku sama sekali tidak peduli. Sebenarnya aku sudah memikirkannya, pertanyaan yang ditanyakan Viali kepadaku pasti akan berhubungan dengan Robi. Aku hanya bisa mengkhianati Robi, siapa yang menyuruhnya menjadi teman baikku?"

Viali menuangkan alkohol ke dalam gelas nya sambil memelototiku dan langsung bertanya "Ugie, mengapa Robi tidak mau kembali ke Beijing?"

Aku tidak perlu memikirkannya dan langsung menjawab "Karena seorang wanita, dia menyukai seorang wanita."

Ketika Viali mendengarnya, dia mengerutkan kening kembali bertanya "Siapa wanita itu?"

Aku segera menggelengkan kepala "Tidak tahu, dia tidak pernah memberitahuku!"

"Tidak mungkin! Kalian adakah dua orang dengan pikiran kotor yang sama dan melakukan hal nakal bersama-sama. Bagaimana mungkin dia tidak mengatakannya kepadamu?"

Viali langsung memarahi kami berdua dengan perkataannya sekaligus. Aku hanya tersenyum pahit dan berkata dengan tanpa daya," Aku benar-benar tidak membohongimu, dia benar-benar tidak pernah memberitahuku siapa nama orang yang disukainya.‘

Walaupun Robi adalah orang yang bisa mengobrol apa saja denganku, namun mengenai wanita ini, dia benar-benar tidak pernah memberitahuku. tentu saja aku juga tidak pernah menanyakan ini kepadanya.

"Kapan dia akan kembali ke Beijing?"

Viali kembali bertanya kepadaku.

Aku pun kembali tersenyum pahit, bagaimana bisa aku mengetahui jawaban pertanyaan ini? Walaupun Robi pernah memberitahuku, beberapa saat lagi dia akan kembali ke Beijing. Namun perkataan yang diucapkan selalu berubah, aku sama sekali tidak bisa mempercayainya. Terutama saat ini Lulu juga menyukainya jika mereka berdua sudah berpacaran, aku merasa Robi tidak akan kembali ke Beijing.

Melihatku yang hanya tersenyum pahit dan tidak berkata apapun. Viali menunjuk gelas di atas meja dan dengan datar berkata "Pilihannya habiskan minuman itu atau menjawab pertanyaan ini!"

Aku hanya bisa menatap Viali dengan tercengang, Tiga gelas alkohol ini setara dengan 700 ml. Namun terlihat dari sikapnya, dia sama sekali tidak terpengaruh. Aku pasti tidak akan meminumnya, aku pun memilih menjawab dan berkata," Dia berkata beberapa bulan lagi, Namun ketika saat itu tiba, aku tidak tahu apakah keputusannya akan berubah."

Viali melihatku tidak berbohong, dia pun mengambil gelas dan meneguknya. Kemudian dia mengambil ceker ayam dengan tangannya dan langsung memakannya.

Pemandangan ini sangat jauh berbeda dengan Viali yang berada di dalam ingatanku. Seorang wanita elegan sepertinya ini ternyata bisa makan langsung menggunakan tangannya. Namun aku tidak bisa tidak mengakui bahwa walaupun dia memegang ceker dan langsung makan dengan tangannya, namun gerakannya masih elegan. Jika dibandingkan denganku bisa dibanding seperti langit dan bumi. Mungkin ini adalah pesona dari seorang wanita cantik, sebuah gerakan yang biasa dalam pandangan seorang lelaki berubah menjadi penuh dengan godaan.

Viali yang meminum alkohol dan memakan ceker seakan membuatnya menjadi lebih mudah untuk didekati. Dia sambil makan sambil menatapku dan berkata "Ayo kita bicarakan dirimu, siapa nama wanita yang kamu sukai itu?"

Aku sedikit ragu. Aku tidak ingin membicarakan ini dengan Viali. Viali melihatku yang tidak berbicara, dia menggunakan dagunya untuk menunjuk ke arah gelas di hadapanku dan berkata "Minum atau menjawab, kamu yang pilih sendiri!"

Aku pun tersenyum dan hanya bisa menjawabnya "Namanya Isyana!"

"Apakah dia cantik?"

Novel Terkait

Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu