Love And Pain, Me And Her - Bab 134 Muncul Masalah Lagi

Berkata sampai sini, Raisa menatapku, sementara aku kaget dan tak bisa berkata apa-apa. Periklanan produk Kimfar yang ditanggung jawab oleh kami hanya satu di antaranya yang sudah disiarkan di stasiun TV kota. Aku yang mengeceknya untuk terakhir kali.

Aku tiba-tiba merasa resah, bagaimana ini bisa terjadi? Aku langsung berkata, "Raisa, aku yang bertanggung jawab atas pengecekan terakhir terhadap iklan produk Kimfar."

Seusai aku bicara, Raisa tersenyum pahit. Tampaknya dia sudah tahu kalau itu adalah tanda tanganku. Isyana menatapku, alis eloknya agak mengernyit, menatapku dengan tatapan yang tampak bingung.

Aku melanjutkan, "Aku telah dengan cermat mengecek iklan ini, baik konten maupun aspek lainnya. Tidak ada tanda pelanggaran."

Segera setelah aku selesai berbicara, komisaris hukum di sebelah Raisa langsung menjawab, "Kami juga telah membaca konten iklan tersebut. Dilihat dari konten saat ini, memang terduga adanya propaganda palsu."

Sambil berkata, dia mengangkat kacamatanya. Kemudian menyalakan laptop dan memutar video. Lalu memutar laptop ke arah kami dan terus berkata, "Kalian lihat dulu."

Aku merasa cemas. Karena Kimfar telah sepenuhnya mengotorisasikan tanggung jawab atas iklan ini kepada Nogo, jika benar muncul masalah. Tidak diragukan lagi akan memberi pukulan besar bagi Nogo.

Kami semua menatap layar komputer. Iklan mulai diputar. Konten persis sama dengan yang kulihat terakhir kali, aku tidak menemukan adanya perbedaan. Ketika videonya hampir habis, komisaris hukum Kimfar berkata, "Kami juga telah melihat iklan ini sebelum dikonfirmasi. Pada saat itu, departemen pemasaran kami juga setuju bahwa kami dapat menyiarkannya di TV. Tetapi di babak belakang iklan, tiba-tiba muncul pengisi suara yang tidak sesuai dengan apa yang telah kami lihat sebelumnya."

Sebelum komisaris hukum selesai bicara, muncul layar lain dalam iklan. Itu adalah logo besar Kimfar, pengisi suara itu adalah suara wanita yang manis, "Hanya butuh tujuh hari untuk perawatan kulit dengan Kimfar, menghilangkan jerawat dan memutihkan. Ingat ya, hanya tujuh hari."

Aku benar-benar bengong! Aku belum pernah melihat adegan ini sebelumnya, aku hanya melihat tiga adegan sebelumnya. Jelas sekali, adegan terakhir ditambahkan sesudahnya. Kalimat hanya butuh tujuh hari menghancurkan keseluruhan iklan ini.

Aku sekilas melihat Nasrudin, dia berdiri di samping sofa dengan secangkir teh di tangannya. Matanya masih tertuju pada layar laptop, tidak melihatku sama sekali.

Aku menghela nafas, memandang Isyana dan menjelaskan kepadanya, "Presdir Mirani, bagian depan iklan ini sama dengan apa yang kulihat sebelumnya. Tapi adegan terakhir ini tidak ditunjukkan staf stasiun TV kepadaku pada saat aku melakukan peninjauan. Jika aku melihatnya, pelanggaran yang jelas seperti ini tidak mungkin aku lewatkan."

Aku tidak bodoh! Permasalahan yang begitu sederhana, bahkan praktisi periklanan junior pun mengerti. Apalagi aku telah berkarir dalam industri ini bertahun-tahun.

Isyana juga menatap layar laptop, tidak mengatakan apa-apa. Sedangkan komisaris hukum di seberang berkata lagi, "Presdir Mirani, Tuan Ugie, Perusahaan Kimfar telah mengotorisasikan semua tanggung jawab iklan produk ini kepada perusahaan kalian. Iklan ini telah disiarkan selama hampir seminggu, sekarang tiba-tiba diberhentikan dan departemen yang relevan masih sedang melalukan penyelidikan. Kejadian ini telah menyebabkan kerugian yang tak terukur bagi Kimfar, baik dalam hal reputasi, penjualan produk, maupun pemasaran di masa depan. Sesuai kontrak yang kita tandatangani, munculnya permasalahan semacam ini dalam pemasaran periklanan, semua tanggung jawab akan sepenuhnya dipikul oleh perusahaan kalian. Kali ini kami datang ke sini hanya untuk memberi tahu perusahaan kalian terlebih dahulu bahwa kami akan mengajukan surat kepada perusahaan kalian dalam waktu dekat, persoalan mengenai kompensasi spesifik akan diberitahukan kepada perusahaan kalian nantinya."

Tangan Isyana agak bergetar. Muncul masalah mendadak semacam ini pada waktu sekarang, orang yang paling cemas, selain aku, pastinya Isyana.

Komisaris hukum Kimfar berlanjut lagi, "Selain itu, aku ingin mengingatkan perusahaan kalian bahwa masih ada dua aspek yang harus diperhatikan kalian. Pertama, menurut Pasal 37 Hukum Periklanan, memanfaatkan iklan untuk menyiarkan informasi palsu tentang produk, selain dihentikan publikasi iklannya, juga harus dikoreksi secara publik dalam rentang waktu yang sesuai untuk menghilangkan dampak dengan jumlah biaya iklan yang sama, dan dikenakan denda antara satu sampai lima kali lipat dari biaya iklan; jika situasinya serius, bisnis iklannya akan diberhentikan secara hukum. Jika terdapat kriminal, tanggung jawab pidana akan dijatuhkan sesuai aturan hukum. Kedua, menurut Undang-Undang Perlindungan Hak Konsumen, semua pengguna yang telah membeli produk ini dapat mengajukan kompensasi tiga kali lipat dari harga yang dibayar."

Kata-kata komisaris hukum membekukan atmosfer ruangan kantor. Isyana mengerutkan kening sejak awal, dia sedang memikirkan strategi menangani masalah ini. Sedangkan Nasrudin dengan santai meminum teh, seolah-olah masalah ini tidak berkaitan dengannya. Lulu dan Raisa menatapku, mereka berdua mengkhawatirkanku. Karena orang yang tanda tangan adalah aku.

Aku berusaha menenangkan diri. Persoalan yang merepotkan dalam masalah ini tidak terletak pada dua poin terakhir yang disebutkan komisaris hukum. Karena masalah kali ini termasuk pemalsuan yang melebih-lebihkan. Bukan iklan palsu. Pengacara selalu seperti ini, mereka selalu suka melebih-lebihkan fakta, kalau tidak, kepentingan mereka tidak bisa ditunjukkan.

Yang paling merepotkan adalah perselisihan dengan Kimfar. Begitu proses kompensasi dijalankan, ini mungkin adalah kompensasi dengan jumlah yang tidak sedikit. Sedangkan sumber permasalahan ini ada padaku.

Isyana berpikir sejenak, dia memandang beberapa orang dari Kimfar dan berkata, "Semuanya, masalah ini, kami Nogo juga akan segera memulai proses investigasi. Mengenai masalah yang disebutkan pengacara ini barusan, aku akan menunjukkan seorang pengacara kami untuk berkomunikasi dengan perusahaan kalian. Tapi tolong beri tahu Tuan Bong Casa untuk tenang saja, alasan utama mengapa Nogo masih bisa bertahan di industri periklanan selama bertahun-tahun adalah karena kami tidak pernah melarikan diri dari tanggung jawab. Ini adalah tanggung jawab kami dan kami pasti akan bertanggung jawab."

Kata-kata Isyana sangat sopan. Tiba-tiba Raisa tersenyum pahit, dia menjawab, "Presdir Mirani, Presdir Bong Casa sedang berada di Shanghai. Dia juga baru tahu masalah ini, jika bisa, aku sarankan kamu untuk berkomunikasi dengannya terlebih dahulu. Jika tidak ada urusan lain, kami pulang dulu."

Kami membawa ketiga orang dari Kimfar sampai ke pintu. Saat berpamitan, Raisa sekilas melirikku. Tatapannya penuh kekhawatiran.

Melihat beberapa orang masuk ke mobil, beberapa dari kami kembali ke kantor. Tidak seperti sebelumnya, kami pergi ke kantor Isyana kali ini.

Novel Terkait

Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu