Love And Pain, Me And Her - Bab 81 Saling Bertentangan

Makanan di ruang makan sudah disajikan, selain beberapa sayuran liar dan binatang buas, yang paling mencolok adalah kepiting berbulu berwarna oren yang ada di tengah meja.

Setelah semua orang duduk, aku membagikan peralatan makan dan sumpit kepada semua orang, begitu aku baru saja mau duduk, Bong Casa menunjuk ke tempat duduk di sebelah Isyana dan berkata, "Ugie, kamu duduk di sini! Aku ingin menanyakan sesuatu padamu."

Aku tersenyum, dan diam-diam berjalan ke posisi di sebelah Isyana.

Begitu aku mendekati Isyana, aroma yang akrab dari tubuhnya segera masuk ke hidungku, tidak tahu mengapa, hatiku mulai gugup, Bong Casa melihatku duduk, dia berkata sambil tersenyum, "Hari ini aku sengaja membawakan anggur beras dari Jepang, kalian semua harus mencobanya, makan kepiting berbulu sambil minum anggur beras, ini sangat jelas merupakan kenikmatan terbesar dalam hidup."

Semua orang menuangkan anggur ke gelasnya masing-masing, lalu meminumnya, setelah itu mulai menggerakkan sumpit.

Rehan duduk di sebelah Raisa, dia pertama-tama mengambil seekor kepiting berbulu, lalu mengupas cangkang kepiting, setelah itu meletakkannya di piring Raisa dan berbisik, "Kamu coba rasakan, ini adalah kepiting yang Bong Casa secara khusus memerintah orang untuk mengangkut dari Laut Jawa melalui angkutan udara, dan sekarang hanya beberapa jam berpisah dari air."

Melihat penampilan Rehan yang sangat peduli dengan Raisa, hatiku sangat sedih, sebelumnya aku yang melakukan semua ini, tetapi sekarang telah diganti menjadi orang lain. Sebaliknya, Bong Casa mengambilkan kepiting berbulu untuk semua orang, dan dia sambil berkata pada Isyana, "Presdir Isyana, apakah PT Nogo mengizinkan karyawan berpacaran dengan sesama rekan kerja?"

Isyana tercengang sejenak, dia tidak mengerti perkataan Bong Casa tersebut, tetapi dia masih berkata, "Kami PT Nogo selalu berpegang pada manajemen manusiawi, jadi berpacaran dengan rekan kerja itu diperbolehkan."

Bong Casa tertawa, dia melirik Rehan dan berkata sambil tersenyum, "Untuk poin ini, kami KIMFAR harus belajar dengan PT Nogo, KIMFAR harus mengubah aturan ini, sebelumnya kami tidak memperbolehkannya, tetapi sekarang demi Rehan, kami juga harus mengubahnya! Apakah itu benar, Pak Rehan? "

Kemudian semua orang baru mengerti bahwa ternyata Bong Casa sedang membicarakan Rehan dan Raisa. Rehan tersenyum setelah mendengarnya, dan Raisa sedikit mengerutkan kening, tetapi dia tidak mengatakan apa-apa.

Perkataan Bong Casa membuat semua orang tertawa, dan aku juga tertawa seperti orang bodoh, tetapi siapa yang tahu bahwa sakit hati seperti apa yang tersembunyi di bawah senyumku!

Aku mengupas cangkang kepiting berbulu, kepiting ini cukup bagus dan penuh dengan lemak, tetapi ketika aku melihatnya, aku tidak memiliki nafsu makan.

Bong Casa sambil mengobrol sambil makan, awalnya dia berbicara tentang gosip, setelah beberapa saat, dia tiba-tiba mengganti topik pembicaraan dan bertanya padaku, “Ugie, setengah bulan telah berlalu, bagaimana dengan proposalnya?"

Ketika Bong Casa datang, dia masih mengatakan bahwa dia tidak akan berbicara tentang pekerjaan, tetapi dia masih saja tidak bisa menahan diri dan menanyakan perkembangan proposal, ketika mendengar Bong Casa bertanya begitu, Isyana juga menatapku.

Ini adalah pertama kalinya Isyana menatapku setelah dia datang ke gunung hari ini, hatiku sedikit panik, aku meletakkan sumpit, menatap Bong Casa dan berkata, "Perkembangannya tidak lancar! Saat ini, kami dibagi menjadi dua kelompok, Raisa dan Amori menganjurkan pengembangan produk baru, sedangkan Lulu dan Dirga menganjurkan untuk menggunakan produk saat ini untuk membuka pasar baru.”

Apa yang aku katakan juga merupakan hasil dari diskusi kami selama beberapa hari terakhir, Bong Casa mengambil telur kepiting dan memakannya, dia mengangguk, "Hasil ini sangat mirip dengan hasil diskusi dari dewan direksi kami sebelumnya, bagaimana dengan pendapatmu?"

Aku mengeluarkan sebatang rokok, dan begitu aku mau menyalakannya, Lulu berkata, "Semua orang sedang makan, kamu tidak boleh merokok."

Gadis kecil ini sudah sangat akrab denganku. dia dulu juga sering mengkritikku karena merokok, tapi bagaimanapun juga, ada begitu banyak direktur-direktur di sini, begitu dia selesai berbicara, dia juga menyadari bahwa dia telah melakukan kesalahan, dan dia dengan cepat menjulurkan lidahnya.

Aku mengangkat bahu dengan tidak berdaya dan menyimpan rokokku, kemudian menatap Bong Casa dan berkata, "Pendapatku saat ini adalah bagaimana menggabungkan dua ide ini, tidak perlu untuk mengembangkan produk baru yang inovatif, tetapi juga bisa membuka pasar dengan produk ini, namun setelah setengah bulan, aku masih belum menemukan cara yang baik "

Setelah aku selesai berbicara, Rehan segera melanjutkan perkataanku, tetapi dia tidak menatapku. Sebenarnya, sejak dia tiba di gunung hari ini, sikapnya sudah seperti ini, seolah-olah aku hanyalah udara di matanya.

Novel Terkait

Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu