Love And Pain, Me And Her - Bab 165 Ada Kamu Di Mimpiku

Isyana menyipitkan matanya memandangku, ekspresi wajahnya menjadi agak rumit.

aku meliriknya dan melanjutkan, "Dia bermimpi di malam hari, pada mimpinya aku berselingkuh, Sehingga di hari berikutnya dia bertengkar denganku, bahkan hingga tidak mengindahkanku sepanjang hari!"

aku mengatakan yang sebenarnya, tetapi Isyana "mencibir", dia menatapku dengan tajam, karena dia berpikir aku sedang menggodanya.

Sama seperti terakhir kali, kali ini aku juga membuat empat sayur dan lauk dan satu macam kuah sup. Sayuran dan daging dikombinasikan, tampilannya cukup menggugah selera. Isyana pun membuka sebotol anggur merah. Pada awalnya aku tidak setuju minum. Karena malam ini aku masih harus melanjutkan pekerjaan. Tetapi Isyana mengatakan bahwa satu orang hanya minum satu gelas saja,aku yang melihatnya dengan pandangan berharap, tidak tega untuk menolaknya.

aku dan Isyana mengobrol sambil makan. Kami berdua sangat gembira, sepertinya ingin menebus semua yang belum bisa kami katakan hari ini. aku menyesap anggur merah itu dan dengan rasa ingin tahu bertanya pada Isyana, "Isyana, apakah vila ini milikmu?"

Saat menyebut vila ini, ekspresi Isyana sedikit berubah. Dia melihat sekeliling dan mengangguk, "Ini milikku. Ini adalah hadiah yang diberikan oleh Ayah dan Ibu

untuk ulang tahunku yang kedelapan belas."

aku pun tersenyum pahit. Kehidupan orang kaya memang berbeda, hadiah ulang tahun mereka adalah sebuah villa. Tapi Isyana tiba-tiba menghela nafas dan dengan perlahan berkata,

"Jika menyuruh aku untuk memilih, aku lebih menginginkan kami satu keluarga bisa bersama dengan gembira seperti dahulu. aku juga tidak ingin villa atau mobil mewah"

aku percaya perkataan Isyana. Karena aku bisa merasakan, Isyana adalah orang yang peduli dengan keluarga. Karena jika melihat berdasarkan kondisinya saat ini, dia tidak mungkin memilih untuk tinggal di rumah tua.

aku yang sedikit penasaran mencoba bertanya kepada Isyana, "Apakah kamu masih tidak berhubungan dengan ayahmu?"

Isyana mengguncang gelas anggurnya dengan lembut, dia melihat anggur di dalam gelas dengan tanpa ekspresi dan berkata dengan ringan, "Dia menghubungiku beberapa hari yang lalu tapi aku tidak menjawabnya. Sebenarnya aku juga ingin menjawabnya, tapi aku tidak tahu, apa yang harus aku katakan kepadanya setelah aku menjawab teleponnya? "

Sambil berkata,Isyana menatapku, "Ugie, kamu sebenarnya tidak tahu. Alasan mengapa aku tidak ingin menghubungi ayahku. Bukan hanya karena dia bersalah terhadap ibuku. Alasan utamanya adalah karena dia menikah lagi dan wanita yang dinikahi itu.... "

Ketika membicarakan hal ini, Isyana menjadi sedikit kesal. Dia menggelengkan kepalanya dengan kuat, mengerutkan kening dan berkata, "Lupakan saja, jangan bicarakan mereka lagi"

Begitu dia selesai berbicara, Isyana menenggak seluruh anggur di dalam gelasnya.

aku tahu bahwa di hati setiap orang, terdapat suatu hal yang paling sensitif, dan tempat yang paling rentan dilukai. Hal paling sensitif bagi Isyana adalah keluarganya. Karena dia tidak ingin mengatakan lebih lanjut, aku pun tidak bertanya lagi.

Yang aku perkirakan hampir sama dengan realitanya, Setelah makan dengan kenyang dan membereskan semuanya waktu menunjukkan sudah pukul sepuluh malam.Walaupun aku agak kelelahan, Namun aku masih mengambil laptop. dan memulai merapikan iklan pada stasiun TV itu.

Isyana memeluk bantal dan bersandar di sofa. Menemani aku dengan tenang. Pemandangan ini adalah kehidupan yang aku ingini. Bisa bersama dengan orang yang dicintai dan hidup dengan tenang, sederhana dan bahagia.

Ada banyak iklan dan aku melihatnya satu per satu. Entah bagaimana, suara napas yang agak berat terdengar di samping aku. Ketika aku menengok, aku pun hanya bisa tersenyum. Isyana sudah tertidur.

Isyana dalam tidurnya sepertinya sedang bermimpi indah. Sudut mulutnya terangkat, Terpancar ekspresi bahagia di wajahnya. aku berdiri dengan perlahan, mengambil selimut dan meletakkannya dengan lembut di atas tubuh Isyana.

Masa-masa indah sepertinya selalu berlalu dengan singkat. Ketika aku sudah menyelesaikan semuanya ternyata sudah jam dua pagi. aku meregangkan pinggang dan menyentuh hidung Isyana dengan lembut. Isyana pun terbangun.

Dia menggosok matanya yang mengantuk, menatapku dengan bingung sambil berkata dengan nada meminta maaf, "Maaf Ugie, aku tertidur"

aku menggelengkan kepala dan sambil tersenyum berkata kepadanya, "Bailah, naiklah tidur ke atas! Pekerjaan aku sudah selesai"

Isyana mengangguk. Dia berdiri dengan malas. Seperti anak yang berperilaku baik, dan dengan patuh mengikuti di belakangku.

Ketika kami berdua bersama-sama naik ke atas dan sampai di depan pintu kamarnya, tiba-tiba hatiku tergerak, aku pun melihat ke arahnya dan dengan sengaja menggodanya, "Isyana, jika takut sendirian, aku bisa pergi menemanimu di dalam"

aku berkata sambil tersenyum nakal. Dalam pikiranku muncul adegan kami berciuman pada siang hari tadi.

Wajah Isyana memerah. Dia menatapku singkat sambil berkata dengan manja, "Ugie, mengapa kamu semakin lama semakin menyebalkan?"

Setelah mengatakan itu, dia mengabaikan aku dan mendorong pintu masuk ke kamar. Tidak seperti terakhir kali di rumah aku, Isyana tidak mengunci pintunya. Pada saat ini, aku benar-benar memiliki keinginan untuk masuk ke dalam namun setelah dipikirkan akhirnya aku menahan diri.

Ketika aku berbaring di kamar tidur, telepon aku berdering, Isyana mengirimi aku pesan teks berkata : "Tidak usah terburu-buru bangun besok pagi, Tidurlah lebih banyak, Mimpi yang indah!"

aku tersenyum dan membalas pesannya, "Ya, ada kamu di dalam mimpiku!"

Ketika aku bangun keesokan harinya, waktu menunjukkan hampir jam sepuluh. aku pun bergegas berkemas dan turun ke lantai bawah, dan Isyana sudah menungguku di bawah. Melihat aku yang sudah bangun, dia tersenyum kepada aku dan berkata, "aku pikir kamu akan tidur sampai tengah hari, tidak menyangka kamu akan bangun sepagi ini."

aku tersenyum. Dan memulai merapikan informasi data yang telah aku siapkan tadi malam. Sambil merapikan aku bertanya, "Isyana, apakah kamu mengenal direktur stasiun TV? Apakah bisa membuat janji dengannya, Ada yang ingin aku bicarakan dengannya"

Presdir sebuah perusahaan periklanan biasanya akan memiliki hubungan yang dekat dengan orang-orang di media. Begitu aku selesai bertanya, Isyana tiba-tiba menghela nafas. Dia mengangkat bahu ke arahku dan berkata dengan tak berdaya, "Aduh ! Awalnya ini adalah hari yang baik, namun begitu membicarakan pekerjaan, semuanya menjadi rusak. aku memang mengenalnya, namun tidak terlalu akrab. aku suruh Lulu menghubungi stasiun TV. Kamu ingin bertemu jam berapa?"

aku mengangguk dan segera berkata, "Semakin cepat semakin baik, paling baik jika sore ini bisa bertemu. Paling lambat tidak bisa melebihi dari besok!"

Bagaimanapun juga waktu yang diberikan KIMFAR kepada kami terbatas dan aku harus menyelesaikannya secepat mungkin. Dalam perjalanan kembali, Lulu membalas telepon Isyana. Berkata bahwa dia sudah membuat janji dengan pihak stasiun tv, dan akan bertemu di kantor stasiun tv pada jam 3:30 sore.

Setiap orang mempunyai dua sisi wajah, seperti Isyana. Dalam perjalanan kembali, kami berdua berbicara sambil tertawa. Tetapi begitu dia memasuki perusahaan, dia segera memulihkan sisinya yang dingin, ekspresi yang serius dan tanpa senyum.

Ketika kembali di departemen penjualan, aku kembali merapikan ulang materi yang dikerjakan tadi malam. Negosiasi kali ini sangat penting bagi Nogo. aku tidak berani membiarkan kesalahan sedikitpun. Setelah semuanya sudah siap, waktu menunjukan sudah lebih dari jam dua siang. aku,Isyana dan Pengacara Lu pergi ke stasiun TV itu bersama-sama.

Novel Terkait

Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu