Love And Pain, Me And Her - Bab 132 Awal Sudah Punya Rencana

Hampir pada saat yang sama, kami melihat ke belakang dan melihat Kalin berdiri di pintu dengan wajah marah, menatap semua orang yang sedang berbicara. Dia berkata dengan marah, "kenapa, tidak butuh kerjaan? Departemen penjualan jadi apa? Jika tidak ada kerjaan, turun kebawah cari klien."

Begitu Kalin marah, semua orang segera kembali ke tempat mereka dengan sungguh-sungguh. Aku baru saja mau duduk, Kalin melihat ke arah aku lagi dan berkata, "Ugie, kamu datang ke kantor aku."

Aku berjalan dengan tidak berkata apa-apa ke kantor Kalin. Ketika melewati kursi Armin, dia menatapku dengan sinis, matanya penuh dengan ejekan. Aku mengabaikannya dan langsung masuk ke kantor Kalin.

Di atas lantai marmer, beberapa pecahan porselen putih belum dibersihkan. Seperti yang dikatakan rekan aku tadi, Kalin menjatuhkan gelasnya.

Melihat aku memasuki pintu, Kalin yang selalu mempesona, juga kehilangan pesonanya yang menawan. Dia menunjuk ke kursi di seberang meja, mengerutkan kening dan berkata, "duduklah."

Setelah aku duduk. Kalin mengambil sebatang rokok dan menyerahkannya kepadaku. Dia juga merokok, tapi itu rokok kurus buat wanita. Aku meletakkan rokok yang diberikannya. Rokoknya terlalu ringan. Aku mengambil rokokku sendiri dan menyalakan satu batang.

Ini adalah pertama kalinya aku melihat Kalin merokok di dalam kantor. Dalam kesanku, cara merokoknya sangat elegan. Tetapi hari ini berbeda. Dia sedikit kesal. Setelah mengisap beberapa kali, dia memadamkan rokok di asbak. Lalu dia mendongak dan berkata kepada aku, "Ugie, hasil pemrosesan kamu sudah keluar."

Aku menghisap sekali rokok, perlahan-lahan mengeluarkannya, mengangguk sedikit, "Yah, aku baru saja mendengarnya dari mereka. Aku hanya tidak tahu apa hasil pemrosesannya."

Begitu aku berbicara, Kalin mencibir. Dia menatapku dan berkata, "hasil pemrosesan? Oh, kamu tidak tahu, aku tidak tahu paham sekali! Aku juga tidak tahu apa yang dipikirkan Presdir Mirani. Mungkin posisi wakil direktur penjualanku tidak berharga di matanya.Orang yang berurusan dengan departemen penjualan tidak memberi tahu aku hasilnya sebelumnya. Ini konyol. "

Kalin sangat tidak puas. Dia berkata, mengambil sebatang rokok lagi dan menyalakannya. Sepertinya kebencian di dalam hatinya belum berakhir. Dia menatapku dan terus berkata, "Beruntung kamu begitu baik dengan Presdir Mirani, dan ingin mengejarnya. Sebenarnya sekarang dia masih harus memproses kamu. Menghukum seseorang sebagai peringatan kepada orang lain? Atau menyingkirkan seseorang begitu orangnya tidak lagi berguna? Aku benar-benar tidak mengerti. "

Mendengarkan ketidakpuasan Kalin dengan Isyana, aku tanpa sadar telah melindungi Isyana. aku menjelaskan, "bagaimanapun juga, perusahaan memiliki peraturan. Jika aku melanggarnya, aku pasti akan dihukum. Itu normal!"

Kalin menatapku dengan kejam, dan kemudian bertanya padaku, "jadi maksudmu aku orang yang suka campuri urusan orang lain?"

Aku langsung tertawa. Melihat Kalin, aku merasa sedikit lebih tersentuh. Dia telah melindungi aku dalam hal ini. Dan dia bahkan mengundurkan diri sebagai tawar-menawar. aku langsung berkata,

"Terima kasih, Kalin. Tapi memang sudah terjadi."

Sebelum aku selesai berbicara, Kalin tiba-tiba memotong aku dengan tidak sabar dan berkata, "Ugie, lebih baik kita semua mengundurkan diri."

Aku tertegun. Sebelum itu, aku selalu berpikir bahwa Kalin mengatakan pengunduran diri hanyalah sebuah tawar-menawar antara dia dan Isyana. Tapi sekarang, dengan tidak terduga dia mengatakan itu padaku. Dia tidak bisa segini cepat untuk ingin mengundurkan diri, kan?

Ketika Kalin melihat aku dan diam, dia langsung berkata, "mari kita pergi ke KIMFAR bersama-sama. Presdir Bong berbicara dengan aku sebelumnya. Direktur departemen penjualan mereka baru saja mengundurkan diri. Itu selalu diambil oleh direktur departemen lain untuk sementara waktu. Jika aku berminat ke sana, dia tidak perlu lagi meminta bantuan headhunter lain lagi. Lagi pula, kemanapun aku pergi, aku tetap jadi bagian penjualan, cuman kelompok penjualan berbeda-beda. "

***Headhunter=orang yang bertugas mencari pekerja dengan keahlian

Aku tidak kepikiran Bong Casa bisa berbicara dengan Kalin, Harus tahu, Kalin jelas salah satu pilar PT. Nogo Internasional sekarang. Selama bertahun-tahun, dia telah mengumpulkan banyak pelanggan besar. Jika dia pergi, PT. Nogo Internasional, yang baru saja mendapatkan kembali kekuatannya, aku khawatir ini akan bertambah buruk.

Kalin melanjutkan, "Aku tahu kamu benci berpisah dengan Presdir Mirani. Presdir Mirani baik, tapi dia masih terlalu muda. Masih ada beberapa kekurangan dalam mengelola perusahaan sebesar ini. Sebenarnya, aku dari awal sudah punya pemikiran untuk meninggalkan pekerjaanku, tapi bagaimanapun juga, aku sudah berada di PT. Nogo Internasional selama tujuh atau delapan tahun. Dari penjualan biasa selangkah demi selangkah hingga sekarang, aku juga pasti sudah punya perasaan pada PT. Nogo Internasional. Jika bukan karena ini, aku khawatir akan sulit bagi aku untuk membuat keputusan. "

Aku bahkan lebih terkejut dengan kata-kata Kalin. Ternyata dia sudah berencana untuk pergi jauh-jauh hari. Aku memang memutuskan untuk berhenti tadi malam, tetapi tidak mungkin bagi aku untuk pergi dengan Kalin. Kalau begitu, aku khawatir Isyana akan salah paham lagi denganku.

Ketika aku sedang berpikir, telepon yang terletak di meja kantor Kalin tiba-tiba saja berdering. Dia segera mengangkat, tidak berkata banyak-banyak, dan menutup telepon lagi. Dia tatap aku dan katakan,

"Liat, inilah yang dilakukan anak muda. Dengan jelas bilang pertemuan ditetapkan di sore hari, dan ini tiba-tiba berubah jadi sekarang. Benar-benar tidak dapat diandalkan."

Dia berkata, dan berdiri, dan mematikan rokoknya, menatapku dan berkata, "ayo pergi, pergi ke rapat. Rapat staf."

Aku mematikan rokok dan dengan tidak berkata apa-apa aku mengikuti Kalin keluar dari kantor.

Ruang konferensi di lantai lima penuh dengan orang. aku menemukan tempat duduk yang ada di sudut dan duduk dengan tenang. Dalam hati aku, aku merasa gelisah karena aku tahu bahwa salah satu topik dalam rapat hari ini berurusan dengan aku.

Sebenarnya sangat lucu jika dipikirkan. Mungkin hanya mengirim email sebenarnya sudah bisa. Namun, mereka ingin mengadakan pertemuan, Ada perasaan dikritik di depan umum seperti saat OSPEK mahasiswa.

Ketika Isyana memasuki pintu, ruang rapat, yang sebelumnya masih berisik, menjadi sunyi seketika. Dia duduk di kursinya sendiri, di sebelahnya duduk dua wakil presiden. Franda dari departemen sumber daya manusia juga duduk satu baris dengan mereka.

Di awal pertemuan, Isyana tidak berbicara omong kosong. Dia berkata langsung kepada Franda yang disampingnya, "direktur Franda, mari kita umumkan keputusan itu terlebih dahulu."

Franda mengangguk. Dia melihat sekeliling kerumunan dan mulai berkata, "aku akan mengumumkan keputusan disipliner terlebih dahulu. Ini tentang Ugie, rekan departemen penjualan dan penanganan yang tidak patut setelah perselisihan dengan pelanggan, dan dikeluhkan oleh pelanggan."

Franda mulai menceritakan seluruh masalahnya. Aku duduk di belakang dan mendengarkan dengan teliti. Apa yang dia katakan cukup objektif. Setidaknya dalam hal kata-kata, itu jauh lebih akurat daripada di kantor Isyana. Dan banyak rekan menatap aku, dan banyak dari mereka yang bersimpati kepada aku. Beginilah cara pihak kedua bekerja, pelanggan adalah Tuan dan Tuhan. Hampir semua dari kita memiliki pengalaman kesulitan menghadapi pelanggan. Itu adalah pengalaman yang sama, semua orang merasa simpati padaku.

Novel Terkait

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu