Love And Pain, Me And Her - Bab 34 Menganggapnya Nyata

Isyana sangat mementingkan penawaran ini. Dia secara khusus memanggil beberapa Presdir perusahaan untuk hadir dalam pertemuan itu. Sebagai seorang Presdir marketing, Kalin juga ada disana.

Sebenarnya, ini juga cukup sulit untuk Isyana. Sekarang perusahaan sedang dalam masalah, jika penawaran ini berhasil, setidaknya ini dapat memberikan sedikit ketenangan bagi perusahaan. Oleh karena itu, dia sangat mementingkan penawaran ini.

Tiancheng Food, tim mereka yang datang relatif lebih sedikit. Mereka dipimpin oleh Sutan dengan total empat orang. Asisten Sutan, Jokowi juga merupakan salah satu dari keempat orang itu.

Harus diakui bahwa sekarang aku dan Sutan sangat menjaga jarak. Ketika dia muncul dengan mengenakan jasnya, Presdir Mirani dan beberapa orang lainnya segera menyampirinya. Sekarang, dia adalah tamu Nogo. Sedangkan aku hanyalah seorang sales di Nogo.

Ketika Sutan masuk, dia juga tidak menatapku. Dia berbicara sambil tertawa dengan Isyana, seolah-olah seperti teman yang sudah lama kenal. Sedangkan Jokowi melirikku dan tersenyum padaku.

Sutan duduk di kursi di belakang meja rapat. Dia duduk berhadapan dengan Isyana. Pengaturan tempat duduk ini juga menunjukkan bahwa Nogo sangat menghargai Sutan.

Kedua pihak saling bertukar salam. Isyana memimpin dengan mengatakan : “ Presdir Sutan, berdasarkan sampel dan berbagai bahan yang diajukan oleh perusahaan anda, perusahaan kami secara khusus mengorganisir sebuah kelompok perencanaan. Amori, manager departemen perencanaan kami yang bertanggung jawab atas struktur perencanaan ini. Kami telah membuat struktur perencanaan pemasaran yang terperinci untuk perusahaan anda. Selanjutnya, Amori yang akan menjelaskannya secara lebih terperinci. ”

Sutan menatap Amori dan ini menandakan isyarat silahkan. Setiap tindakannya sangat menunjukkan sikap seorang pembisnis.

Amori berdiri dan mengangguk ke pihak lain. Lalu, dia memegang remote control dan mulai menjelaskan struktur perencanaannya di proyektor.

Pantas saja Amori adalah seorang manager di departemen perencanaan. Keterampilan dasarnya sangat solid, terutama dalam analisis pasar dan analisis produk. Dia melakukan pekerjaannya dengan sangat baik.

Meskipun sekarang aku adalah seorang salesman, tetapi aku selalu tertarik dengan hal perencanaan seperti ini. Ketika Amori menjelaskan, aku mendengarkannya dengan seksama.

biasanya, Amori tidak banyak bicara. Tetapi ketika dia sedang membahas tentang perencanaan, dirinya tampak sangat percaya diri. Dia berdiri di depan dan berbicara dengan penuh semangat dan keyakinan.

Ketika membicarakan tentang strategi periklanan, dia memperlambat kecepatan berbicaranya dan berkata dengan lebih hati-hati : “ Mengenai saluran media air mineral Aquos kita, aku telah mempertimbangkan beberapa hal. Yang pertama adalah stasiun televisi, karena posisi produk kita adalah pasar low-end. Jadi, aku menyarankan untuk disiarkan di beberapa program kesehatan. Karena biaya iklannyarendah, dan ini juga dapat menghemat uang dan meningkatkan investasi saluran lain. Kedua yaitu internet. Pendapatku adalah kita harus memperbesar jangkauannya. Bagaimanapun juga, sekarang lebih banyak netizen lebih memilih internet daripada menonton televisi. Saluran lain, seperti surat kabar dan majalah juga harus diluncurkan. Dan juga layar elektronik di pusat pembelanjaan dan promosi. ”

Mendengarkan perkataannya, aku sedikit mengerutkan kening. Sebenarnya tidak ada yang salah dari perkataan Amori, tetapi jika dipertimbangkan dengan cermat, perencanaannya ini sama sekali tidak cocok untuk produk baru yang baru saja diluncurkan.

Ketika Amori mengatakan ini, dia juga sambil melihat reaksi Sutan. Tetapi Sutan hanya melihat proyektor tanpa ekspresi dan kemudian melihat struktur perencanaan yang ada ditangannya. Tidak ada yang bisa melihat apa yang sedang dipikirkannya.

Amori melihat bahwa dia tidak mendapatkan respon dari pihak lain ketika dia sedang menjelaskan. Sehingga dia pun sedikit kebingungan.

Kemudian Amori melanjutkan : “ Mengenai iklan di televisi dan media cetak, aku juga telah membuat slogannya. Yang di televisi adalah “ Yang terbaik adalah seperti air, air mineral Aquos ”. Slogan media cetak adalah “ air mineral Aquos, minumlah yang sedang trendy”.

Ketika Amori mengatakan itu, Sutan meletakkan struktur perencanaan yang ada di tangannya di atas meja rapat. Lalu dia berbalik untuk melihat ke luar jendela dan tidak mengatakan apa-apa.

Siapapun dapat merasa bahwa Sutan tidak puas dengan kedua iklan ini. Tetapi ini bukanlah masalah besar, slogan masih bisa diubah.

Sepertinya ini adalah pertama kalinya Amori bertemu dengan pelanggan seperti ini. Dia menatap Isyana dengan gelisah. Isyana hanya sedikit mengangguk padanya, memberitahunya untuk tidak panik dan tetap melanjutkan.

Amori jelas tidak bisa menahannya, dirinya merasa tertekan. Dia dengan perlahan berkata : “ Inilah yang aku rencanakan untuk iklan di televisi dan media cetak. Iklan pertama di televisi akan dilakukan di hutan. ”

Sebelum Amori selesai berbicara, Jokowi langsung memotong pembicaraannya dengan berkata : “ Pak Amori, kamu tidak perlu menjelaskannya lagi. Kami memiliki semua salinannya di tangan kami. Tempat yang kamu pilih ada tiga, yang pertama adalah hutan, kedua adalah lapangan olahraga dan satu lagi adalah bengkel. Jika aku tidak salah, beberapa tempat ini pernah muncul di iklan. Yang aku khawatirkan sekarang adalah jika adegan ini disiarkan di televisi, mungkin kita akan dimarahi karena telah menyalin karya mereka. Ini sangat berbahaya untuk produk baru. Yang lebih berbahaya adalah kita bisa dituntut karena masalah ini. ”

Tidak ada yang menyangka bahwa Jokowi yang akan mengajukan pernyataan terlebih dahulu. Dia hanyalah seorang asisten. Sedangkan Sutan masih tidak berbicara. Dia hanya menundukkan kepalanya dan memainkan pena di tangannya, seolah-olah semua ini tidak ada hubungannya dengan dia.

Ekspresi wajah Isyana berubah. Dan Amori merasa sedikit canggung dan kemudian dia melanjutkan : “ Asisten Mori, tiga tempat ini sebenarnya.. ”

Perkataan Amori dipotong lagi. Dan yang memotong pembicaraannya kali ini adalah Sutan. Dia menatap Isyana yang berada di sebrangnya sambil tersenyum dan berkata : “ Presdir Mirani, apakah kamu tahu apa yang dulu pernah aku lakukan? ”

Isyana menatap Sutan sambil tersenyum, lalu menggelengkan kepalanya dan berkata : “ aku tidak tahu apa yang dilakukan Presdir Sutan sebelumnya. ”

Sutan tersenyum dan memandang Isyana, lalu berkata : “ Dulu aku adalah seorang marketing, dan aku juga pernah melakukan struktur perencanaan sebelumnya. ”

Arti dari perkataan Sutan sangat jelas. Dia tidak puas dengan perencanaan Amori, jadi dia sengaja mengatakan bahwa dia pernah melakukan pekerjaan itu sebelumnya. Yang berarti dia juga ahli dalam hal itu. ”

Isyana merasa sedikit malu dan kemudian dia segara menanggapinya dengan berkata : “ Presdir Sutan, bagian mana dari rencana ini yang tidak memuaskan harap dicantumkan. Kami dapat memperbaikinya. ”

Sutan tersenyum dan tidak menjawab pertanyaan Isyana. Tetapi dia langsung bertanya kepada Isyana : “ Presdir Mirani, aku ingin menanyakan satu hal. Apakah perencanaan ini mewakili tingkat kualitas perusahaan anda? ”

Nada bicara Sutan terdengar penuh provokasi. Tetapi dia merupakan perusahaan tingkat atas, jadi seberapa keterlaluan perkataannya pun, kita tetap harus menahannya.

Tetapi sepertinya aku mulai mengerti. Beberapa hari lalu ketika kami sedang berbicara, dia mengatakan bahwa dia ingin diriku membuat perubahan besar di Nogo. Aku khawatir selanjutnya dia akan melakukan sesuatu terhadapku.

Aku merasa khawatir. Jika pada awalnya Sutan meminta perusahaan untuk membiarkan aku yang menangani perencanaan ini, mungkin aku akan setuju. Tetapi sekarang, Amori telah melakukannya. Dan Sutan mempermalukan Amori di depan umum.

Selanjutnya, jika dia memberikan penawaran ini padaku, haruskah aku menerimanya atau tidak? Jika aku tidak menerima, maka kita akan kehilangan penawaran ini. Jika aku menerimanya, aku jelas menyinggung Amori ! Dan juga, jika orang-orang di perusahaan mengetahui hubunganku dengan Sutan, mereka pasti akan tidak akan puas dengan perencanaanku. Terutama Amori, dia pasti akan membenciku. Lagipula, Sutan telah membuat Amori menjadi korban.

Aku sangat dilemma dengan kedua pilihan ini.

Novel Terkait

Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu