Love And Pain, Me And Her - Bab 593 (2) Rumah Sewaan Kami Pada Dulunya

Aku memperhatikan waktu dan berkata "Eddy, hari ini tidak bisa. Aku masih ada perlu. Tetapi kamu kasih tahu ayahmu, paling telat besok, aku mau bertemu dengan kalian berdua. Aku ada urusan penting yang mau mencari kalian, kamu harus sampaikan secara langsung kepada ayahmu, mengerti ?”

Eddy langsung menyetujui permintaanku. Meskipun aku hanya basa basi beberapa kalimat saja dengan Eddy, namun tetap dapat merasakan dengan jelas, sekarang budak ini sudah semakin dewasa.

Setelah memarkirkan mobil, aku masuk ke dalam kawasan perumahan yang pernah aku tinggali selama tujuh tahun. Aku bahkan masih sangat menghafal dengan semua tanaman di tempat ini. Awalnya aku mengira sejak kepergianku pada saat itu, aku tidak akan pernah kembali lagi ke tempat ini. Namun hidup adalah sebuah perputaran, sehingga aku kembali menginjak lagi ke tempat ini.

Dikarenakan sebelumnya aku telah menghubungi pemilik rumah, dia memberitahuku kalau rumah tersebut telah disewakan ke orang lain. Aku mengetuk pintu rumah, setelah itu seorang pria muda datang membuka pintu, dia menatapku dengan tatapan kaget dan bertanya "Kamu cari siapa ?”

Pria ini sangat muda, kelihatannya baru saja tamat kuliah. Aku masih belum sempat berbicara, sudah mendengar suara seorang wanita yang muncul dari dalam "Yahya, siapa ya ?”

“Oh, tidak apa-apa, aku sedang tanya ….”

Pria muda tersebut menjawab. Tidak perlu menebak lagi, pria muda di hadapanku ini pasti sama seperti diriku yang sebelumnya. Sepertinya juga baru saja tamat kuliah, lalu sewa di rumah ini bersama pacarnya. Aku seolah-olah melihat diriku pada dulunya apabila menatap pria muda tersebut. Meskipun saat itu sangat miskin, namun kami sangat bahagia. Sementara pada saat ini, meskipun aku memiliki kekayaan ratusan miliar, namun masalah yang menyedihkan malahan terus menimpa.

Pada saat aku sedang terbengong, pria muda bertanya lagi "Tuan, ada perlu ?”

Aku tersenyum kepada pria muda dan berkata "Aku mantan penyewa rumah ini, aku boleh masuk dan lihat sebentar ?”

Mungkin saja dikarenakan penampilanku tidak persis seperti orang jahat, sehingga meskipun pria muda tersebut ragu sejenak, dia tetap mengizinkan aku masuk ke rumahnya. Perabot di rumah ini tetap saja sama seperti sebelumnya. Pada saat pindah keluar dari rumah tersebut, tempat ini sangat berantakan. Sementara pada saat ini, tempat tersebut sudah dibereskan hingga bersih dan rapi.

Seorang gadis muda keluar dari dapur, dia menatapku dengan reaksi yang kaget, kemudian balik menatap pacarnya. Tatapan matanya seolah-olah sedang bertanya tentang identitasku yang sebagai tamu mendadak.

Aku melirik sekilas dan lanjut berkata "Maaf, hari ini mengganggu kalian. Aku boleh tahu berapa harga menyewa rumah ini ?”

Pria muda menatapku dengan tatapan penasaran, namun dia tetap saja menjawab pertanyaanku "Sewa tahunan, satu tahun lima puluh enam juta …..”

Aku mengangguk sekilas. Harga sewanya lebih mahal enam belas juta daripada saat aku menyewa. Tentu saja sudah lebih murah dibandingkan yang disewa oleh Isyana. Tentu saja saat itu Isyana juga hanya demi merajuk kepadaku. Setelah berpikir kembali, banyak juga cerita yang terjadi di rumah ini, cerita yang mengenai Raisa, mengenai Isyana dan juga mengenai aku sendiri.

Aku menatap pria muda dan berkata dengan terus terang "Aku ingin menyewa rumah ini pada kalian ….”

Aku masih belum selesai berbicara, pria muda langsung menggeleng kepala dan berkata "Tidak boleh, tidak boleh ! Kami juga baru menyewa rumah ini, semua susunan barang di rumah ini, pacarku sudah menyusun dengan susah payah ….”

Aku tertawa. Reaksi dirinya yang begitu polos, sama seperti diriku pada tahun itu. “Aku membayar seratus juta pada kalian, seandainya kalian setuju, aku sekarang langsung membayar uang muka empat puluh juta kepadamu. Besok ketika pindah, aku baru membayar enam puluh juta lagi kepadamu …..”

Pria muda terbengong sejenak. Dia bertatapan dengan pacarnya, matanya mengandung tatapan kaget dan juga bingung.

“Kalian diskusi saja dulu ….”

Aku berkata lagi. Pria muda menatap pacarnya, kemudian mereka masuk ke dapur dan berbisik sejenak, setelah itu baru keluar dari dapur. Pria muda langsung bertanya padaku "Tuan, kalau dengan harga yang kamu tawarkan pada barusan, kami boleh saja menyewakan ke kamu. Tetapi kami berdua merasa aneh, di kawasan perumahan ini banyak sekali rumah dengan harga kisaran lima enam puluh juta, mengapa kamu malahan mau menyewa rumah ini dengan harga yang begitu tinggi ?”

Aku menatap pasangan kekasih di hadapanku, kemudian tersenyum, lalu mengeluh nafas dan berkata dengan perlahan-lahan "Karena rumah ini telah menyaksikan masa mudaku dan juga menyaksikan cintaku yang dulu !”

Pria muda langsung bertanya lagi "Hanya demi mengenang masa lalu ?”

Aku tersenyum dan mengangguk "Anggap saja seperti itu !”

Setelah mendapatkan jawaban, pria muda menerbitkan sebuah kontrak dengan hati yang gembira. Pada saat memberikan kontrak kepadaku, aku sama sekali tidak melihat dan hanya menandatangani di atas kontrak. Pada saat aku menulis namaku di atas kertas, pria muda tiba-tiba bertanya dengan nada tinggi "Kamu Ugie ? Ugie yang pemilik Cantique itu ?”

Aku benar-benar sedikit kaget, rupanya dia bahkan pernah mendengar namaku. Dia menatap pacarnya yang sedang tersenyum dengan wajah yang sangat semangat, kemudian lanjut berkata dengan nada tinggi "Pak Ugie, anda adalah senior aku, juga idola aku ! Kita satu kampus, aku tahun ini baru saja tamat kuliah, aku juga belajar bisnis. Anda tidak tahu, kisah anda masih terus menyebar di jurusan kami. Apalagi sejak kamu bergabung dengan Cantique dan prestasi bisnis yang kamu capai, dosen sudah menceritakan kepada kami. Pacarku juga pelanggan setia di Cantique. Bisa bertemu dengan anda, aku benar-benar senang sekali ….”

Aku tersenyum sekilas, aku sama sekali tidak menyangka kalau diriku bahkan memiliki pengaruh yang begitu besar. Sebenarnya juga masuk akal, bagaimanapun prestasi di Cantique juga menimbulkan pengaruh yang lumayan besar dalam dunia jaringan sosial. Berbagai media pernah memberitakan hal tersebut, bahkan di Trans TV juga ada penayangan khusus.

Aku masih saja belum berbicara, pria muda sudah merebut kontrak, lalu buru-buru berkata "Pak Ugie, bukan, senior. Aku tidak boleh mengambil untung darimu, aku sewa dengan harga berapa, aku juga akan menyewakan dengan harga seperti itu. Aku besok langsung mencari rumah dan pindah ….”

Pria muda sangat ramah dan jujur, namun aku malahan tersenyum dan menggeleng kepala, kemudian mengambil kontrak dan berada di tangannya, setelah itu aku menatapnya dan berkata dengan nada ramah “Anak muda, kamu harus ingat ! Baik di dunia bisnis tradisional maupun zaman jaringan sosial, integritas adalah modal yang mempertahankan bisnis, kalau begitu apa yang bisa mewakili integritas ?”

Setelah itu aku mengangkat kontrak di tanganku, lalu menatapnya dan berkata "Kontrak ! Seandainya sudah menandatangani kontrak, kita harus bertindak sesuai isi yang tertera di kontrak ! Tidak boleh karena aku adalah senior kamu, kamu sudah melanggar perjanjiannya. Mengerti ?”

Aku menjelaskannya dengan perlahan-lahan, bagaikan yang telah diajarkan oleh Bong Casa padaku di tahun itu. Reaksi pria muda sedikit serius setelah mendengar didikanku, kemudian dia menatapku dan mengangguk dengan serius.

Setelah selesai berkata, aku mengeluarkan uang empat puluh juta dan menyerahkan kepada pria muda. Setelah selesai mengurus semuanya, mereka berdua mengantarku hingga ke lantai bawah. Aku duduk di dalam mobil dan melihat mereka berdua yang sedang tersenyum dan melambaikan tangan kepadaku, dalam seketika itu aku bahkan sedikit bengong, seolah-olah pasangan kekasih yang berdiri di luar jendela adalah diriku pada dulunya dan juga Raisa pada dulunya.

Setelah pulang ke rumah, aku mendorong pintu kamar tidur dengan gerakan ringan. Saat ini Raisa telah bangun, namun ketika melihat kedatanganku, dia langsung menoleh kepalanya ke sisi lain. Aku mengetahui kalau Raisa sedang diam-diam menangis. Sementara semua ini, dia tidak ingin membiarkan aku melihatnya.

Aku berjalan menghampiri dan duduk di samping kasur. Aku menarik tangan Raisa dan baru saja ingin menghiburnya, Raisa tiba-tiba menoleh kepala ke arahku, kemudian menatapku dan bertanya "Ugie, apakah aku terlalu egois ya ? Seharusnya aku tidak boleh mengabaikan perasaan Isyana …..”

Novel Terkait

The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu