Love And Pain, Me And Her - Bab 236 Seorang Jenius

Melihat aku tersenyum pahit dan tidak berbicara. Viali masih menatapku dengan wajah serius, dan terus berkata, "Ugie, meskipun kamu bersama Robi merupakan teman baik. Tetapi kurasa kamu mungkin tidak begitu mengenalnya, jadi aku ingin berbicara denganmu tentang beberapa hal."

Aku percaya Viali mengatakan demikian, karena aku dan Robi hanya mengenal satu sama lain pada saat perguruan tinggi.

Aku meminum satu teguk air dan mengangguk, "Silakan katakan".

Jika Viali bukan sepupu Robi, aku benar-benar tidak ingin berbicara dengannya. Meskipun dia sangat cantik, tetapi kecantikan dia membuat orang merasa ingin menjauhinya.

Ketika membahas tentang Robi, ekspresi Viali sedikit ramah, dia perlahan berkata, "Robi adalah anak tunggal dalam keluarga. Sejak lahir, dia sudah menjadi anak kesayangan bibi dan paman. Pada saat kecil, Robi sangat nakal, tetapi dia juga sangat cerdas. Bahkan setelah sekian tahun berlalu aku telah melihat para elit di semua lapisan masyarakat, aku tetap merasa Robi tidak kalah dengan mereka".

Sambil berbicara, Viali mengambil kopi dan menyesapnya. Umur Viali lebih besar beberapa tahun dari Robi. Tetapi dia mengatakan kata-kata ini seperti orangtuanya.

Namun, aku juga mengakui bahwa Robi sangat pintar, terdapat banyak hal yang dia lihat langsung mengetahuinya. Di perguruan tinggi, dia adalah salah satu di antara kami yang paling banyak bolos belajar. Tetapi ketika ujian, dia tidak hanya lulus, tetapi juga mendapat beasiswa.

Viali melanjutkan, "Di masa sekolah menengah pertama, pada saat belajar pelatihan berpikir, guru mengajar semua orang untuk memainkan permainan dengan tangan kiri menggambar lingkaran dan tangan kanan untuk menggambar petak, tetapi Robi justru bermain sesuatu yang lain di bangku, tidak ingin belajar sama sekali. Kemudian demi merangsangnya, guru sengaja menunjuk dia mempraktekkan di depan papan tulis, berharap dia dapat memperbaiki sikapnya. Tetapi perbuatan Robi mengejutkan semua orang. Dia ternyata menulis huruf abjad di sebelah kiri dan huruf Mandarin di sebelah kanan di atas papan tulis, kemudian dia juga menyanyikan lagu the evening of the moswow ouskirts versi Rusia".

Omong-omong, Viali tersenyum bahagia, dan aku juga tertawa dengannya. Robi bisa dikatakan tanpa berlebihan dia adalah seorang jenius.

Hari ini pertama kalinya aku melihat Viali tersenyum, senyumannya cukup indah.

Tetapi selanjutnya Viali kembali semula dan terus berkata wajah datar tanpa ekspresi, "Tapi selama beberapa tahun ini, bibi dan paman sangat sibuk dengan bisnisnya sehingga tidak terlalu perhatian terhadap Robi. Karena demikian, menjadikan sifatnya yang tidak disiplin. Hingga pada saat SMA, keluarga telah menyadari masalahnya, tetapi sayangnya sudah terlambat. Pada saat itu, Robi dan keluarga pernah bertengkar beberapa kali karena ketidakdisplinanya. Pada saat itu, dia bersikeras mengira bahwa bibi dan paman hanya mementingkan uang, dan sama sekali tidak peduli terhadapnya. Untuk membebaskan diri dari kendali keluarganya, Robi sebenarnya dapat mengambil universitas mana pun di Beijing. Tetapi dia justru mengisi pilihan sukarela di provinsi lain. Kali ini, dia tidak ingin kembali ke Beijing lagi."

Viali berkata dengan tatapan khawatir di matanya. Dia terus berkata dengan pelan, "Umur bibi dan Paman semakin tua sekarang dan kesehatannya semakin memburuk dari sebelumnya. Bisnis keluarga selalu dikelola oleh mereka berdua. Oleh karena itu, mereka sangat berharap Robi dapat kembali ke sisi mereka. Ini merupakan alasan mengapa aku terus meminta bantuan kepadamu".

Setelah membahas mengenai orang tua, bayangan orangtuaku segera muncul di pikiran. Hatiku terasa masam, mereka seperti orang tua Robi, yang berharap anak-anak mereka dapat memiliki kehidupan yang stabil dan bahagia. Tetapi apa yang kami lakukan? seperti tanaman lemna yang tidak ada akar, selalu mengambang.

Karena Viali membahas tentang orang tua, aku juga mengubah pikiranku yang sebelumnya. Aku mengangguk dan berkata, "Presdir Via , aku tidak yakin apakah Robi akan mendengarkan perkataanku. Tetapi aku akan mencoba membujuknya dan berusaha untuk menyuruhnya untuk pulang secepatnya."

Bahkan, aku juga mengetahui bahwa alasan utama mengapa Robi tidak ingin kembali ke Beijing adalah karena dia menyukai seorang gadis. Namun dia juga mengatakan bahwa gadis ini sudah memiliki pacar. Dibandingkan dengan cinta keluarga, terkadang cinta ilusi itu tidak terlalu penting.

Aku mengira Viali sangat puas dengan jawabanku. Tetapi tidak terduga, Viali menatapku dan berkata dengan serius, "Ugie, aku tidak ingin kamu hanya berusaha membujuknya, tetapi kamu harus membuatnya kembali!"

Ini seperti sebuah perintah, tanpa nada bertanya.

Menghadapi Viali yang sombong ini, seketika aku merasa sangat gelisah. Bisakah berhasil membujuk Robi merupakan sesuatu yang tidak pasti, tetapi dia bahkan menyuruhku harus berhasil!.

Aku merasa tidak senang, tetapi aku belum menjawabnya. Tiba-tiba asistennya segera berjalan kemari dan berbisik di telinganya, "Presdir Via , Jason dari Amerika Serikat baru saja mengirim email, ia bertanya kepada kita apakah proyek itu merupakan investor utama."

Aku terdiam! Tengah malam begini, Viali masih begitu sibuk.

Aku berdiri, menatap Viali , dan berkata dengan sedikit tidak puas, "Presdir Via , aku telah mengatakan, aku akan mencoba berbicara dengan Robi. Tetapi jika kamu mengatakan harus, aku tidak bisa melakukannya! Melihat kamu begitu sibuk, aku tidak mengganggumu lagi. Aku pulang tidur dulu, kamu melanjutkan kesibukanmu. "

Setelah itu, aku sedikit mengangguk. Berbalik Keluar dari kafe.

Kali ini, Viali tidak memanggilku lagi. Tetapi aku mendengar dengan jelas bahwa dia mulai mengatur pekerjaan unruk asistennya di kafe. Aku tersenyum pahit, Viali orangnya seperti apa? Wanita karir? Atau sebuah mesin yang hanya bisa bekerja?.

Lokasi negosiasi dengan CB, bukan berada di perusahaan CB. Tetapi berada di ruangan rapat hotel tempat kami berada.

Sebelumnya aku berpikir bahwa Pak Milu, Presdir CB cabang China yang Isyani Mirani katakan itu merupakan orang asing, tetapi setelah melihat, ternyata merupakan orang asing palsu. Dia benar-benar memiliki wajah umat China, bahasa Mandarinnya lebih tepat daripada aku. Di antara kata-katanya, terkadang terdapat beberapa bahasa gaul negara utara. Dia tumbuh tinggi dan kuat, dan memiliki temperamen orang sukses.

Setelah kedua tamu utama telah duduk. Pertama-tama Isyani Mirani memperkenalkan perwakilan dari PT.Nogo Indonesia yang terlibat dalam negosiasi. Kemudian, dia memperkenalkan kondisi PT.Nogo sekarang, dan kepercayaan kerjasama PT.Nogo dan CB, serta rencana spesifik setelah kerjasama. Ini semua merupakan materi yang dipersiapkan Amori kepada Isyana terlebih dahulu, dan Isyani berbicara secara terbuka. Pihak lain juga mendengarkan dengan sangat serius.

Semuanya berjalan dengan lancar. Setelah Isyana selesai menjelaskan, Pak Milu dari CB melanjutkan, "Kami juga memiliki pemahaman terperinci tentang kondisi PT.Nogo. Meskipun PT.Nogo bukan merupakan perusahaan pemasaran periklanan paling kuat di seluruh China. Tetapi Nogo juga memiliki kekuatan pemasaran yang tidak dimiliki oleh perusahaan periklanan lain. Video iklan online kali ini, Nogo melakukan pekerjaan yang sangat baik, membuka awal pemasaran yang baik bagi kami CB untuk memasuki pasar Cina. Inilah alasan utama mengapa CB memilih untuk bekerja sama dengan PT.Nogo diantara begitu banyak perusahaan periklanan".

Novel Terkait

The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu