Love And Pain, Me And Her - Bab 316 Ke Amerika

Bersama Isyana keluar dari perusahaan. Kami berdua langsung pergi ke Bagian Investigasi Ekonomi Biro Kota untuk melaporkan kasus ini. Setelah polisi memahami detailnya, sudah pukul lima sore.

Setelah keluar dari Biro Kota, Isyana mengeluarkan hp, menelepon pamannya. Begitu terhubung, Isyana bertanya, “Paman, kamu dimana? Aku ada hal mendesak mencarimu!”

Aku tidak mendengar apa yang dikatakan pamannya. Melihat Isyana menjawab dan langsung mematikan telepon. Kami berdua naik ke mobil, Isyana menyetir sambil berkata, “Kita pergi ke Djarum Grup, paman belum pulang.”

Aku menganggukkan kepala.

Sepanjang perjalanan, Isyana menyetir dengan cepat. Tidak lama, Lexus berhenti di tempat parkir yang luas.

Meskipun aku tidak pernah datang ke Djarum Grup, tapi berulang kali melewati jalan ini. Jadi cukup familiar dengan lingkungan sekitar. Gedung Djarum Grup terdiri dari banyak bangunan modis. Daerah ini sangat luas dan penghijauannya juga sangat bagus. Meskipun di musim dingin, pohon pinus dan cemara yang ada di depan pintu tetap hijau, dan memberikan perasaan bersemangat.

Aku dan Isyana berjalan di bawah ukiran yang besar. Gambar ini diukir dengan seekor elang yang melebarkan sayapnya, di bawah cakar tajam elang itu ada bola kristal yang seperti bumi. Di sebelah kiri ada logo besar bertuliskan “Djarum Grup”.

Ketika sampai di sini, Isyana menatap gedung ini. Dia tidak berjalan lagi. Mengeluarkan hp, menelepon pamannya. Memberitahunya, dirinya menunggu dia di bawah.

Meskipun aku tidak tahu detail kejadian, tapi begitu sampai di depan pintu Isyana menolak untuk naik, aku tebak, ini pasti ada hubungannya dengan keluarganya. Hanya saja aku tidak enak bertanya kepadanya.

Paman Isyana bernama Sinarmas Mirani, memiliki nama yang mirip dengan ayah Isyana. Yang satu Djarum Mirani dan satu lagi Sinar. benar-benar sangat luar biasa.

Kita berdua menunggu sebentar, dan melihat Sinar yang kurus berjalan keluar. Begitu melihat kami, Sinar segera menyapa dengan melemparkan senyum dan menganggukkan kepala. Selanjutnya tersenyum dan berkata kepada Isyana, “Isyana, sudah sampai di rumah sendiri. Kenapa tidak naik?”

Isyana tersenyum pahit menggelengkan kepala. Tidak menunggu dia menjawab, Sinar berkata, “Di luar terlalu dingin, mari mengobrol di cafe sebelah saja.”

Dia tidak mempedulikan kami setuju atau tidak. Langsung berbalik pergi ke cafe sebelah.

Kafe ini sangat mewah. Karena di jam pulang kerja, banyak wartawan seperti Jane yang makan di sini. Begitu kami masuk, ada orang yang menyapa Sinar.Terlihat jelas, mereka sangat menghormati Sinar.

Lalu ,emesan tiga cangkir kopi. Sinar tersenyum dan berkata dengan santai, “Isyana, ada hal apa mencariku? Apakah ingin memberitahu paman, kamu akan menikah?”

Sinar mengatakannya, sambil mengalihkan tatapan padaku. Tatapannya penuh kasih sayang, bisa dirasakan hubungannya dengan Isyana sangat baik.

Dan Isyana masih mengerutkan kening. Dia tidak peduli dengan lelucon Sinar, dan langsung berkata, “Paman, Pak Milu hilang. Cb itu penipu.”

Sinar baru menyesap segelas kopi. Dia belum sempat menelannya, Isyana sudah mengatakan sesuatu yang hampir membuatnya memuntahkan kopi itu. Dia segera meletakkan gelas kopi, mengambil tisu, dan mengelap bibirnya. Tersenyum menatap Isyana, “Isyana, lelucon apa yang kamu bicarakan? Bagaimana mungkin Pak Milu menghilang, dan tidak mungkin dia penipu. Kamu ceritakan detailnya, sebenarnya apa yang terjadi?”

Isyana mulai menceritakan kepada Sinardengan rinci apa yang terjadi dalam dua hari terakhir.

Awalnya ekspresi Sinar masih santai. Tapi setelah mendengarnya, perlahan mengerutkan kening. Setelah Isyana selesai mengatakannya, dia mengeluarkan hp, dan bergumam, “Mustahil, sama sekali tidak mungkin. Aku akan meneleponnya sekarang.”

Aku dan Isyana tidak berbicara, melihat Sinar menelepon.

“Kenapa dimatikan?”

Sinarmengerutkan kening, tampak tidak percaya. Dia melihat nomor kontak, bergumam, “Jangan khawatir, dia masih memiliki nomor telepon pribadi, aku akan menelepon nomor itu.”

Sebenarnya aku tidak menaruh harapan sama sekali. Hanya saja Sinar tidak menyerah, aku hanya bisa menunggu dia selesai menelepon baru berbicara. Ternyata, sama dengan perkiraanku. Teleponnya masih dimatikan.

Melihat Sinar marah melemparkan hp ke kursi, dia menatap Isyana, dan berkata dengan cemas, “Isyana! Aku sudah mengenal Milu lebih dari sepuluh tahun.Dia seorang manajer profesional dan sebelumnya berada di Amerika Serikat bekerja di industri barang mewah. Gaji tahunannya lebih dari satu juta dolar, bagaimana mungkin menjadi penipu?”

Ketika Sinar mengatakan ini, aku menatapnya dengan cermat. Ingin melihat petunjuk dari wajahnya. Sayangnya, tapi aku tidak melihat apa pun selain amarahnya.

Isyana juga memandangi Sinar. Dia menghela nafas dan berkata, “Paman, aku bingung sekarang, dan tidak tahu apa yang sedang terjadi! Jika dia benar-benar seperti yang kamu katakan, seorang manajer profesional yang hebat. Tidak perlu baginya untuk kembali ke

China dan mengatur perangkap ini untuk menyakitiku.”

Perkataan Isyana penuh dengan keluhan. Sinar bisa mendengarnya. Dia memandang Isyana, dan berkata dengan getir, “Isyana! Apa yang paman katakan padamu adalah fakta. Kamu mungkin tidak tahu, bukan hanya aku yang mengenalnya, bahkan ayahmu juga sangat akrab dengannya. Oh iya, kali ini PT. Nogo Internasional bekerja sama dengannya. Sebenarnya ayahmu juga tahu. Aku pernah menyebutkannya, tapi dia tidak merespon.”

Begitu menyebut Djarum, Isyana sekali lagi mengerutkan kening. Dia menatap Sinar,dan berkata, “Paman, jangan beri tahu ayahku tentang ini. Pertama jantungnya tidak sehat, aku tidak berharap dia mendapat serangan apa pun. Ditambah, masalah ini terjadi karena diriku. Aku akan memikirkan cara menyelesaikannya. Hari ini aku mencarimu, hanya ada satu masalah. Aku akan pergi ke Beijingbesok. Melaporkan kasus ini sekali lagi di Beijing.”

Sebenarnya, tadi aku memikirkannya selama perjalanan kemari, aku pernah memikirkan. Apa yang paling perlu diselesaikan adalah upah pekerja, dan sejumlah uang itu, Isyana sekarang pasti tidak bisa menyelesaikannya. Awalnya aku ingin membujuknya berbicara dengan ayahnya, menyelesaikan masalah ini terlebih dahulu. Tapi melihat Isyana memiliki maksud tidak berencana memberitahu ayahnya.

Sinar yang mendengarnya, segera menganggukkan kepala, “Isyana, tenang saja. Paman tidak akan mengabaikan masalah ini begitu saja. Aku akan menghubungi teman-teman di Amerika. Meminta bantuan mereka, sekalipun Milu lari ke ujung dunia, aku juga harus memikirkan cara menemukannya.”

Isyana mengangguk pelan.

Novel Terkait

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu