Love And Pain, Me And Her - Bab 16 Seperti Benar

Suasana sangat canggung. Meskipun para rekan kerja tidak tahu apa yang terjadi, mereka juga bisa merasakan suasana aneh ini.

Isyana juga tidak tahu hubungan kami bertiga. Tetapi dia tahu bahwa aku dan Rehan pernah ada perselisihan.

Isyana sangat cerdas. Dia segera melangkah maju, menghalangi pandangan Rehan terhadapku. Kemudian, dia mengarahkan tangannya ke arah pintu ruang rapat kecil itu, dan berkata, "Silahkan, Presiden Bastar!"

Semua orang memasuki ruang rapat satu per satu. Saat Raisa memasuki pintu, dia menatapku. Dan berusaha memberikan sebuah senyuman. Aku tahu itu adalah senyuman pahit.

Lulu, asistennya, tidak mengetahui apa-apa. Jadi, sebelum dia memasuki pintu, dia melambai padaku. Dan aku menggelengkan kepalaku dengan sedih.

Tidak bisa tinggal di sini lagi. Aku kembali ke departemen penjualan dengan sedih. Seorang rekan bertanya kepadaku dengan rasa ingin tahu, "Ugie, bukankah kamu telah dipanggil oleh Asisten Lulu ke ruang rapat? Rapat baru saja dimulai, kenapa kamu sudah kembali?"

Aku tersenyum dan menggelengkan kepala, "Aku tidak diperlukan di sana..."

Ya! Raisa tidak membutuhkanku lagi, juga dia putus denganku. Dan sekarang, ruang rapat tidak membutuhkan aku lagi. Jika aku tetap disana, mungkin saja malah berantakan.

Sebenarnya, aku tidak tahu banyak tentang perusahaan tempat Raisa berada. Dia tidak memberi tahuku terlalu banyak sebelumnya, aku hanya tahu bahwa itu adalah perusahaan bahan kimia sehari-hari. Dengan kesempatan ini, aku bertanya kepada rekanku. Apa yang terjadi dalam negosiasi kali ini?

Rekan kerja memberi tahuku bahwa perusahaan tempat Raisa berada disebut KIMFAR (KIMIA FARTA) dan memiliki reputasi tertentu di dalam negeri. Produk utama perusahaan ini adalah kosmetik dan kebutuhan sehari-hari dan perusahaan ini memiliki pangsa tertentu di pasar domestik.

Namun dalam dua tahun terakhir, daerah Timur dimana Raisa berada telah mengalami penurunan pangsa pasar. Karena itu, bos besar daerah Timur memutuskan untuk mengambil keuntungan dari produk-produk baru yang akan datang, KIMFAR memutuskan untuk meningkatkan investasi dalam periklanan. Meskipun ada departemen perencanaan periklanan di dalam perusahaan mereka, tetapi sumber daya periklanannya terbatas. Maka, mereka memutuskan untuk memasang iklan dari luar. Nogo telah menjadi salah satu perusahaan yang akan bekerjasama.

Rekan kerja juga memberi tahuku bahwa untuk mengambil proyek ini. Presdir Mirani menangani proyek ini secara pribadi. Dalam dua bulan terakhir dengan hubungan masyarakat yang kuat, KIMFAR akhirnya berkata agar kita membuat proposal perencanaan. Jika bisa, akan bekerja sama dengan kita.

Mendengar perkenalan rekan, aku teringat pertama kali ketika aku melihat Isyana dan Rehan, pada saat itu mungkin mereka sedang membicarakan hal itu. sayangnya, dibuat kacau olehku.

Setelah rekan selesai berbicara, aku tidak berkata apa pun, hanya menatap komputer dan duduk bengong. Dan tidak lama kemudian, mendengar seorang rekan wanita masuk dan berkata, "Berita terkini, ruang rapat sedang ada adegan istri bertarung dengan pelakor..."

Kata-kata rekan ini segera menarik perhatian semua orang. Ada yang dengan cepat bertanya, " ayo bilang, apa yang terjadi?"

Rekan wanita itu berkata dengan semangat, " Istri Presiden KIMFAR tidak tahu mengapa tiba-tiba datang, dan berkata ada sesuatu di antara wakil presiden Bastar dengan asistennya. Perang baru saja mau dimulai. Namun, aku takut ketahuan Presdir Mirani, jadi tidak berani mendengarkannya lagi..."

Aku terkejut, dan hampir jatuh dari kursiku. Asisten Rehan yang disebutkannya adalah Raisa !

Tanpa berpikir panjang, aku segera bangun dan pergi menuju ruang rapat. Aku masih mencemaskan Raisa meskipun kami sudah putus, aku tidak ingin dia dibully.

Sambil berlari, aku sambil memikir, jika istri Rehan mau mencari masalah, seharusnya ke perusahaan mereka. Kenapa datang ke Nogo ?

Sampai di pintu ruang rapat, aku mendengar kekacauan dan suara keras didalam. Dengan segera, aku mendorong pintu masuk dan melihat semua orang sedang berdiri. Ada seorang wanita berumuran sekitar 40 tahun, berpangku tangan dan berbicara dengan Rehan.

Isyana mengerutkan kening dan berdiri disana dengan tidak berdaya. Meskipun dia Presiden, namun dia masih muda, menghadapi kekacauan seperti ini secara tiba-tiba dia tidak tahu harus berbuat apa.

Ketika aku masuk, pandangan semua orang mengarahkan kepadaku. Ketika aku bertatapan dengan Raisa, mukanya yang pucat menjadi lebih pucat. Awalnya, emosinya masih stabil, ketika melihatku, air matanya menetes.

Istri Rehan membawa beberapa pria muda, untuk membantunya. Dia hanya memandang sekilas dengan kehadiranku dan tidak menghiraukanku. Rehan berdiri disampingnya dengan canggung dan berkata dengan tidak berdaya, " Imas, aku sedang bertemu dengan klien. Ada apa, bisakah kita pulang dan bicarakan nanti dirumah?"

Wajah Rehan sangat buruk. Namun, istrinya tidak peduli dan berkata, " sekarang baru pikir ingin dibicarakan setelah pulang rumah, apa yang kamu lakukan tadi pagi? Rehan, biar aku memberitahukanmu. Aku tidak hanya mau membuat masalah di perusahaan, aku juga mau mengacaukanmu ketika kamu bertemu klienmu. Aku ingin semua orang tahu bahwa kamu Rehan telah meninggalkan istrimu demi seorang pelakor. Dan dengan sifatmu yang begini masih ada saja yang mau menjalani bisnis denganmu, mereka sudah buta..."

Istri Rehan memang licik. Dia memilih waktu ini untuk membuat masalah dengan Rehan. Ini tidak hanya mempermalukannya. Dengan peristiwa ini, perusahaan mereka kedepannya tidak akan berani membiarkan Rehan keluar untuk bertemu klien.

" Rehan, biar aku beritahu kamu, bukankah kamu mau bercerai? Boleh, 10 miliar. Aku akan membiarkanmu bersama pelakor ini. Jika kurang, aku tidak akan membiarkan kalian berdua bahagia..."

Sambil berteriak dia menunjuk Raisa. Raisa hanya menundukkan kepalanya dan air matanya terus menetes.

Wajah Rehan sangat buruk, dia melangkah maju dan ingin menarik istrinya keluar. Ketika dia bergerak, seorang pria muda di belakang istrinya segera mengambil tangannya dan berkata, " Rehan, jika kamu berani menyentuh kakakku, aku akan mematahkan kakimu..."

Ternyata, pria ini paman Rehan. Ketika dia bergerak, kedua pria muda disampingnya juga melangkah maju dan mendorong Rehan.

Situasi menjadi semakin kacau. Istri Rehan berjalan menuju Raisa ketika Rehan tertahan, sambil berjalan, dia berkata, " Pelakor, hari ini aku akan membuatmu merasakan apa akibatnya menggoda suami orang..."

Sambil berkata, dia sudah menuju ke Raisa dan mengangkat tangannya ke muka Raisa.

Ketika dia berjalan menuju Raisa, aku juga segera berlari ke sana, melihat tangannya hampir mengenai wajah Raisa, aku melangkah maju, menarik tangannya ke belakang dan berdiri di depan Raisa.

Dia tertegun ketika aku menariknya. Tidak hanya dia tetapi juga Isyana, Lulu, dan rekan kerja lainnya juga tertegun. Mereka tidak tahu mengapa aku tiba-tiba muncul dan menghentikan istri Rehan.

Novel Terkait

Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu