Love And Pain, Me And Her - Bab 524 Balas Dendam

Begitulah hidup, berbagai hal akan terjadi ketika kita masih belum sempat mencegahnya dan bahkan terjadi dengan tanpa adanya indikasi apapun. Contohnya seperti kejadian pada acara pernikahan Sutan, aku tidak menyangka kalau ibunya akan memberitahukan kenyataan ini kepadaku. Aku juga tidak menyangka kalau Veni akan muncul bersama pacarnya.

Hal yang benar-benar di luar dugaanku adalah ketika Sutan akan masuk ke dalam mobil, sebuah motor langsung berkendara laju ke arahnya, meskipun Veni telah menjerit kuat untuk memberitahunya, meskipun Sutan juga telah menoleh kepalanya.

Namun semua ini tetap saja sudah telat !

Pada saat Sutan menoleh kepalanya, motor tersebut telah berkendara hingga hadapannya. Setelah itu terdengar suara tabrakan yang sangat keras, tubuh Sutan terbang melayang karena tabrakan tersebut dan akhirnya jatuh tergeletak di lantai. Semua kejadian ini terlalu mendadak, sehingga tidak terdengar suara lainnya lagi selain suara jeritan Sutan yang terkesan tragis.

Setelah Sutan jatuh tergeletak di lantai, ibunya Sutan yang barusan telah sadar kembali juga terduduk lemas pada kursi mobil. Sedangkan Wulandari yang mengenakan gaun pengantin dan telah duduk di dalam mobil juga menjerit dengan kuat. Dia menutupi kedua matanya, sepertinya sama sekali tidak berani melihat adegan di depan mata.

Motor tersebut juga mengalami tekanan besar ketika menabrak pada tubuh Sutan, sehingga juga langsung terjatuh di lantai. Sementara pengendara motor tersebut sepertinya sama sekali tidak peduli dengan hal ini. Dia buru-buru berdiri dan lanjut membawa motornya.

Aku melihat sepasang mata melalui kaca helm yang penuh dengan tatapan kebencian. Tatapan tersebut bagaikan telah memancarkan api, api yang membara seolah-olah akan membakar dan menghancurkan Sutan.

Dulunya aku sangat mengenal dengan tatapan tersebut dan juga pernah sangat membenci dengannya. Namun aku tidak pernah menyangka kalau pemilik tatapan tersebut akan melakukan tindakan yang menggila seperti ini.

Romino, orang yang sangat benci dan ingin memusnahkan Sutan !

Setelah duduk di atas motor, Romino sambil melirik Sutan yang tergeletak di lantai dan sambil menginjak gas dengan kuat. Dia sedang bersiap-siap untuk menabrak Sutan.

Isyana juga menyadari kalau orang tersebut adalah Romino. Dia sangat khawatir dan menjerit nama Romino dengan kuat " Romino, kamu berhenti dulu ! Kamu jangan bertindak gegabah."

Semua orang mengetahui kalau Romino sedang bertindak kriminal. Namun Isyana yang sudah berteman dengan Romino sejak masa kecil, tentu saja tidak berharap apabila Romino dipenjarakan pada suatu harinya. Oleh sebab itu dia terus menjerit dengan kuat.

Namun sayang sekali, Romino sama sekali tidak menghiraukan jeritan Isyana, dia bahkan tidak melirik Isyana. Di dalam matanya pada saat ini hanya ada Sutan, yaitu orang yang merebut perusahaannya.

Suara gas motor sangat kuat. Romino tidak merasa ragu dan lanjut menyerbu ke arah Sutan.

Hatiku gemetar kuat, sejenis perasaan putus asa mulai menyebar ke seluruh tubuhku. Apabila Sutan ditabrak lagi oleh Romino, aku sama sekali tidak tahu lagi dengan apa yang akan di alami oleh Sutan, apakah dia akan cacat ? Atau bahkan hingga meninggal dunia ! Semua ini ada kemungkinannya !

Jarak antara motor dan tubuh Sutan sudah semakin dekat, kelihatannya sudah hampir menindas pada tubuh Sutan.

Tiba-tiba ada sebuah bayangan hitam yang langsung menyerbu ke arah Sutan dan memeluk tubuhnya. Dia sambil melindungi Sutan dan sambil menjerit dengan kuat "Jangan."

Suaranya sangat keras, namun juga sangat tragis. Kelihatannya sangat sakit hati.

Orang tersebut adalah Veni !

Veni yang tetap melindungi Sutan meskipun Sutan telah membohonginya dan memperhitungkan dirinya.

Pada saat Veni menyerbu ke sisi Sutan, rasa khawatir di hatiku melonjak drastis. Aku tidak ingin melihat Veni terluka lagi setelah disakiti oleh Sutan. Apabila memang demikian, kehidupan ini memang terlalu kejam terhadap Veni. Namun jarak antara aku dan mereka sudah terlalu jauh, sehingga aku hanya bisa menyaksikan adegan di depan dan sama sekali tidak dapat memberikan bantuan apapun.

Orang yang panik seperti aku atau bahkan lebih panik dariku, tentu saja adalah Robi. Dia sambil berlari menghampiri sambil menjerit dengan kuat "Veni, cepat minggir."

Namun sayangnya, Veni sama sekali tidak bergerak. Dia memeluk Sutan dengan mati-matian. Bagaikan seorang ibu yang melindungi anaknya dari keadaan krisis.

Sepada motor telah tiba di hadapan mereka berdua. Namun motor tersebut malahan belok secara mendadak, sehingga seluruh tubuh motor langsung terseret ke samping. Akhirnya seluruh motor jatuh telungkup di samping,

Pada detik terakhir, Romino memilih untuk tidak melukai Veni. Pada detik itu juga, hatiku terasa sedikit lega. Setidaknya Veni tidak terluka lagi.

Pengawal hotel buru-buru menghampiri. Romino mendirikan motor dan duduk di atas, setelah itu pergi meninggalkan tempat.

Robi menarik Veni yang masih memeluk tubuh Sutan dan masih tidak tahu apa yang telah terjadi. Robi sambil mendirikan tubuhnya sambil membentak dengan kuat "Veni, kamu mau mati ya ?"

Veni masih dalam keadaan ketakutan, dia melirik sekeliling dengan reaksi bengong. Setelah merasa yakin bahwa Romino telah meninggalkan tempat, dia baru tersenyum lega. Namun Sutan sepertinya telah terluka parah, saat ini darahnya sedang mengalir melalui lukanya.

Sutan tidak bergerak sama sekali dan hanya menatap Veni dengan tatapan bengong. Sutan tidak berbicara apapun, sedangkan Veni juga sedang menatapnya, setelah itu Veni tersenyum pahit dan berkata "Sutan, maaf. Kejadian hari ini semua dikarenakan aku, tetapi sekarang semuanya telah berlalu. Kita juga tidak saling mengutang apapun lagi."

Kata-kata Veni membuat hatiku terasa sakit. Hingga saat ini juga, gadis bodoh ini tetap saja merasa dirinya adalah penyebab dari semua kejadian pada hari ini.

Wulandari yang berada di dalam mobil sudah beranjak turun. Dia langsung jongkok di sisi Sutan, setelah itu sambil mendirikan tubuh Sutan dan sambil membentak kuat terhadap Veni "Minggir, kalian minggir semua. Mulai saat ini juga, kalian jangan pernah muncul lagi di dalam hidup kami. Sutan tidak ada teman seperti kalian."

Veni terdiam, aku juga tidak berbicara.

Tidak tahu juga siapa yang menghubungi ambulans, sehingga beberapa saat kemudian, Sutan telah dibawa ke dalam mobil ambulans oleh petugas rumah sakit, orang yang pergi bersamanya adalah Wulandari dan ibunya Sutan.

Ketika akan masuk ke dalam mobil, Sutan menoleh dan melirikku. Tatapan matanya sangat rumit, sepertinya mengandung kebencian, kesedihan dan juga harapan.

Sementara pada saat ini, kami semua hanya berdiri di tempat dan tidak berkata apapun. Setelah mobil ambulans berkendara jauh, Isyana baru berbisik di samping telingaku "Ugie, ayo kita pergi."

Aku mengeluh nafas dan berbisik sendiri "Sudah harus pergi juga !"

Dengan adanya usulan dari Raisa, kami semua pergi ke restoran Kaki Domba Mongolia yang berada di depan pintu kampus. Aku mengetahui niat Raisa, tempat ini adalah awal permulaan dari mimpi dan cita-cita masa muda kami, mungkin saja pada hari ini, mimpi dan cita-cita masa muda kami juga harus berakhir pada hari ini.

Isyana dan Robi mengikuti mobilku, sementara Veni dan pacar barunya mengikuti mobil Raisa. Pada saat masuk ke dalam mobil, aku melirik Robi melalui kaca spion, lalu bertanya dengan nada ringan "Robi, mengenai masalah Veni, bagaimana keputusanmu ?"

Novel Terkait

Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu