Love And Pain, Me And Her - Bab 598 Mengundurkan Diri

Viali juga tidak menghiraukannya, dia langsung duduk di sofa di samping. Sejak memasuki ruang rapat, Viali sama sekali tidak memandangku, sebenarnya dalam hatiku juga sedikit atau banyak merasa canggung.

Namun, aku tetap menuangkan segelas teh untuk Viali dan Robi, barulah Viali mendongak menatapku, tatapannya angkuh seperti dulu. Dia berkata dengan dingin sambil menatapku “Pak Ugie, dengan satu telepon darimu, aku dipindahkan dari Beijing ke ibukota provinsi, tidak hanya untuk menyuruhku minum teh bukan? Tidak perlu semua tata krama ini, kita bahas saja masalah utamanya.”

Aku bisa merasakan, Viali masih marah padaku. Orang yang angkuh seperti Viali, telah memberanikan diri untuk menyatakan cintanya padaku, tetapi ditolak olehku, harga dirinya tidak mengizinkan dia bersikap seperti yang dulu padaku.

Sebenarnya aku juga pernah berpikir, jika tidak ada Isyana, apakah aku akan bersama dengan Viali? Jawabanku adalah, akan! Seperti halnya jawabanku pada Jane ketika dulu. Kehidupan memang seperti ini, perlahan-lahan beranjak tua di tengah-tengah tidak hentinya saling bertemu dan tidak hentinya saling melewatkan.

Semua orang di dalam ruang rapat juga saling kenal, aku pun duduk kembali ke sofa karena tidak perlu memperkenalkan mereka. Aku merapikan pikiranku dan berkata perlahan-lahan “Semuanya, kalian adalah pemegang saham dari Cantique, hari ini memanggil kalian datang kemari, ada dua hal yang ingin dibicarakan dengan kalian. Sebelum membicarakan dua hal itu, mohon izinkan aku untuk mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya pada kalian.”

Sambil berkata, aku mendongak menatap Robi dan melanjutkan “Robi adalah teman sekolah lamaku, juga adalah sahabatku yang paling baik, dia sangat memahamiku. Sebenarnya dia seharusnya tahu, apanya yang bagus dari aku Ugie, hingga begitu dipandang berat oleh kalian semua. Pada awal mula, Direktur Viali memperkenalkan aku pada Direktur Papang, Direktur Papang berulang kali merendah untuk datang mencariku, memintaku bergabung ke dalam Cantique. Setelah bergabung, di saat pembiayaan putaran A bertemu dengan kesulitan, Paman Santoso yang berinisiatif untuk memberikan dana investasi, membantu Cantique melewati rintangan itu. Di tengah pembiayaan putaran B, Direktur Viali pun meningkatkan perkiraan nilai dari Cantique, membantu Cantique menyelesaikan putaran B. Bisa dikatakan, aku Ugie bisa mencapai pada hari ini, memiliki hubungan yang erat dan tidak terpisahkan dengan kalian semua. Oleh karena itu, hari ini aku pasti harus mengucapkan terima kasih pada kalian.”

Sambil berkata, aku bangkit berdiri dan membungkuk hormat kepada tiga orang itu.

Mendengar perkataanku, ekspresi Viali sedikit berubah. Dia menatapku sambil mengernyit dan langsung bertanya “Ugie, apa maksud perkataanmu ini?”

Papang juga menatapku dengan bingung. Hanya Djoko yang tahu akan tujuanku hari ini, maka dia menundukkan kepala, tidak menatapku sama sekali.

Aku tersenyum dengan canggung, lalu duduk kembali ke sofa. Aku mengambil tas kerja di samping dan mengeluarkan secarik kertas, lalu meletakkan kertas itu ke atas meja. Di saat bersamaan, aku mendorong kertas itu ke arah Papang.

Papang bergegas mengambilnya, melihat judulnya, dia pun membelalak. Dia bangkit berdiri dan mempertanyakan aku dengan suara keras “Ugie, apa yang kamu lakukan? Mengapa kamu mengundurkan diri?”

Yang aku keluarkan tadi, adalah surat pengunduran diri yang telah aku siapkan sebelumnya.

Mendengar perkataan Papang, ekspresi Viali berubah drastis. Dia bergegas berdiri dan mengambil surat pengunduran diri itu, lalu membacanya dengan cepat. Sementara itu, Djoko juga menatapku dengan kaget, kemarin malam dia telah membalas pesan padaku, menyetujui pertukaran saham. Tetapi dia tidak tahu, aku berencana untuk mengundurkan diri.

Hanya dalam waktu belasan detik, Viali sudah selesai membaca surat pengunduran diri itu. Dia membuang surat pengunduran diri ke atas meja, lalu memelototiku dan mempertanyakan aku dengan dingin “Ugie, sebenarnya apa maksudmu? Kamu tidak bisa mengundurkan diri seenaknya hanya dengan satu kalimat alasan pribadi. Kamu harus memberikan penjelasan kepada para pemegang saham Cantique, serta karyawan dan pengguna Cantique!”

Meskipun perkataan Viali dingin, tetapi aku bisa merasakan, dia masih perhatian padaku.

Aku menatap Viali dan tersenyum pahit, lalu berkata perlahan-lahan “Direktur Viali, berilah aku sedikit ruang. Ini melibatkan masalah pribadi, kalau tidak, aku juga tidak akan memilih cara seperti ini.”

Detik berikutnya, Papang mengetuk permukaan meja dengan jarinya. Dia mengernyit dan berkata dengan tidak senang “Pak Ugie ku, kamu tidak bisa mengatasi kami dengan satu kalimat alasan pribadi saja bukan? Kita ini adalah perusahaan, bukan taman kanak-kanak, ingin berbuat bagaimana maka berbuat bagaimana. Setelah putaran B telah berakhir, Cantique bahkan tidak memerlukan putaran C dan mungkin bisa melakukan IPO. Kamu mengundurkan diri di saat seperti ini, bagaimana pandangan orang di dunia luar?”

Sambil berkata, Papang mengeluarkan rokok, dia menyalakan sebatang rokok dan menghisapnya dengan keras, lalu dia melanjutkan “Ugie, jika kamu pribadi memiliki kesusahan atau kebutuhan apapun, kamu katakan saja. Tidak ada dari kami yang akan berdiri di samping dengan memeluk tangan.”

Perkataan Papang membuatku sangat terharu, tetapi aku benar-benar tidak berencana memberitahukan hal ini pada mereka, karena ini adalah masalah pribadiku, aku tidak ingin membiarkan orang banyak untuk memutuskan yang benar dan yang salah.

Melihat aku tidak berbicara, Papang merokok dengan tak berdaya. Viali menatapku dan bertanya sekali lagi “Baik, kesampingkan dulu masalah mengundurkan diri. Kamu katakan saja, apa yang kedua?”

Aku juga menyalakan sebatang rokok, setelah menghisapnya, aku menatap Djoko dan lanjut berkata “Aku berencana menjual saham Cantique yang aku miliki kepada Pak Santoso.”

“Konyol!”

Detik berikutnya, Papang menepuk meja dengan keras dan bangkit berdiri dengan emosi tinggi. Benar, masalah ini berhubungan sangat besar dengan Djoko. Ini adalah kepemilikan saham, sangat berkemungkinan akan melibatkan masa depan Cantique, maka dari itu, Papang sangat beremosi.

Sebaliknya, Viali justru sangat tenang, dia menatap Djoko, lalu menatapku dan langsung bertanya “Ugie, jangan-jangan kamu ingin bergabung ke dalam Djarum Grup?”

Tidak bisa dipungkiri, pikiran Viali sungguh peka. Meskipun dia salah menebak akhirannya, tetapi dia bisa langsung menghubungkan masalah ini dengan Djarum Grup.

Robi juga terbengong menatapku. Mengundurkan diri, dia tidaklah merasa kaget, tetapi menjual saham, dia tidak pernah memikirkannya.

Sambil menatap Viali, aku bergeleng dengan pelan “Tidak, aku tidak hanya tidak akan bergabung ke dalam Djarum Grup, dalam waktu singkat, aku tidak akan bergabung ke dalam perusahaan manapun.”

“Apakah kamu ingin membuka perusahaan sendiri?”

Aku tetap menggeleng kepala.

Papang menjadi panik, dia menepuk meja dengan kuat, lalu berkata dengan suara keras sambil menatapku “Ugie, aku memberitahu kamu dengan jelas! Aku tidak mengizinkan pengunduran diri kamu, pasti tidak akan aku izinkan! Kamu ambil kembali saja surat pengunduran diri ini.”

Sambil berkata, dia melemparkan surat pengunduran diri ke depanku.

Sementara itu, Viali menatapku dan segera mengikuti perkataan Papang “Aku juga tidak setuju! Masalah ini tidak perlu dibahas.”

Sebelumnya aku pernah berpikir bahwa akan bertemu dengan kesulitan, tetapi tak disangka, kedua orang ini memiliki reaksi yang begitu besar. Seketika, suasana di dalam ruang rapat menjadi berat, semua orang pun diam dan tak bersuara.

Novel Terkait

Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu