Love And Pain, Me And Her - Bab 266 Pertama Kali Dalam Hidupku

Gao Le mengambil gelas, menyesapnya sedikit baru dia memandangku dan berkata dengan tersenyum,

"Pak Ugie, kamu masih terlalu muda. Hari ini suasana hatiku sedang baik, aku akan memberimu sebuah pelajaran gratis."

Aku merokok dan menatapnya tanpa sepatah kata pun. Dan dia mengambil gelas dan menyesapnya lagi. Dia kemudian baru berkata dengan perlahan, "Ugie, kamu adalah lulusan dari universitas terkenal. Apakah sampai saat ini kamu tidak tahu bahwa semua yang di dunia ini pergi untuk mencari keuntungan?"

Sambil mengatakannya, dia menunjuk ke arah kerumunan orang yang menari di lantai dansa dan berkata, "Lihatlah orang-orang itu, adakah orang yang kamu kenal? Apakah memiliki dendam denganmu? Tidak ada kan!! Tapi mungkin, besok ada seseorang yang berterima kasih kepadaku karena sebuah pekerjaan atau karena sebuah pekerjaaan dan membenciku. Terutama orang di dalam lingkaran kita ini. Semua orang memiliki tujuan yang sama, itu adalah uang! Jadi apa yang aku sampaikan hari ini adalah untuk memberitahu kamu. Semua ini karena satu kata "keuntungan"! Kamu sekarang sudah mengerti kan?"

Setelah mengatakannya, Gao Le mengambil gelas dan menunjuk ke arahku sambil berkata dengan agak pusing, "Ayo, bro! Jika kamu sudah di dalam lingkaran ini cukup lama, kamu juga akan mengerti. Tidak ada dendam di dalamnya, semuanya karena keuntungan belaka! Ayo kita minum! "

Aku bukan pertama kali baru mendengar teori keuntungan semacam ini. Pada awalnya Sutan juga sudah mengatakan hal seperti ini kepadaku. Namun ketika Gao Le mengucapkannya, api di dalam hatiku pun perlahan mulai membara. Orang sialan ini, karena keuntungan dia bisa mengkhianati orang lain dan mendorong orang lain ke dalam jurang kematian.

Namun aku masih mengambil gelas dan menyentuhkan gelas kepada gelas Gao Le. Setelah menyesap alkohol di dalamnya, aku kembali bertanya kepadanya, "Pak Gao, jadi maksud anda, ada orang yang membayar anda sehingga anda melakukan ini kepadaku?"

Begitu pertanyaanku selesai, Gao le terus menggoyangkan jari telunjuknya yang gemuk sambil mencibir, "Kamu masih belum mengerti! Tidak ada orang yang memberiku uang!"

"Lalu mengapa kamu masih melakukannya?"

Aku terus bertanya.

Gao Le tertawa. Dia menatapku dan berkata dengan sinis, "Karena kamu sudah menutup jalan uang orang lain! Apakah kamu masih tidak mengerti logika ini?"

Gao Le berkata dan terpancar ekspresi menghina di wajahnya.

Aku terdiam sesaat, menatap Gao le dan kembali bertanya kepadanya, "Pak Gao, bisakah anda mengatakan kembali apa yang baru anda katakan ini di hadapan Presdir Mirani?"

Ketika aku selesai bertanya, Gao le langsung menghempaskan gelas nya dengan keras di atas meja. Dia mengerutkan kening sambil mencibir dan berkata dengan jijik, "Kekanak-kanakan! Aku akan memberitahumu dengan jelas, Ugie. Hari ini aku mengatakan semua ini kepadamu karena kita bertemu dan moodku sedang bagus. Jika kamu kembali menanyakan pertanyaan serupa kepadaku, tenang saja aku pasti tidak akan memberikanmu jawaban yang sama seperti yang aku jawab barusan. Karena tidak ada yang berbuat salah denganmu, kamu datang dengan bendera Presdir Mirani dan datang ke tokoku. Ini adalah kenyataan yang solid dan tidak akan pernah berubah selamanya. Ugie, jika kamu percaya kepadaku. Lebih baik kamu mencari kerja di perusahaan lain, dengan kemampuanmu akan sangat mudah untuk menjadi direktur. Namun ada ar berlumpur yang lebih baik tidak kamu masuki. "

Aku masih merokok dan menatap Gao Le tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Gao Le sepertinya tidak terlalu puas dengan ekspresiku. Dia mengerutkan keningnya dan melambaikan tangannya kepadaku dengan tidak sabar, "Sudah, aku hanya berkata sampai sini saja. Kamu pergi saja, jangan menggangguku minum lagi."

Aku tersenyum dan mematikan puntung rokok di dalam asbak.

Kemudian aku mengambil botol alkohol dan menuangkan segelas kepada Gao Le, sambil menuangkan sambil berkata kepadanya, "Hari ini terima kasih untuk Pak Gao, mendengarkan perkataan Pak Gao hari ini lebih berharga daripada pelajaranku ketika di universitas. Ayo, kita minum satu gelas terlebih dahulu."

Kali ini senyuman baru muncul di wajah Gao Le. Dia pun mengangkat gelas nya,namun baru sampai di ujung mulut. Aku tiba-tiba berdiri, tanganku terangkat dan membuang isi alkohol milikku di wajahnya yang gemuk.

Gao Le belum menyadarinya dan aku langsung mengambil botol alkohol dan memukulkan ke arah kepalanya sambil memukul sambil memarahi dan berkata, "Bajingan, hari ini aku akan memberitahumu hasil dari menjebakku."

Terdengar bunyi kencang dari pukulan botol itu di kepala Gao le. Aku memukulkannya dengan sekuat tenaga, namun tidak menyangka botol alkohol ini sangat tebal, dalam kondisi pukulan dengan tenaga besar sekalipun botol ini tidak pecah.

Gao Le seakan menjadi pusing oleh pukulan botol di kepalanya ini. Dia terpana menatapku kemudian darah merah mulai mengalir jatuh dari kepalanya. Kedua wanita disampingnya langsung berteriak dengan memekakan telinga. Seakan-akan gelas itu bukan mengenai Gao Le namun mengenai mereka berdua. Teriakan dari kedua wanita ini membuat semua pandangan dari orang di dalam bar ini tertuju kepada kami. Bahkan ada beberapa orang yang berdiri untuk melihat keributan dengan penasaran.

Pada saat ini, aku sama sekali belum lega dan kembali mengangkat botol itu dan kembali memukulkannya. Kali ini Gao Le lebih pintar dan menggunakan tangannya untuk melindungi kepalanya. Ketika botol itu menyentuh tangannya, Gao Le langsung terpukul ke bawah meja.

Aku bersiap menghampirinya dan menendangnya beberapa kali dengan kejam. Dendam ini sudah aku simpan cukup lama, ketika aku melihatnya, awalnya aku sudah ingin menghajarnya. Namun aku masih menahan diri dan beromong kosong dengannya sejenak. Namun menghadapi ejekan dan sindiran darinya aku sama sekali tidak bisa menahan diri lagi.

Sebelum aku pergi menghampirinya. Satpam sudah datang ke arahku, satu orang memegang pinggangku dengan erat sementara satpam yang lain berdiri menghalangi di depanku dan membuat jarak diantara aku dan Gao Le.

Dengan bantuan dari kedua gadis itu, Gao Le berdiri dengan terhuyung. Melihat kondisinya saat ini, hatiku langsung dipenuhi sensasi balas dendam. Wajah bajingan itu sekarang dipenuhi oleh darah dan sangat menyedihkan.

Dengan adanya dukungan dari satpam, keberanian Gao Le kembali tumbuh. Salah satu tangannya memegangi kepalanya sambil salah satu tangannya yang lain menunjukku dan berteriak dengan marah, "Panggil polisi. Beraninya kamu memukulku, kali ini kamu akan masuk ke dalam penjara dan jangan pernah berpikir untuk bisa keluar lagi."

Teriakkan Gao Le sangat keras dan memekakan telinga. Aku sudah ingin maju menghadapi dan menghajarnya lagi. Namun satpam itu masih dengan erat memelukku membuatku sama sekali tidak bisa bergerak.

Hal yang tidak aku sangka adalah beberapa saat kemudian, polisi benar-benar datang. Ketika melihat kondisi, seorang polisi menyuruh satpam untuk mengantarkan Gao Le ke rumah sakit terlebih dahulu. Dan aku dengan dihimpit oleh dua polisi di sisi kiri dan kananku naik ke dalam mobil polisi untuk pertama kalinya dalam hidupku.

Suara sirine mobil terdengar sangat kencang. Dan aku yang duduk di dalam mobil polisi hanya menatap kosong ke luar jendela. Seorang gadis sedang membantu membersihkan wajah Gao Le dengan saputangan. Gao Le sedang memegang telepon, tidak tahu sedang menelpon siapa. Dia sambil menelpon sambil menatapku di dalam mobil. Pandangannya seperti api yang membara.

Dan aku melambaikan tangan kepadanya sambil tersenyum. Dengan jendela yang menghalangi kita berdua. Aku berteriak dengan suara kencang kepadanya, "Pak Gao, jangan khawatir. Ketika aku keluar, aku akan tetap mencarimu."

Di mata kedua orang tuaku, walaupun aku bukanlah anak yang sangat patuh. Namun mereka tidak akan pernah berpikir bahwa pada suatu saat aku akan ditahan pergi oleh polisi.

Novel Terkait

You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu