Love And Pain, Me And Her - Bab 330 Melamar Presdir Mirani

Perkataan Raisa membuatku tidak bisa menahan, aku mencibir, tertawa. Aku menatap Raisa, Raisa juga ikut tertawa. Tetapi ekspresinya segera kembali normal, dia menatapku, berkata dengan lembut, “Ugie, aku tidak bercanda. Saat ini pikiranku, sama seperti ibu mu. Berharap kamu memiliki masa depan yang baik, pada waktu yang bersamaan ada seorang istri yang bisa menolongmu dalam kesusahan”

Kali ini aku mengambil dan menyalakan sebatang rokok. Kata-kata Raisa, masih membuat hati ku mengelombang. Beberapa waktu yang lalu, aku sangat berharap dia adalah orang yang menolongku dalam kesusahan itu, tetapi nasib mempermainkan orang, dia sekarang malah membantu ku memilih pasangan masa depan.

Setelah Raisa selesai berkata, dia melihat waktu sekilas, dia berdiri berkata, “Sudah cukup, aku sudah seharusnya pergi bekerja. Tetapi, perkataanku tadi kamu pikirkan dengan baik-baik! Jangan dilupakan”

Sambil berkata, Raisa berbalik dan berjalan. Aku juga berdiri, mengantar dia keluar. Sampai di pintu, Raisa baru saja ingin naik ke mobil, tiba-tiba dia memegang pintu mobil, berbalik dan berkata padaku, “Oh ya, Ugie. Masih ada satu masalah aku lupa katakan, jika kamu memiliki waktu, pergilah berbincang-bincang dengan Sutan. Setelah kembali dari pengobatan, tidak pernah lagi membahas masalah pernikahan dengan Veni. Beberapa hari ini, Veni mulai berpikir sembarangan lagi”

Aku menghela nafas, menganggukkan kepala dengan tak berdaya.

Beberapa teman kelas universitas kami, saat sekolah satu per satu sangat arogan, selalu merasa bahwa setelah masuk ke tempat kerja, pasti memiliki banyak peluang, dapat mengembangkan kemampuannya secara penuh. Tetapi hal yang tidak terduga, semua orang tidak hanya masalah perasaan, atau bisnis, tampaknya semua tidak berjalan lancar.

Dua hari berlalu dalam sekejap. Dua hari ini, aku dan Isyana beberapa kali berkomunikasi via telepon. Dia masih sibuk, biro keamanan publik bank melarikan diri. Tetapi tidak ada satupun kabar baik, perusahaan Pak Milu dengan dia, seperti menghilang dari dunia, sama sekali tidak ada kabar.

Tahun baru sudah didepan mata. Pagi hari ini, aku datang lebih awal ke studio. Seperti yang dikatakan Bong padaku sebelumnya, hari ini adalah hari ketua dewan direksi Hartono datang ke perusahaan cabang. Sebelumnya Bong mengatakan padaku, jika ketua dewan direksi Hartono tidak berencana menemuiku. Dia akan mengatur pertemuan kami sekali. Terhadap bantuan Bong kepadaku, aku selalu bersyukur. Jika ada kesempatan, sesekali harus membalasnya.

Pagi ini, aku telah mempelajari kasus pemasaran berulang-ulang di kantor. Aku menyiapkan banyak jawaban untuk pertanyaan yang kira-kira akan diajukan ketua dewan direksi Hartono kepadaku, aku bertanya dan menjawab sendiri di kantor.

Hampir saatnya siang hari, ponselku berdering lagi. Mengambilnya, itu adalah telepon dari Bong, buru-buru mengangkat, terdengar suara Bong yang rendah berkata padaku, “Ugie, ketua dewan direksi Hartono sudah tiba. Ada kabar baik untukmu, ketua dewan direksi Hartono menawarkan diri ingin bertemu denganmu. Jam tiga siang, kamu langsung datang KIMFAR. Suasana hati ketua dewan direksi Hartono tidak buruk, bahkan memberimu waktu satu jam, kamu harus memanfaatkan kesempatan ini!”

Perkataan Bong membuat ku merasakan peningkatan emosi. Sejak memulai bisnis hingga sekarang, aku selalu menunggu kesempatan ini. Aku merasa diri sendiri sejak awal sudah membuat persiapan, hanya kurang kekuatan untuk maju dari ketua dewan direksi Hartono.

Aku langsung menjawab, “Direktur Casa, kata terimakasih aku tidak katakan lagi! Kamu tenang saja. Yang harus dipersiapkan sudah ku persiapkan! Sore hari kamu lihat saja”

Kepercayaan ku berasal dari pengalaman dan niatku terhadap pemasaran selama bertahun-tahun. Bong otomatis juga mengerti, dia memperingatkan aku beberapa kata, kemudian menutup telepon.

Sore hari, aku dan Deren memeriksa lagi dokumen yang sudah dipersiapkan. Melihat waktu sudah hampir tiba, kami berdua membereskannya, bersiap keluar pergi ke KIMFAR.

Karena diakhir tahun, tidak mudah memesan taksi. Berdiri dijalan, Deren tersenyum berkata padaku, “Pak Ugie, aku pikir kamu seharusnya mencari sebuah mobil. Bagaimanapun, kita juga pergi ke sebuah perusahaan. Pergi bertemu pelanggan, selain nyaman, juga tidak memalukan”

Aku tersenyum, berbalik menatap Deren sekilas, dengan bercanda berkata, “Masih mencari mobil? Jika tidak membuka invoice, gajimu tidak akan keluar. Masalah mobil, lain kali kita bicarakan lagi”

Derentersenyum ringan, dia menatap ku, berkata lagi, “Tidak apa-apa! Aku masih punya sedikit tabungan, meskipun tidak ada biaya aku juga bisa bertahan selama satu setengah tahun. Aku yakin studio kita, cepat atau lambat akan kuat, menjadi besar”

Aku berbalik menatap Deren. Perkataannya membuatku sedikit tersentuh, aku tidak menyangka dia bahkan memiliki kepercayaan yang besar terhadap aku. Baru saja berpikir ingin bertanya pada dia lagi, tiba-tiba sebuah mobil kosong datang. Aku buru-buru melambaikan tangan, taksi juga berhenti.

Membuka pintu mobil, saat bersiap naik ke mobil, tiba-tiba dari belakang terdengar suara wanita yang sangat akrab, “Ugie, tunggu sebentar”

Saat berbalik, melihat Kalin memberhentikan mobil didepan pintu studio. Dia baru saja turun dari mobil. Sangat jelas, Kalin datang untuk mencariku.

Aku terkejut sejenak, tidak menyangka Kalin kembali. Meminta maaf kepada supir. Aku berbalik berjalan kearah Kalin, bertanya pada dia, “Kalin, mengapa kamu kembali? Tidak mungkin PT. Nogo memiliki kemalangan lagi kan?”

Aku sekarang sudah menjadi mudah ketakutan. Ketika orang yang memiliki hubungan dengan PT. Nogo berbicara padaku, aku bisa memikirkan PT. Nogo akan muncul masalah lagi.

Kalin menggelengkan kepala kearahku, sedikit tersenyum berkata, “Bukan masalah PT. Nogo, tapi kamu dan Presdir Mirani yang akan memiliki masalah”

Perkataan Kalin mengejutkanku, aku buru-buru bertanya pada dia, “Isyana kenapa?”

Kalian tersenyum puas, menatap aku berkata lagi, “Ugie, jangan bilang aku tidak memberitahumu! Hari ini sekitar jam tiga sore, Don Juan akan melamar Presdir Mirani. Adegan itu kedengarannya tidak kecil, kamu harus siap mental”

Aku terkejut. Sebuah api yang tidak beralasan segera menyala. Don Juan ini benar-benar seperti plester kulit anjing. Sebelumnya ingin membantu Isyana membayar utang, Isyana menolak, tetapi baru beberapa hari, dia datang ingin melamar Isyana. Dia benar-benar tidak berhenti sebelum mencapai tujuannya.

Aku menatap Kalin bertanya, “Bagaimana kamu tahu hal ini?”

Kalin tertawa, “Bukan aku saja yang tahu, banyak orang PT. Nogo sudah tahu. Tetapi Presdir Mirani mungkin belum tahu. Karena hari ini Presdir Mirani terus sibuk diluar, dia mungkin sore baru kembali. Dan Don Juan memilih lokasi lamaran, di PT. Nogo”

Aku mengerutkan kening, menatap Kalin. Hari itu didepan pintu rumah Bibi Salim, Don Juan memintaku untuk menunggu saja. Aku tidak menyangka, dia sangat cepat untuk bertindak. Tetapi aku masih menggelengkan kepala berkata,

“Tenang saja, tidak masalah! Isyana tidak akan menyetujuinya”

Tiba-tiba Kalin tersenyum dingin, dia menatapku berkata, “Dari awal aku sudah menebak kamu akan berkata begitu! jika beberapa hari yang lalu, kamu berkata demikian aku akan percaya. Tetapi sekarang kamu berkata demikian, takutnya itu mungkin tidak benar”

“Kenapa?”

Aku dengan aneh bertanya pada Kalin. Mendengar Kalin pelan-pelan berkata, “Karena sekarang bank sudah membekukan rekening PT. Nogo. Bahkan aku mendengar, Presdir Mirani mengadaikan beberapa properti, bank sudah mengajukan penyegelan ke pengadilan. Disaat seperti ini, yang bisa membantu Presdir Mirani, mungkin hanya Don Juan.”

Novel Terkait

Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu