Love And Pain, Me And Her - Bab 374

Semua orang tahu, orang yang dimaksud Lulu, adalah Robi.

Robi tiba - tiba melihat ke aku, berjalan ke Lulu sambil menunjuk dan berkata : " Aku tahu siapa yang kamu bicarakan, apakah si Ugie ?

Robi setelah selesai berkata, dirinya tertawa bodoh terlebih dulu sebentar.

Tapi yang disayangkan adalah, lelucon dia sedikit pun tidak lucu. Tidak ada orang di kerumunan yang mendukungnya, dan memandangnya rendah. Sebaliknya Sutan berkata dengan lembut,

" Biasanya saat membicarakan orang lain, bukankah kamu sangat terampil ? Mengapa saat tiba di diri sendiri, malah berpura - pura bingung ? "

Jika Sutan mengatakan Robi seperti ini diawal, Robi pasti akan segera membalasnya. Tetapi sekarang, Robi malah berpura - pura tidak mendengarnya, lalu menunduk diam merokok, seperti itu tidak masalah baginya.

Lulu tiba - tiba tertawa, dia melihat ke Robi, lalu setelah meminum habis anggur dalam gelasnya, berkata ke Robi lagi, " Robi, kamu tidak perlu berpura - pura. Aku hanya memberitahu kamu, dan semua orang, bahwa aku menyukaimu. Aku tidak memaksa kamu untuk menyukai aku, kamu tidak perlu begini. "

Sikap menghindar Robi, membuat Lulu sedikit tidak bisa menerimanya, terutama di depan banyak orang, harga dirinya telah terluka. Air mata mulai bermunculan di lingkar mata.

Aku baru ingin berkata, Lulu tiba - tiba berkata lagi, " Robi, aku benar - benar bukan ingin membuat kamu merasa canggung. tetapi aku bisa gila jika tidak mengatakannya dan memedamnya dalam hati. Selama masa liburan ini, orang yang aku rindukan setiap hari di rumah adalah kamu. Dulu aku bisa dengan santai menghadapi kamu, tetapi sekarang, bahkan mengirim pesan ke kamu saja aku bisa merasakan gugup. Aku takut kamu tidak membalasnya, aku juga takut saat kamu membalasnya kamu tetap masih menertawakan aku. Tetapi sekarang sudah tidak apa - apa, semuanya sudah terkatakan, aku juga sudah tenang. "

Lulu selesai berkata, dia mengambil botol anggur diatas meja. Dan menuang penuh kedalam gelasnya, dia berkata dengan pelan sambil melihat ke Robi, " Robi, maaf, membuat kamu malu hari ini "

Setelah selesai berkata, Lulu sekali lagi langsung meminum habis satu gelas penuh anggur.

Robi mengerutkan alis, merokok dengan canggung. Sikapnya membuat aku tidak tahan melihatnya, aku menatapnya, dan langsung marah, " Robi, kamu sedang berpura - pura apa disana ? Kamu bisu ? Apakah kamu tidak mendengar perkataan Lulu ? "

Robi masih diam. Raisa duduk dihadapan aku, dia melirik sebentar ke aku, lalu berkata ke Robi, " Robi, masalah perasaan, orang lain tidak bisa membantu kamu membuat keputusan. Tapi aku ingin memberitahu kamu, Lulu adalah seorang gadis yang baik, jika menyia - nyiakannya, kamu pasti akan menyesal seumur hidup "

Juga tidak tahu karena rangsangan alkohol, atau tekanan dalam hati. Wajah Lulu sekarang penuh dengan air mata. Raisa selesai berkata, memeluk bahu Lulu dengan lembut dan menenangkannya.

Melihat Robi masih diam, Eddy yang duduk disampingnya, berkata, " Kak Robi , kamu malu atau bagaimana ? Aku merasa sangat terharu dengan perkataan kakak Lulu, bahkan ingin mengantikan kamu untuk menerimanya "

Robi tidak mempedulikan Eddy. Tapi dia akhirnya berdiri, melihat ke Lulu, berkata dengan lembut, " Lulu, semua ini sangat tiba - tiba. Aku barusan terus berpikir, hari ini bukan hari april mop, kan ? Dan setelah memastikan bukan, aku juga ingin berkata jujur ke kamu. Aku adalah jenis manusia yang berjalan kedalam kegelapan, orang lain tidak bersikeras ketika salah, aku bahkan salah juga tetap bersikeras, Sejak kuliah hingga sekarang, sudah delapan tahun. Dalam waktu delapan tahun, perang perlawanan melawan agresi jepang juga sudah selesai. Delapan tahun ini, aku tidak pernah berpacaran. Bukan tidak ingin, tapi karena selalu belum bertemu dengan orang yang tepat itu. "

Perkataan Robi, membuat hati aku merasa sedikit gugup. Aku tiba - tiba teringat, Robi pernah memberitahu aku, dia menyukai seorang gadis. Menurut perkataan Robi, dia selama delapan tahun ini, selalu menunggu gadis itu. Terus menunggu sampai gadis itu memakai gaun pengantin, dan menjadi istri orang lain.

Aku mendesah dalam hati, bahkan sedikit merasa tidak berharga untuk Robi. Aku tidak tahu dia itu gadis seperti apa, bisa pantas membuat Robi menghabiskan delapan tahun terbaik dalam hidupnya untuk menunggu dirinya.

Delapan tahun ! Kehidupan manusia, akan ada berapa kali lagi waktu delapan tahun ?

Robi menyalakan sebatang rokok, dia lanjut berkata, " Lulu, kamu adalah seorang gadis yang baik ! Aku bercanda dengan kamu, menertawakan kamu, sebenarnya itu semua karena kebaikan kamu. Yang disayangkan adalah, aku tidak pantas untuk kamu, kamu pasti akan menemukan pacar yang lebih baik. Lulu, jika kamu bersedia, aku ingin menjadi abang kamu. Aku bersedia melindungi kamu, menemani kamu. Aku bisa menemani kamu gila bersama, membuat kerusuhan bersama, juga bersedia berbagi kebahagiaan dan kesedihan kamu. Mungkin yang bisa aku lakukan hanya beberapa ini. "

Kata - kata Robi, menolak Lulu sepenuhnya.

Sangat kejam, tapi inilah cinta, tidak bisa dipaksakan !

Wajah Lulu sudah penuh dengan air mata sejak tadi, dan Raisa merangkul menyayangkannya. Kepala Lulu bersandar dengan lembut di bahu Raisa, dia melihat ke depan, kedua matanya sedikit melamun dan bergumam, " Robi, kamu benar tidak mengerti aku. Aku menyukai kamu, tapi tidak ada hubungannya dengan kamu. Aku tidak membutuhkan belas kasihan mu, aku juga tidak menginginkan seorang abang. Aku berkata begitu banyak hari ini, hanya ingin memberitahu kamu, bahwa aku menyukaimu, sesederhana itu saja. Aku tidak ingin menyembunyikannya, karena itu hanya membuat aku semakin sedih. Sekarang sudah selesai, aku sudah mengatakan semuanya. Dan semua ini sudah bisa berlalu. Mulai dari sekarang, kamu masih tetap seperti kamu yang dulu, begitu juga dengan aku, kita berdua sudah tidak saling hutang. Masalah ini, sudah tuntas "

Lulu sambil berkata, air matanya juga sambil mengalir turun. Raisa memberikannya tisu, Lulu menerimanya lalu menyeka air matanya.

Selanjutnya, Lulu berdiri. Wajah sedihnya, menampilkan sebuah senyuman. Melihat Lulu tersenyum, hati aku bertambah sakit. Gadis yang begitu polos, tapi malah menanggung penolakan yang begitu kejam. Meskipun aku tahu bahwa perasaan tidak bisa dipaksakan, tapi pada titik itu, aku masih tetap sedikit menyalahkan Robi.

Lulu melihat ke semua orang, tersenyum dan berkata, " Semuanya, maafkan aku. Hari ini mengecewakan kalian semua. Lain kali akan aku undang lagi semuanya, hari ini aku pulang dulu, karena besok masih harus bekerja "

Selesai berkata, Lulu mengambil tas tangannya, berbalik dan pergi.

Raisa bergegas menyusulnya, kedua orang bersama - sama keluar dari studio.

Studio yang semarak sebelumnya, saat ini menjadi hening canggung. Sutan mengerutkan alis, melihat Robi dengan tidak senang, dan langsung berkata, " Robi, aku tidak tahu apa yang kamu pikirkan. Dengan kamu sekarang, ada seorang gadis yang begitu baik jatuh hati padamu, kamu kenapa masih merasa tidak puas ? Kamu berdasarkan apa menolaknya ? "

Robi mendongak melirik ke Sutan, dia tampak ingin membantah. Tapi pada akhirnya tidak berbicara.

Veni melihat Robi, berkata dengan lembut, " Robi, kamu pulang dan pikirkan dengan baik. Masalah 'Perasaan' tidak akan ada kesempatan lagi jika telah menyia - nyiakannya "

Robi menghisap satu kali rokok, mendongak dan menghembuskan ke udara. Lalu bergumam, " Aku sudah menyia - nyiakannya ! "

Novel Terkait

Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu