Love And Pain, Me And Her - Bab 179 Curiga

Aku tidak menyembunyikannya, melainkan langsung menjawab, “Aku kurang paham mengenai masalah ini. Baru hari ini aku mendengar kabar itu dari Presdir Mirani, sepertinya masih dalam tahap perundingan.”

Yang aku katakan memang benar adanya, Kalin memonyongkan bibirnya lalu menghela napas, dan berkata, “Ah! Coba pikir, proyek sebesar itu tapi kami dari bagian sales tidak ada satupun yang tahu. Sebagai direktur bagian sales aku merasa sedih.”

Aku tidak mengerti akan keluhan Kalin, dalam sebuah perusahaan periklanan, orang yang bukan dari bagian sales juga sering mendapatkan proyek, jadi ini adalah hal yang lumrah. Apalagi proyek ini ditangani sendiri oleh Isyana, jadi tidak sepatutnya Kalin mengeluh.

Melihat aku tidak berkata apa-apa, Kalin melirikku dan melanjutkan perkataannya, “Ugie, aku dengar perusahaan kita telah menyerahkan proposal beberapa kali kepada pihak CB , akan tetapi belum ada yang lolos.”

Padahal proyek ini tidak ada hubungannya dengan Kalin, tapi dia malah terus bertanya padaku tanpa henti. Aku menatap dirinya dengan pandangan tidak mengerti, tapi aku juga tidak menjawab pertanyaannya, jadi aku balik bertanya, “Kalin, kenapa tiba-tiba kamu tertarik pada proyek ini?”

Mendengar pertanyaanku, bulu mata Kalin mengejap-ngejap dengan cepat. Dia menyunggingkan senyum nakal dan berkata dengan nada mesum, “Siapa yang tidak tertarik dengan proyek yang bisa mendatangkan uang?”

Tetap saja aku merasa ada yang aneh! Proyek ini memang pasti akan mendatangkan keuntungan yang tidak sedikit. Akan tetapi semua orang pun tahu, kalau pelanggan ini dicari sendiri oleh Isyana, jadi selain orang-orang yang ditunjuknya, orang lain pasti tidak akan kebagian jatah.

“Jangan-jangan kamu sedang membantu orang lain mencari tahu ya?”

Tadinya aku hanya sekedar bercanda, akan tetapi dalam sekejap ekspresi Kalin berubah dan terlihat agak canggung. Namun, dia segera mengembalikan ekspresinya seperti biasa, dan mengedip padaku, “sembarangan, lagipula siapa yang kubantu?”

Ketika dia sedang berbicara tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Isyana sudah keburu masuk sebelum aku menyuruhnya masuk.

Melihat Isyana datang, Kalin langsung berdiri dan menyapa Isyana dengan sopan, lalu berkata padaku, “Asisten Ugie, kamu sibuk saja, aku pergi dulu ya.”

Selesai bicara, dia berjalan keluar sambil berlenggak-lenggok.

Isyana menatapku sambil tertawa samar, ekspresinya terlihat ingin tahu tapi dia tidak mengungkapkannya.

Aku tersenyum canggung dan bertanya padanya, “Isyana, apa yang kamu lihat?”

Isyana tersenyum kecil, dan menggeleng, “Sekarang aku merasa agak menyesal”

“Kenapa?”

Aku menatap Isyana dengan penasaran.

“Aku menyesal telah memberimu sebuah ruangan kantor sendiri.”

Aku tertawa canggung, aku mengerti maksudnya, karena setelah punya ruangan kantor sendiri maka otomatis aku punya tempat untuk mengobrol dengan perempuan lain. Semakin lama aku semakin menyadari kalau Isyana seperti sebuah botol cuka kecil, yang bisa tumpah setiap saat. Namun aku malah menyukai perasaan seperti ini, setidaknya aku bisa membuktikan kalau Isyana masih peduli padaku.

Setelah Isyana selesai bicara, dia pun tertawa sendiri, kemudian berkata padaku, “Ugie, bersiap-siaplah, sebentar lagi kita akan pergi bertemu dengan Direktur Pemasaran CB.”

Aku terkejut dan balik bertanya, “Bukankah waktu pertemuannya siang nanti? Kenapa tiba-tiba waktunya dimajukan?”

Isyana tersenyum pasrah, “Kita kan juga harus mengikuti apa kata pelanggan. Direktur pemasaran CB menelepon dan berkata kalau siangnya dia masih ada tamu penting yang harus ditemui, jadi menyuruh kita untuk datang lebih awal.”

Perihal pelanggan yang mengubah waktu pertemuan sebenarnya hal yang sering ditemui, akan tetapi yang membuatku penasaran adalah CB baru saja mau memasuki pasar China, dan direktur pemasarannya abru saja datang ke propinsi kita, seharusnya dia tidak punya kenalan orang disini, lalu bagaimana tiba-tiba mau bertemu dengan pelanggan penting?

Aku berpikir sejenak, lalu mendongak dan bertanya pada Isyana, “Isyana, apa mungkin ada perusahaan periklanan lainnya yang sudah membuat janji dengan mereka?”

Meskipun proyek dari CB ini terus di follow-up oleh Isyana, dan pihak CB bersedia bekerja sama dengan PT Nogo, akan tetapi mereka belum menandatangani kontrak, jadi ada kemungkinan bisa berubah, maka aku pun bertanya seperti itu pada Isyana.

Isyana mengerutkan kening, dia memikirkan lagi perkataanku lalu berkata, “Seharusnya CB tidak familiar dengan provinsi kita, dan perusahaan periklanan lainnya juga tidak tahu kalau Direktur Pemasaran CB datang ke provinsi kita. Aku rasa siang ini sepertinya dia bukan ingin bertemu dengan orang dari perusahaan iklan?”

Isyana merasa agak ragu, lalu melanjutkan kata-katanya, “Tentu saja kita tidak bisa mengecualikan kemungkinan ini. Jadi, kita harus bergegas dan jangan membuang waktu, kita harus memperjuangkan supaya proposal kita bisa lolos.”

Aku mengangguk dan menatap Isyana, aku mengingatkan dirinya, “Isyana, ketika kalian berada di Beijing, bukankah Don Juan juga ikut pergi bersama dengan kalian?”

Aku berniat untuk mengingatkan Isyana jangan-jangan SHOPI juga telah terlibat dalam proyek proyek ini. Apalagi sebelumnya SHOPI pernah merebut beberapa proyek dari tangan PT Nogo.

Begitu mendengar nama Don Juan, Isyana langsung tertawa. Dia menatapku dengan penuh arti, lalu berkata dengan lembut, “Ugie, apakah kamu mencurigai Don Juan? Tenang saja, itu tidak mungkin.”

Aku mengusap hidung dengan canggung, tapi aku merasa sedikit cemburu, entah kenapa Isyana sangat percaya padanya, malah sebaliknya aku tidak percaya sama sekali pada Don Juan.

Aku juga pernah berpikir kenapa aku selalu punya pemikiran seperti itu, mungkin karena dia mulai mengejar Isyana serta pernah mempermalukan diriku. Jadi setiap kali merasa ada hal yang tidak baik maka yang pertama terpikir olehku adalah dia.

Melihat aku yang diam, Isyana berkata, “Sudahlah, kamu siap-siap. Aku tunggu dirimu di parkiran sepuluh menit lagi.”

Aku mengangguk.

Selesai bersiap-siap, aku turun ke bawah. Isyana membawa Lulu, Amori dan dua orang rekan kerja dari bagian Sales bersamanya. Jadi totalnya ada 2 mobil yang berangkat, aku, Lulu, dan Isyana di satu mobil. Ada supir yang mengemudi, sedangkan aku duduk disamping supir, Isyana dan Lulu duduk di belakang.

Karena Lulu tidak mengerti tentang situasi dan kondisi proyek ini, maka sepanjang jalan Isyana menjelaskannya padaku, “Ugie, Direktur pemasaran CB bernama Abby, dia perempuan berumur 30-an, sifatnya keras. Dan ketika bicara pun tidak ada sopan santun. Dia adalah seorang ABC. Aku menjelaskan ini supaya kamu mengerti sekilas, dan nanti kamu ikut dengar, setelah kembali kamu bisa berikan saran pada Amori.”

Aku mengangguk. Yang dimaksud Isyana dengan ABC adalah singkatan dari American Born Chinese. Maksudnya orang China yang lahir di Amerika. Tentu saja dia berkebangsaan Amerika, dan orang-orang semacam ini disebut banana-man.

Tapi aku merasa ada yang aneh, jadi langsung bertanya pada Isyana, “Presdir Mirani, bukankah karena kamu sudah punya kenalan dan sudah menghubungi CEO bagian China bukan? Lalu kenapa sekarang kita masih berhubungan dengan Direktur Pemasarannya?”

Isyana tertawa dengan nada pasrah, lalu menjelaskan, “Karena CB baru saja didirikan jadi Presdirnya sibuk terbang ke dua tempat, Amerika dan China. Kepergianku kali ini ke Beijing, juga sudah berbicara dengannya di telepon. Dia menyuruhku mencari Abby, karena hal ini ditangani olehnya. Kalau bukan karena dia sudah memberitahu terlebih dulu, bisa-bisa Abby tidak akan mau bertemu denganku.”

Aku menjawab dengan “oh…” sambil mengangguk.

Novel Terkait

1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu