Love And Pain, Me And Her - Bab 119 Tugas Ekstra

Sekarang sudah jam sebelas. Aku sedikit marah pada diriku sendiri, aku hanya memikirkan Raisa dan Rehan, sehingga lupa mengirimkan sms ke Isyana, menanyakan apakah dia sampai dengan lancar.

Aku mengambil ponsel, ragu-ragu sejenak. Sebaiknya mengirimkan sms kepadanya: “Maaf, barusan ponsel di silent, jadi tidak kedengaran. Malam ini Veni mengundang makan malam, aku baru saja pulang. Apakah sedang beristirahat?”

Sms baru saja dikirim beberapa puluh detik, Isyana telah membalas pesanku: “Lagi-lagi minum alkohol? Lekaslah istirahat!”

Terlihat dari kecepatan Isyana membalas, dia sedang terus menggunakan ponsel. Aku hanya bisa diam-diam bermimpi, apakah dia selalu menunggu jawabanku?

Aku memikirkannya sebentar, membalas: “Kamu juga, lekaslah tidur, selamat malam!”

Sebenarnya aku ingin mengobrol dengan Isyana sejenak, tapi sudah kemalaman, besok dia masih ada pekerjaan yang penting. Aku juga tidak boleh karena kangen dengannya, sehingga mengganggu istirahatnya.

Berbarig di tempat tidur aku membolak-balikan tubuh tidak bisa tidur. Otakku masih memikirkan kata-kata Veni. Meskipun Raisa sudah menjelaskan kepadaku, penjelasannya juga sangat masuk akal. Dan aku melihat sendiri, Rehan menjemputnya. Tetapi, tidak tahu mengapa, hatiku selalu merasa kosong.

Ketika sedang berpikir tanpa arah, nada tanda sms masuk terdengar lagi. Masih Isyana yang mengirimkan, menekan tombol buka, dia bertanya kepadaku: “Veni mengundang kalian makan, Raisa juga pergi?”

Aku membeku sejenak ketika melihat sms. Bersama dengan Isyana, dia menyebut Raisa hampir di setiap saat. Meskipun aku sudah menyatakan perasaanku padanya, dia tidak menyetujui. Tapi dia masih membandingkan dengan Raisa.

Aku katakan yang sejujurnya: “Setelah larut malam dia baru pergi, kemudian dijemput oleh Rehan.”

Setelah memikirkannya, aku menambahkan kalimat lain, "Jika kamu bersedia, lain kali ketika kami berkumpul, aku akan mengundangmu untuk bergabung"

Alasanku mengatakan ini adalah untuk menghilangkan keraguan Isyana. Aku dan Raisa sudah putus, sekarang dia adalah pacar orang lain.

Kali ini Isyana membalas dengan sangat lambat. Setelah beberapa saat, dia baru membalas. Tapi dia tidak melanjutkan topikku.

“Ugie, aku ingin mengatakan satu kalimat kepadamu. Kamu jangan berpikiran berlebihan, oke?”

Aku langsung menjawab: :Tenang saja, aku bukan orang yang perhitungan, terlebih lagi terhadap yang kamu katakan, bagaimana bisa aku marah?”

Setelah menunggu sebentar, sms baru dikirim lagi, tertulis: "Sebenarnya, aku selalu berpikir bahwa suatu hari, cepat atau lambat, kamu dan Raisa akan balikan lagi."

Melihat sms ini, aku terdiam beberapa saat tanpa bisa berkata.

Aku tidak tahu mengapa Isyana bisa bilang seperti itu. Dia jelas tidak cemburu, tapi merupakan suatu perasaan yang nyata. Tapi bagaimana mungkin? Isyana seharusnya mengerti tentang prinsip bagaikan air yang telah mengalir dan tak akan datang kembali untuk melewati tempat yang sama. Terlebih lagi, Raisa telah berdamai dengan Rehan.

Aku berpikir tentang bagaimana membalas pesan Isyana ini. Pesan datang lagi, masih dari Isyana, tertulis beberapa huruf; “Tidak usah membalas, istirahatlah, aku juga sudah Lelah.”

Dengan bodohnya aku memandangi pesan itu. Memikirkan suasana hati Isyana saat ini. Tapi aku masih membalas “Selamat malam”.

Isyana tidak ada di perusahaan, dan akupun tidak punya motivasi untuk kerja, aku terlambat. Hari pertama dia pergi, tidur kemalaman lagi, ketika bangun, sudah jam sembilan.

Segera setelah tiba di perusahaan, seorang rekan segera mengatakan kepadaku, "Ugie, kenapa kamu baru datang? Asisten Wakil Presiden Nasir telah menelpon dua kali, meminta kamu untuk pergi. Cepatlah kamu pergi"

Aku segera menganggukkan kepala menyetujui. Hatiku penasaran, untuk apa Wakil Presiden Nasir memanggilku?

Wakil Presiden Nasir bernama Nasrudin Nasir. Dia adalah Senior Wakil Presiden di PT. Nogo Internasional. Di usia awal empat puluhan, tinggi dan tampan. Aura paman khas Korea menempel lekat didirinya. Katanya pernah bekerja di departemen publisitas pemerintah, dan peringkatnya tidak rendah. Tapi karena gayanya maka terkena masalah. Sebenarnya tidak sampai dipecat, tetapi dia yang inisiatif mengundurkan diri. Karena waktu itu, dia bertanggung jawab atas departemen publisitas di pemerintahan, dia memiliki jaringan yang sangat kuat di industri media. Jadi PT. Nogo Internasional memanggilnya bergabung, menjabat sebagai Wakil Presiden. Terutama bertanggung jawab atas perluasan dan pemasangan saluran periklanan eksternal PT. Nogo Internasional.

Sejak saya datang ke PT. Nogo Internasional, hanya bertemu dengannya beberapa kali, bahkan belum pernah mengatakan satu kalimat lengkap sekalipun. Dia masih mempertahankan gaya kerja dalam organisasi, tidak ada hubungannya dengan dirinya sendiri, dia tidak akan pernah banyak bertanya. Ditambah lagi tanggung jawab utamanya adalah untuk saluran eksternal, hanya sedikit kontak dengan rekan internal. Oleh karena itu, kehadirannya di PT. Nogo Internasional tidak kuat.

Sesampainya di depan pintu. Aku perlahan mengetuk pintu beberapa kali. Sampai dari dalam terdengar “Masuk.” Aku baru mendorong pintu untuk masuk. Begitumasuk, langsung terlihat Nasrudin sedang duduk di tempatnya sambil melihat dokumen, dan yang duduk diseberangnya adalah Kalin.

Aku tidak menduga ada Kalin juga, sejak pertemuan terakhir. Aku tidak pernah lagi melihat Kalin. Sebenarnya aku ingin bertanya kepada Kalin, waktu itu setelah aku dan Isyana pergi, apa ekspresi Don Juan.

Melihat aku masuk, Kalin tersenyum sedikit. Pada saat bersamaan dia mengedipkan matanya, gerakannya sedikit ambigu. Aku juga mengangguk sedikit, kemudian tersenyum kepada Kalin. Untungnya, Nasrudin hanya fokus pada dokumen. Tidak memperhatikan gerakan Kalin. Kalau tidak, dia pasti berpikir aku punya hubungan khusus dengan Kalin.

Aku berdiri sebentar didepan meja kantor. Nasrudin tidak mengangkat kepalanya melihatku.

Setelah beberapa saat, dia baru meletakkan dokumen yang ditangannya dan menatapku. Sebenarnya Nasrudin bukan sengaja kaku seperti itu, orang yang keluar dari organisasi seperti dia, sangat kental dengan otoritas resmi. Saat berbicara dengan bawahan, sengaja berdiam diri untuk menciptakan suasana tegag dan menekan bawahan. Nasrudin sudah terbiasa dengan setelan seperti ini, ketika dia datang ke perusahaan swasta, masih tidak mengubah gaya aslinya.

Nasrudin menganggukkan kepalanya kepadaku, termasuk menyapa. Kemudian berkata, “Ugie, kamu pergi ke departemen periklanan stasiun TV kota. Iklan KIMFAR akan segera tayang, kamu dan stasiun TV menyelesaikan detailnya. Sebelumnya, Amori yang bertanggung jawab untuk ini, tetapi dia dan Presdir Mirani melakukan perjalanan bisnis. proyek KIMFAR ada di kamu, jadi meminta kamu untuk pergi.”

Nasrudin cukup sopan. Sebenarnya, ini bukan pekerjaan aku. Tetapi karena Nasrudin telah mengatakannya, aku langsung setuju dan berkata, "Baik, Direktur Nasir. Jika tidak ada hal lain, aku akan pergi sekarang."

Nasrudin mengangguk-anggukkan kepala, dia juga tidak melihatku, kemudian mengambil dokumen lagi, berbicara berapa kata, “Kali ini merepotkan kamu.”

Aku tercengang. Meskipun kehadiran Nasrudin tidak kuat di PT. Nogo Internasional, tetapi kerangka resminya pasti yang terbesar di PT. Nogo Internasional. Baru saja Aku akan pergi, Kalin juga berdiri, dia berkata kepada Nasrudin dengan lembut dengan senyum menawannya yang unik,

“Direktur Nasir, jika tidak ada hal lain, aku juga kembali?”

Tidak menunggu Nasrudin berbicara, Kalin lanjut berkata, “Huh! Hal buruk paling banyak di departemen sales. Kemarin baru saja berdiskusi satu proyek, hari ini sudah berubah. Aku jadi harus pergi lagi.”

Urusan departemen sales tidak ada hubungannya dengan Nasrudin, dia tidak bertanya sama sekali, hanya sedikit menganggukkan kepala, “Baik, pergilah.”

Novel Terkait

Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu