Love And Pain, Me And Her - Bab 441 Keputusan

Awalnya aku ingin mengantar Isyana keluar, tetapi Isyana tidak setuju dan memintaku untuk mengobrol dengan Jane lagi sebentar. Merasa tidak berdaya, aku dan Jane hanya bisa melihat Isyana keluar begitu saja.

Di dalam kantor hanya tersisa aku dan Jane, tidak ada satu pun dari kami yang berbicara dan suasana tiba-tiba menjadi sedikit canggung. Untuk menutupi kecanggunganku, aku menyalakan sebatang rokok dan menghisapnya.

Meskipun tidak berbicara, tatapan Jane selalu tertuju kepadaku. Dalam waktu sejenak, Jane pun berkata, "Ugie, apakah hal yang aku katakan kepada kamu kemarin menjadi beban kamu? Kalau benaran begitu, aku merasa sangat maaf. Aku benar-benar bukan sengaja mengatakan hal itu kepada kamu, aku juga tidak ingin menjadi beban mentalmu. Aku hanya tidak bisa menahan diri saja, dalam beberapa tahun ini aku menahan sampai terlalu kesusahan dan akhirnya meledak pada hari itu"

Aku menggelengkan kepala aku dan tersenyum dengan canggung kepada Jane, "Jane, kita tetap merupakan teman baik. Terima kasih atas kebaikanmu, terima kasih atas kasih sayang kamu kepada aku juga, tetapi aku"

Sebelum aku sempat selesai berkata, Jane sudah tersenyum sambil menggelengkan kepala, dia memotong kata-kataku, "Ugie, kamu tidak perlu berkata apa pun, aku mengerti semuanya. Dari kuliah sampai sekarang, waktu sudah berjalan 8 tahun. 8 tahun ini terasa seperti sebuah mimpi yang panjang bagiku, meskipun mimpi ini cantik, mau bagaimanapun dia tidak realitas dan sekarang sudah saatnya bangun dari mimpi"

Kata-kata Jane membuat hatiku terasa agak kecewa. Aku lebih merasa bersalah, dia melakukan begitu banyak untukku, tetapi aku tidak bisa melakukan apa pun, tidak bisa membalas kasih sayang dia yang begitu banyak.

Sambil berkata, Jane tiba-tiba tertawa dengan penuh penghinaan, kemudian berkata dengan lembut, "Ugie, hari ini aku datang untuk memberi pamitan sementara dengan kamu"

Kata-kata Jane membuat aku terkejut, aku melihatnya dengan meragu dan bertanya dengan cemas, "Kamu, kamu mau pergi?"

Jane mengangguk dan berkata dengan lembut, "Kali ini ada kuota untuk belajar di Trans TV, stasiun menunjukku untuk mengambil kuota tersebut"

"Kamu mau pergi berapa lama?"

Aku bertanya dengan cemas lagi.

Menatap ke mataku, Jane berkata dengan perlahan, "3 tahun!"

Aku melamun sejenak, tiba-tiba hatiku terasa kacau. Aku tidak menyangka dia akan pergi begitu lama.

Kami berdua diam sejenak sebelum aku bertanya lagi, "Kalau begitu, apakah kamu masih pulang lagi?"

Aku tidak bodoh. Aku tahu keberangkatan yang berlangsung 3 tahun ini kemungkinan besar berarti Jane akan tinggal di Trans TV selamanya.

Setelah mendengar kata-kata aku, Jane tiba-tiba tertawa dengan pahit, kemudian dia menggelengkan kepalanya dengan ringan, "Tidak tahu. Siapa tahu apa yang akan terjadi besok? Seperti kita, aku tidak menyangka akan bertemu dengan kamu lagi setelah tamat kuliah"

Kata-kata Jane membuatku diam lagi, ekspresi dan nada suara dia yang kasihan membuat hatiku terasa sakit.

Berkata sampai sini, Jane pun berdiri dan berkata, "Ugie, kamu sibuk saja, aku harus pergi dulu"

Aku sibuk berdiri dan berkata, "Jane, kamu kapan berangkat? Aku akan mengantarmu"

Jane tertawa dan menggelengkan kepalanya, "Lupakan saja, tidak perlu. Aku ingat waktu kita kuliah, aku melihatmu dan Raisa wisuda dari kampus bersama. Kali ini, biarkan kamu yang melihatku meninggalkan kota ini saja"

Berkata sampai sini, Jane tiba-tiba teringat dengan sesuatu lagi, dia menoleh kepadaku dan berkata lagi, "Oh iya. Ugie, kalau lain kali kamu membutuhkan sumber reporter, ingat meneleponku, aku memiliki lumayan banyak teman baik di dalam stasiun"

Kata-kata Jane membuatku semakin merasa bersalah, ketika mau meninggalkan kota ini, yang Jane pikirkan tetap adalah aku.

Kami berdua keluar dari ruangan. Berdiri di samping mobil Jane, aku melihat dia membuka pintu mobil dan pada detik itu suasana hatiku terasa agak kecewa, sebelum masuk ke dalam mobil, Jane tiba-tiba menoleh kepadaku dan bertanya dengan senyuman, "Ugie, sebenarnya ada satu pertanyaan yang ingin aku tanyakan kepada kamu"

Aku mengangguk dengan senyuman, "Iya, tanya saja"

Ekspresi Jane terlihat kesepian, dia bertanya dengan perlahan, "Kalau, aku berkata kalau, kalau setelah putus dengan Raisa, kamu bertemu denganku duluan, apakah kamu akan jatuh cinta kepadaku?"

Melihat wajah Jane yang penuh dengan ekspektasi, hidungku terasa masam, perasaan yang kacau memenuhi hatiku, "Mungkin bisa"

Aku bukan sedang menghibur Jane. Inilah perasaan sebenarnya di dalam hatiku, kalau aku tidak bertemu dengan Isyana tetapi Jane, setelah Jane melakukan begitu banyak hal untukku, aku merasa aku tidak memiliki alasan untuk tidak jatuh cinta kepadanya.

Tetapi kehidupan ini begini, tidak ada jika.

"Terima kasih!"

Jane tertawa, dia masuk ke dalam mobil. Melihat mobil Jane semakin menjauh, hatiku terasa semakin kacau, yang bisa aku lakukan hanya berdoa yang terbaik untuk Jane.

Kepergian Jane membuat hidupku yang sudah memang tidak damai terasa sedih lagi. Tetapi kehidupan ini memang begitu, hidup tidak akan berhenti berjalan hanya karena kepergian siapa pun.

Aku menyalakan sebatang rokok dan bermaksud mau istirahat sebentar. Tiba-tiba ponselku berdering, Sutan meneleponku. Aku mengangkat telepon dan suara Sutan langsung berdering melewati telepon.

"Ugie, apakah kamu sudah bekerja?"

"Iya, kenapa?"

Aku bertanya.

Sutan tiba-tiba tertawa dan berkata, "Sesuai ekspektasiku kemarin, Don Juan tidak datang mencari kita untuk tanda tangan kontrak. Malahan dalam dua hari ini dia terus mengajak presiden Wu untuk berbicara. Sayangnya Presiden Wu tidak memberi dia kesempatan dan menolak dengan alasan sibuk. Kondisi sekarang adalah Don Juan sudah melanggar aturan kontrak. Jadi sekarang aku dan pengacara sedang berada di tengah jalan ke pengadilan, kami sudah memutuskan untuk menuntut Don Juan secara resmi"

Aku bertanya dengan kaget, "Sutan, apakah gerakan kamu tidak terlalu cepat?"

Aku benar-benar tidak menyangka Sutan sama sekali tidak meninggalkan jalan akhir untuk Don Juan. Hari ini baru saja hari pertama Don Juan melanggar aturan kontrak dan Sutan sudah berangkat ke pengadilan untuk menuntutnya.

Setelah mendengar kata-kataku, Sutan pun tertawa dan berkata dengan suara bercanda, "Tentu saja harus cepat. Semua tentara itu bergerak dengan cepat. Oh iya, bagaimana pendapatmu tentang hal yang aku katakan kepadamu kemarin? Aku beri tahu kamu, aku sudah selesai mengurus bagian bank saja. Asal bagian kami mulai menuntut, bagian bank juga akan segera beraksi. Jadi, Ugie, kamu sudah harus memberi tahu aku keputusan kamu"

Kata-kata Sutan membuatku diam. Kalau berkata penawaran dia tidak tersentuh, semua itu palsu. Berbanding dengan perusahaan Papang, SHOPI Advertising tentu saja lebih sesuai denganku. Mau bagaimana pun, sejak tamat kuliah aku selalu bekerja di bidang periklanan.

Novel Terkait

More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu