Love And Pain, Me And Her - Bab 256 Selamat Tinggal Nogo

Aku tidak tahu apakah perkataan yang diucapkan oleh Isyana ini termasuk untuk menghiburku. Aku tidak pernah berpikir bahwa dia selama ini menganggapku sebagai kekasihnya. Dan di dalam hatiku bukankah aku juga sama menganggapnya sebagai kekasihku?

Sayangnya, saat ini perkataannya itu sama sekali tidak menghiburku. Di dalam kantor yang tenang seperti air ini, aku bisa mendengar suara detak jantungku yang hancur.

Semua kesedihan dan ketidakpuasan yang aku rasakan saat ini terasa sudah tidak terlalu penting. Mungkin ini adalah akhir terbaik bagiku dan Isyana. Aku tidak perlu berpikir bagaimana menjelaskan ketidakadilan yang tidak berarti ini. Sama seperti pada awalnya aku tanpa memandang ke belakang dan mengejar hatinya.

Aku melihat Isyana dengan sedikit tersenyum dan dengan tulus berkata, "Isyana, aku pamit dulu. Semoga kamu bisa mendapatkan kebahagiaanmu."

Setelah aku mengatakan itu, hidung ku terasa masam. Sementara Isyana yang berada di depanku sejak awal sudah meneteskan air mata dengan deras.

Ketika kembali ke kantor. Aku merokok dalam diam. Suara sepatu hak tinggi terdengar dari koridor dan perlahan suara itupun juga menghilang. Aku tahu ini adalah jam pulang kerja. Dan Isyana telah meninggalkan perusahaan.

Aku mulai mengepak barang-barang milikku. Namun setelah mengeceknya, aku baru menemukan tidak ada barang milikku di Nogo ini.

Aku pun meninggalkan kantor dengan tangan kosong. Sama seperti di awal aku bergabung dengan Nogo juga datang dengan tangan kosong.

Nasib tidak ada yang menyangka. Aku telah memikirkan berbagai cara untuk meninggalkan Nogo. Dan cara inilah satu-satunya yang tidak pernah terpikirkan.

Ketika berjalan keluar dari pintu masuk, tidak tahu sejak kapan, langit kelabu itu sudah mulai turun salju.

Waktu pulang kerja telah lewat cukup lama. Sehingga di depan pintu sudah tidak ada satu orangpun. Aku menuruni tangga dalam diam dan kemudian membalikkan kepala untuk memandang gedung bangunan Nogo untuk terakhir kali. Ditemani rasa sakit di hati, aku dalam hati berkata, "Selamat tinggal Isyana! Selamat tinggal Nogo!"

Aku berjalan dengan menundukan kepala ditemani salju yang turun dari langit dengan perlahan, setelah beberapa langkah aku mendengar suara klakson mobil. Aku tidak menaikkan kepalaku dan masih berjalan seperti biasa. Tiba-tiba sebuah mobil berhenti disisiku. Sebuah suara yang akrab terdengar di telingaku, "Ugie, masuk ke mobil."

Ketika melihatnya, aku melihat Kalin yang sedang membuka jendela mobil dan melambaikan tangannya ke arahku.

Aku pun membuka pintu mobil dan duduk di kursi penumpang. Tubuhku tertutup oleh salju dan Kalin membantuku untuk membersihkannya. Gerakannya sangat akrab, dia bertanya kepadaku sambil membersihkannya, "Bagaimana obrolan dengan Presdir Mirani? Aku baru melihatnya ketika aku akan pulang kerja, matanya merah terlihat seperti orang yang baru menangis dengan keras. Ugie kamu juga tahu wanita harus dibujuk, bagaimana kamu masih tidak mengerti membujuk wanita ?? "

Perkataan Kalin ini kembali menusuk hatiku. Dalam pandangan ku kembali terbersit Isyana yang memandangku dengan pandangan penuh kesakitan dan keputusasaan.

Ketika Kalin melihatku tidak berbicara dia kembali melanjutkan, "Aku melihat Presdir Mirani seperti itu sehingga aku tidak terburu-buru pulang. Aku sengaja menunggumu disini. Ayo katakan sebenarnya apa yang terjadi?"

Aku memandang Kalin dan tersenyum pahit. Aku berusaha mengatakannya dengan santai, "Aku sudah dipecat!"

"Apa?"

Kalin kaget. Dia menatapku dengan mata yang melotot dan tidak bisa mempercayai apa yang dia dengar.

"Bagaimana ini mungkin?"

Kalin terus mengomel, kemudian dia menghela nafas dan kembali bertanya, "Ayo pergi kita cari bar supaya kita bisa sambil minum sambil mengobrol. Kamu ingin pergi kemana?"

"Pergi ke Bar Boss "

Walaupun sedang sedih atau gembira. Setiap kali memikirkan tempat untuk duduk sejenak, tempat pertama yang kupikirkan adalah Bar Boss. Kalin belum pernah pergi ke Bar Boss, sehingga aku yang menunjukkan jalan. Kami berdua pun pergi ke Bar Boss.

Ada sebuah peribahasa yang berkata kemakmuran singkat sebelum jatuh. Yang sangat cocok digunakan pada Bar Boss ini. Bar yang sebelumnya sangat suram ini hari ini diluar dugaan sangat ramai. Bahkan tempat duduk ku yang biasa kali ini sudah ditempati orang lain.

Tak mempunyai pilihan lain,Aku dan Kalin hanya bisa mencari tempat lain untuk duduk. Kalin tidak minum bir sehingga dia memesan Venus Blue. Sementara aku memesan sesuai kebiasaan, selusin bir dan beberapa piring buah.

Kalin menyalakan rokok dan menghisap dengan dalam, sambil menatapku dia berkata dengan curiga, "Ugie, apakah Presdir Mirani benar-benar memecatmu?"

Aku mengangguk.

Kalin tampaknya masih belum percaya, dia kembali bertanya, "Mengapa kamu pergi dengan tangan kosong, dimana barang-barangmu?"

Aku tersenyum pahit, sambil memandang Kalin aku berkata dengan tenang, "Barang apa di Nogo yang merupakan milikku pribadi?"

Kalin menghela nafas. Dia pun menenggak beberapa teguk minumannya, kemudian dia berkata dengan penyesalan, "Ugie, aku tidak ingin menceramahimu. Pada awalnya aku sudah mengatakannya kepadamu, masalah store nirami ini seharusnya kamu langsung mencari Presdir Mirani. Siapa yang menyangka tidak hanya kamu tidak setuju, kamu membelakangi Presdir Mirani dan menggunakan namanya untuk bertemu dengan Gao Le. Bukankah kamu menggali lubang untukmu sendiri?"

Aku membeku, menatap Kalin dengan kosong dan bertanya balik kepadanya, "Kalin, apakah kamu juga berpikir bahwa aku menggunakan nama Isyana untuk mencari Gao Le?"

Pertanyaanku ini membuat Kalin terkejut, rokok yang sudah dia letakkan di mulutnya pun dia keluarkan kembali dan bertanya kepadaku, "Bukankah begitu? Jadi Gao Le berbohong?"

Aku mengangguk dalam diam.

Kalin terus berpikir, setelah beberapa saat dia baru berkata, "Hei! Sebenarnya aku pernah mengatakannya kepadamu. Air di Nogo kita sangat dalam. Pada saat itu aku pernah mengingatkanmu untuk menjauhi Isyana. Tapi kamu tidak percaya, malah terus mendekatinya. Sekarang terjadi kan, masing-masing terkena kerugian besar dan kamu dipecat oleh Presdir Mirani. "

Kalin memang pernah mengingatkanku. Dulu aku dengan naif berpikir asalkan aku melakukan pekerjaanku dengan baik, melakukan semuanya dengan hati-hati. Ditambah Isyana mendukungku pasti tidak akan ada masalah. Namun tidak menyangka hasil akhirnya akan seperti ini.

Sepertinya aku masih terlalu naif, memikirkan kondisi di Nogo dengan terlalu sederhana. Aku pun segera bertanya kepada Kalin, "Kalin, aku telah dipecat dari Nogo. Saat ini kamu sudah bisa menceritakan kondisi di Nogo kan?"

Kalin mematikan rokoknya, mengambil gelas alkohol nya dan menyentuhnya dengan gelasku. Kami pun meminum minuman kami masing masing, Kalin kemudian baru berkata secara perlahan kepadaku, "Sebenarnya, aku tidak terlalu mengetahuinya. Yang aku tahu walaupun ayah dan ibu dari Isyana sudah bercerai, namun Nogo adalah milik dari ibu Isyana. Hanya saja banyak karyawan lama dari Nogo masih memiliki hubungan yang tak terpisahkan dengan perusahan. Karena bagaimanapun juga Nogo adalah bisnis pertama dari Owner Mirani, dia terus memandang serius Nogo. Sehingga beberapa karyawan lama masih terus bertahan di Nogo. Aku beri contoh, hubunganmu dengan Isyana ini bahkan diketahui oleh seorang manager toko rendahan dari perusahaan. Apakah kamu bisa membayangkan berapa banyak perhatian yang diberikan kepada Nogo? "

Aku memiliki pemahaman yang dalam untuk poin ini. Namun aku masih merasa aneh dan kembali bertanya kepadanya, "Aku tidak mengerti, bahkan jika Nogo memiliki hubungan yang dekat dengan perusahaan. Apa hubungannya dengan aku yang dijebak oleh Gao Le ini?"

Kalin hanya tertawa singkat, dia menggelengkan kepala sambil menghela nafas dia berkata, "Aduh! Apa lagi selain ada orang yang tidak ingin kamu dekat dengan Presdir Mirani?

Aku menatap Kalin dengan tatapan kosong,dalam hatiku kembali timbul kepahitan itu lagi.

Novel Terkait

Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu