Love And Pain, Me And Her - Bab 108 Acara Pengundian Hadiah

Saat Kalin sampai di sampingku. Dia segera mengedipkan matanya padaku, lalu sedikit tersenyum dan bertanya padaku, “Ugie, melihat Don Juan malu, kamu sudah senang?”

Aku tertawa, menggeleng berkata,”Tidak ada yang harus merasa senang atau tidak. Sering berdiri di tepi sungai, tidak mungkin sepatu tidak basah. Dia begitu sombong, dibuat malu sekali oleh orang, juga sulit untuk dihindari” Kalin baru saja mau berbicara, tapi aku tidak ingin basa-basi dengan dia, langsung memotong berkata,”Kalin, pinjami aku, kartu nomormu”

Kalin melihatku, berkata dengan aneh, “Apa yang menarik untuk dilihat dari ini, semua orang ada”

Walaupun dia berkata begitu, tapi masih melepaskan kartu nomor dari pergelangan tangannya. Kartu nomor ini di buat dengan begitu halus, menggunakan satu tali emas melewati sebuah emas berbentuk hati. Nomor tertera diatasnya, kepingan emas itu dibuat dengan emas murni, beratnya kira-kira 1 gram.

Don Juan ini benar-benar murah hati, tamu yang terhitung ratusan, dia bisa menggunakan emas murni untuk membuat kartu nomor. Walaupun beratnya tidak besar, tapi gaya dan kekayaan seperti ini, memang tidak bisa dibandingkan dengan orang biasa.

Aku memegang kartu nomor Kalin, membaliknya. Sekalian juga mengobrol dengan dia. Aku mengembalikan kartu nomor padanya, Kalin lalu memasang kembali ke pergelangan tangannya.

Acara menari akhirnya selesai. Sepertinya suasana hati Don Juan juga sudah membaik sedikit, dia menyapa kerumuan orang-orang. Dan yang membuat mereka cemas, dan yang paling ingin dilihat, adalah hadiah utama dari acara hari ini. Karena Don Juan sudah mengatakan, hari ini mereka akan mendapatkan hadiah.

Bersama satu alunan lagu, pembawa acara sekali lagi naik ke atas panggung. Dia mengobrol sebentar. Tentang aturan hadiah dan lain-lain. Mengikuti dengan hasutan pembawa acara, suasana di acara itu semakin heboh.

Hadiah pertama yang diambil adalah hadiah ketiga. Pembawa acara mengumumkan, sepuluh nama yang mendapatkan hadiah ketiga, Iphone dan tablet. Walaupun orang-orang yang menghadiri acara hari ini, banyak yang kaya, tapi semua orang ingin mencoba. Karena ini adalah hadiah gratis, walaupun diri sendiri sudah punya, memberikannya pada teman atau saudara juga bagus.

Satu pelayan menekan mesin goyang. Terlihat didalam satu bola kaca yang transparan, nomor terus bergoyang di dalam. Kali ini yang mengambil undian, adalah Direktur perusahaan periklanan yang menjadi tuan rumah di acara terakhir. Dia naik ke panggung, melambaikan tangannya. Saat undian di dalam bola berhenti, dia memejamkan mata mulai mengambil undian.

Suasana di ruang acara, sebentar saja sudah menyala. Semuanya mulai membujuk, dengan sepenuh hati meneriakkan nomor masing-masing. Dan Kalin berdiri disampingku, dia berbisik berkata,”Kenapa tidak menggunakan mesin langsung mengeluarkan nama, malah menggunakan orang untuk menarik undian?”

Aku sedikit tertawa melirik dia sekilas, di telinganya berkata dengan suara rendah, “Apakah ada beda? Walaupun menggunakan cara apapun untuk mengambil undian, semua bisa dikontrol. Don Juan ingin siapa yang memenangkan hadiah, maka dia yang akan memenangkan hadiah”

Kalin mengangkat bahu. Dia setuju dengan perkataanku. Tapi dia menoleh melihatku sebentar, mulai bercanda, “Ugie, aku harus jaga jarak denganmu. Don Juan tidak suka melihatmu, kalau dia melihat kita begitu dekat, mungkin awalnya aku bisa memenangkan hadiah, tapi karena kamu, dia membatalkannya”

Kalin selesai berbicara, dia sendiri terkekeh. Aku juga tertawa, mendekat padanya, berbisik di telinganya berkata,”Kalin, kamu hari ini bisa menang hadiah utama, apa kamu percaya?”

Kalin tertawa. Dia menoleh melihatku, disaat Isyana tidak melihat, langsung berbisik pelan,”Ugie, aku merasa kamu semakin pengertian! Tapi kamu sekarang berbicara denganku seperti ini, kamu tidak takut Presdir Mirani cemburu?”

Aku tertegun, baru menyadari. Rupanya saat aku dan Kalin berbicara begitu dekat dengan telingaya, ekspresi wajah Isyana sedikit tidak normal. Tapi aku segera menjelaskan pada Kalin, “Kalin, aku dan Presdir Mirani ”

Kata-kata belum selesai diucapkan, Kalin melambaikan tangannya, dia memotong pembicaraanku berkata,”Sudahlah, untuk apa menjelaskan padaku? Kamu lebih baik jelaskan pada Presdir Mirani ! Tapi jika aku benar-benar memenangkan hadiah, aku pasti akan benar-benar berterima kasih padamu.”

Aku tertawa mengangguk, berkata, “Kamu pasti bisa menang!”

Kalin sangat menerima kata-kataku, dia dengan senang melirikku.

10 orang pemenang hadiah ketiga dengan cepat sudah diundi. Yang mendapatkan hadiah tentu saja senang, di atas panggung berterima kasih pada Presdir Romino, lalu memberi selamat pada SHOPI. Dan yang tidak menerima hadiah juga tidaak marah, semua orang sedang menunggu hadiah selanjutnya. Karena masih ada 2 hadiah yang belum diundi.

Hadiah ketiga sudah selesai diundi, sekarang giliran hadiah kedua. Pembawa acara berkata, hadiah kedua 5 orang, hadiahnya adalah satu set peralatan teh. Kerumunan orang-orang dibawa mengeluarkan suara kecewa.

Di mata orang-orang, satu set peralatan teh tidak menarik dibandingkan iphone dan tablet. Beberapa orang merasa, apa ada kesalahan, hadiah kedua dan ketiga terbalik.

Pembawa acara sengaja berhenti sebentar, menunggu sampai orang-orang berhenti memprotes. Dia baru berkata pada orang-orang dibawah, “Satu set peralatan teh ini adalah barang bermerk, bernama Wedgwood”

Setelah kata-kata pembawa acara keluar, orang-orang dibawah terkejut. Disini semuanya adalah orang yang berada di bidang periklanan, terhadap Wedgwood tentu saja sangat jelas. Itu adalah porselen mewah otentik dan kuno. Pernah digunakan oleh permaisuri Rusia, dan pada saat Inggris datang ke China, diberikan pada kaisar Qian Long.

Satu set peralatan teh Wedgwood, paling murah adalah senilai 60 sampai 80 juta rupiah. Tentu saja orang-orang itu terkejut. Tidak disangka, sebuah acara pertemuan biasa, kenapa Don Juan bisa semurah hati ini.

Kalin sedikit tersenyum melihat ke arah panggung, dia berkata dengan sedikit iri, “Aku hari ini tidak perlu mendapatkan apa-apa, mendapatkan satu set Wedgwood aku sudah puas”

Aku menggeleng, tertawa berkata padanya,”Tenang saja, bukankah aku sudah memberitahumu? Hari ini kamu pasti memenangkan hadiah utama. Lebih berharga dari satu set peralatan teh ini”

Kalin tertawa. Tidak peduli dapat atau tidak, setidaknya dia suka mendengar kata-kataku.

Dan Isyana terus berdiri disampingku, dia tidak melihat ke arah panggung, matanya terus melihat ke pemandangan diluar. Aku berbisik bertanya padanya, “Isyana, kenapa tidak bicara?”

Isyana menoleh melihatku, dia sambil tertawa berkata, “Tidak ada orang yang menemaniku bicara”

Selesai dia berbicara, sekali lagi menoleh melihat keluar.

Melihat wajah cantik Isyana, aku sedikit tertegun.

Aku sedikit tidak berani mempercayai telinga sendiri, mungkin Isyana cemburu? Aku tidak salah dengar kan? Dia cemburu karena aku dan Kalin mengobrol seru! Aku sama sekali tidak menyangka. Hatiku terasa senang, kebahagiaan ini datang terlalu tiba-tiba. Dan disaat itu aku semakin yakin, hari ini harus menyatakan cinta padanya!

Sudah memutuskan, hatiku saat itu merasa sedikit gugup. Tidak tahu yang menungguku, adalah penerimaan yang bahagia, atau penolakan yang dingin!

Novel Terkait

Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu