Love And Pain, Me And Her - Bab 399 Tidak Menyangka

Para karyawan di area kantor tampak terkejut dan melihat kemari. Aku semakin merasa canggung dan bertambah marah, aku tidak pernah menyangka, Viali ternyata sedikitpun tidak memberi aku muka, membuat aku malu didepan banyak orang.

Dalam hati aku, aku sebenarnya sungguh menganggap Viali sebagai teman. Tapi hanya sebagai seorang teman yang sedikit lebih baik dibanding teman biasa, lagipula dia adalah kakak sepupu Robi. Tetapi aku tidak menyangka, dia akan marah dengan begitu cepat. sedikitpun tidak menghargai aku didepan karyawan studio aku.

Karena dia tidak menghargai aku, aku juga tidak perlu merasa sungkan terhadap dia. Aku tertawa dingin melihat ke Viali, berkata dengan santai, “ Direktur Viali terpandang dan berwibawa, tidak menganggap manusia rendah seperti aku sebagai teman juga hal yang normal. Tetapi, aku masih ingat. Aku dan Direktur Viali pernah berhubungan baik dan saling bersulang, sampai tidak akan pulang kalau tidak mabuk “

Aku secara tidak langsung memberi tahu masalah Viali mabuk sebelumnya. Sebenarnya aku masih ingin lanjut berkata, kita juga pernah tidur di ranjang yang sama, aku juga mencucikan baju kamu. Tapi karena dia perempuan, dan ada begitu banyak orang yang hadir, aku masih memberinya sedikit harga diri.

Viali tentu saja mengerti apa isi perkataan berikutnya yang tidak aku katakan. Dia melotot lekat ke aku, itu adalah semacam pandangan mengancam. Aku juga sedikitpun tidak peduli, aku mengangkat pelan alis melihat ke Viali, memberikan pandangan mengancam yang sama.

Papang Yan sepertinya menyadari ada yang tidak benar diantara kami berdua, dia segera tertawa dan berkata, “ Direktur Ugie, kamu tidak tahu. Aku hari ini baru mengatakan bahwa pernah datang ke ruang kerja kamu satu kali. Direktur Viali langsung segera ingin datang melihat, Direktur Viali sangat perhatian terhadap kamu. “

Aku juga tidak mempedulikan perkataan Papang Yan. Viali datang kemari, menurut aku, dia semata – mata hanya datang mencari masalah dengan aku.

Viali melirik sebentar ke aku, lalu mengalihkan pandangan ke meja bar, berkata dengan dingin, “ Ruang kerja kamu ini sangat tidak profesional ! Pertama, kamu ternyata menyisakan meja bar club. Lagipula yang tertata semuanya adalah arak ! Aku tidak mengerti, bagaimana karyawan kalian boleh meminum arak di saat jam kerja ? “

Orang – orang di ruang kerja ini juga tidak mengenali Viali. Mengenai kritikan dia, banyak orang terlihat sedikit tidak senang, semuanya mengamatinya dari atas kebawah, menebak identitasnya.

Aku berjalan ke dalam meja bar, mengambil sebotol anggur yang sudah pernah aku buka sebelumnya dari rak anggur. Juga mengambil beberapa gelas, pertama – tama mengambil es batu dari kulkas kecil di samping, setelah meletakkan dalam gelas, lalu perlahan aku menuang tiga gelas anggur.

Berjalan ke samping Viali dan Papang Yan dengan memegang dua gelas anggur. Memberikan anggur kepada keduanya, dan berkata ke Viali lagi, “ Saat tekanan kerja tinggi, kadang – kadang meminum satu gelas anggur, bisa meringankan tekanan. Mengapa tidak boleh ? Bagaimanapun manusia juga hanya hidup sekali, minum sedikit anggur, dan mengobrol masalah kehidupan. Ini juga termasuk salah satu jenis kesejahteraan setelah bekerja. Manusia tidak perlu menjadi budak pekerjaan. Jika kehidupan seseorang hanya ada pekerjaan, dan tidak ada yang lain, jadi apa bedanya dengan mesin ? “

Aku menyindir Viali secara tidak langsung. Viali tentu saja mengetahuinya, sudut bibirnya tertarik, memperlihatkan sebuah senyuman mencibir.

Setelah meminum satu teguk anggur, Viali melihat ke peralatan di area fitness lagi, berkata dengan dingin, “ Kalau begitu jarak area fitness dengan area kerja begitu dekat, juga adalah kesejahteraan ? Ada yang fitness, ada yang kerja, jaraknya begitu dekat, saling memberi dampak. Bagaimana mungkin ini mempunyai kerja yang efektif ? “

Setelah Viali selesai berkata, aku memegangi hidung sebentar dengan canggung. Sejujurnya, yang di katakannya ini, aku benar – benar tidak bisa membantah. Dan penyebab muncul keadaan seperti sekarang ini juga sangat sederhana, yakni karena tidak punya uang, tidak terdapat banyak ruang kosong, sehingga membentuk sebuah area fitness tertutup seorang diri.

Aku setelah meminum anggur, juga tidak melanjutkan perkataan Viali. Papang Yan yang disamping juga menyadari kecanggungan aku, dia tertawa dan berkata ke aku, “ Direktur Ugie, area kantor juga sudah kami lihat, saat ini sudah saatnya pergi melihat ruang kerja kamu “

Aku tahu, Papang Yan sedang membantu aku dari rasa malu. Sambil memegangi gelas anggur, aku mengesampingkan badan membuat sebuah isyarat tangan mempersilakan. Kami bertiga memasuki ruang kerja aku. Banyak orang duduk di atas sofa di area istirahat, Papang Yan melihat ke sekitaran, lalu berkata, “ Direktur Ugie, kamu mungkin masih belum mengetahui. Hari ini Direktur Viali secara khusus meminta aku datang “

Aku merasa sedikit aneh dan melihat sebentar ke Papang Yan, tidak mengerti maksud dia. Papang Yan lanjut berkata, “ Kamu juga tahu, terakhir kali rencana pembiayaan aku ditolak oleh Direktur Viali . Alasan mengapa Direktur Viali menolaknya, kemungkinan besar karena tim pemasaran kami tidak cukup profesional. Pemasaran berhubungan langsung dengan penjualan, terlebih berhubungan langsung dengan pelanggan. Oleh karena itu, Direktur Viali mengusulkan agar aku datang kesini untuk belajar “

Perkataan Papang Yan, sedikit diluar dugaan aku. Aku melihat sebentar ke Viali, tapi dia malah memalingkan pandangan ke tempat lain, dan tidak menatap aku sama sekali. Meskipun, bentuk Viali masih tetap terlihat dingin. Tapi aku tahu, dia masih sangat menghargai bakat pemasaran aku.

Aku tersenyum, dan berkata beberapa kata basa basi.

Papang Yan tiba – tiba berkata lagi, “ Pemasaran ini, pasti merupakan sebuah kursus keahlian yang sangat profesional. Direktur pemasaran kami itu sebelumnya bekerja di lima perusahaan yang termasuk 100 perusahaan teratas. Dan datang melamar ke tempat aku, aku mengira telah mendapatkan harta pusaka. Tetapi setelah bekerja begitu lama, masih tetap tidak ada hasil sama sekali “

Papang Yan masih belum selesai berkata, Viali tiba – tiba datang ke arah aku dan mengerutkan bibir, sambil melihat Papang Yan dan berkata, “ Direktur Pan, kamu dapat mempekerjakan dia diperusahaan kamu, sebagai direktur pemasaran ! “

Perkataan Viali membuat aku dan Papang Yan bengong, Papang Yan segera berkata, “ Jika Direktur Ugie bersedia, maka aku tentu saja akan menyambutnya “

Aku awalnya mengira bahwa perkataan ini hanya lelucon. Tetapi tidak disangka, Papang Yan tiba – tiba berubah menjadi serius, melihat aku dan berkata, “ Direktur Ugie, jika kamu tidak keberatan dengan perusahaan aku yang kecil, maka boleh datang mencoba. Gaji tahunan yang dapat aku tetapkan untuk kamu adalah, dua miliar setelah pajak. Mengenai pilihan, bisa kita bicarakan. Dan juga, kamu juga tidak perlu menutup studio kamu. Kamu boleh mencari orang khusus untuk mengurusnya. Dan beberapa proposal pemasaran perusahaan kami yang perlu di- outsource, juga bisa diberikan kepada perusahaan kalian untuk mengerjakannya. Bagaimana, apakah berminat ? “

Aku melihat ke Papang Yan, tidak tahu harus senang atau sedih dan berkata, “ Direktur Pan, ini hanya pertemuan ketiga kali kamu dan aku. Dan kamu berani mendengar racun dari Direktur Viali , menawarkan persyaratan yang begitu menguntungkan ? “

Sejujurnya, tawaran Papang Yan sedikit terlalu menguntungkan. Sampai membuat aku sedikit mencurigai kebenarannya. Aku bisa sambil mendapatkan gaji tahunan yang tinggi, memegang pilihan, dan masih bisa sambil membuka studio. Ini mungkin bagi sebagian manager profesional juga tidak bisa mendapatkannya.

Setelah aku selasai berkata, Papang Yan tersenyum, melihat aku dan berkata, “ Direktur Ugie, meskipun kita baru bertemu tiga kali, tapi reputasi kamu tidak kecil ! Buku perencaan pasar KIMFAR, bisa dikatakan sempurna. Tidak hanya KIMFAR bahkan Direktur Bong Casa di daerah Timur sangat memuji dan mengagumi kamu. Dan bahkan CEO Hartono juga sangat menghargai kamu, dan mempunyai pemikiran untuk menarik kamu pergi ke KIMFAR. Menurut kamu, orang berbakat seperti kamu ini apakah perlu berjumpa banyak kali untuk memahami kamu ? “

Aku tertawa sedikit canggung. Bagaimanapun dipuji langsung didepan, aku merasa sedikit tidak enak. Aku tidak menyangka Papang Yan lumayan mengerti aku.

Novel Terkait

Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu