Love And Pain, Me And Her - Bab 494 Bergabung Dengan Cantique

Aku merasa sedikit aneh, karena ketika aku melihat ke belakang, tampak seorang wanita berusia lima puluhan berdiri di samping mobil mini berwarna ungu. Wanita itu menatapku dan kemudian melihat Land Roverku. Dia sedikit penasaran dan bertanya kepadaku, "Anak muda, apakah itu mobilmu?"

Aku bahkan tambah bingung dan melihat di mana mobilku diparkir dan tidak ada yang salah dengan itu. Bahkan tidak di jalan mobilnya. Jadi aku menatapnya, menganggukkan kepala dengan bingung dan berkata, "Ya, bibi, mobil itu milikku, apa ada yang salah?"

Wanita itu langsung tertawa. Dia memiringkan kepalanya dan menatapku seolah-olah sedang mengingat sesuatu, lalu berkata, "Namamu adalah, U, U, Ugie, kan?"

Aku semakin bingung dan menatap wanita itu, mengangguk lagi dan berkata, "Ya, bibi, namaku Ugie. Dan anda?"

Tanyaku langsung. Tak disangka, wanita itu tersenyum kecil dan berkata, "Tidak apa-apa, kamu bisa kembali kerja."

Aku merasa agak konyol. Apa yang terjadi di sini? Aku ingin bertanya lebih banyak, tetapi wanita itu berhenti berbicara, membuka pintu dan langsung masuk ke dalam mobil. Aku menggelengkan kepalaku dengan senyum pahit, sambil terus bertanya-tanya di dalam hatiku. Sejak kapan aku menjadi selebriti, berjalan di jalan, tetapi ada orang yang bisa mengenaliku.

Aku juga tidak menduga, setalah aku membuka pintu masuk ke Jump Corp. Ternyata seorang petugas yang cantik segera maju untuk tersenyum padaku dan berkata, "Selamat siang pak! Bolehkah saya bertanya apakah anda melakukan perawatan, atau perawatan kesehatan?"

Sore tadi, Deren juga sudah memberitahuku tentang itu. Ia mengatakan bahwa Jump Corp tidak hanya untuk wanita, tetapi juga untuk perawatan kulit dan kecantikan pria, serta kesehatan dan kebugaran.

Melihat petugas itu, aku tersenyum, menggelengkan kepala dan dengan sopan berkata, "Hai, saya ingin bertemu dengan Manajer Oei."

Petugas itu sangat sopan, dia tidak menolak dan justru membawaku langsung ke kantor manajer di lantai dua. Ketika aku mengetuk pintu dan masuk, aku melihat seorang pemuda berusia dua puluh enam atau dua puluh tujuh tahun duduk di kursi manajer. Ketika dia melihatku masuk, dia menatap ku dengan ekspresi kosong di wajahnya.

Aku segera memperkenalkan diri dan berkata, "Halo, Manajer Oei. Saya orang Cantique."

Manajer Oei ini masih sangat sopan, kemudian setelah mendengar perkenalanku, dia segera bangkit dan menjabat tanganku. Dia berkata dengan sopan, "Halo, Direktur Ugie. Saya sudah lama mendengar nama anda, tetapi saya tidak pernah berkesempatan untuk bertemu dengan anda. Mari silakan duduk."

Kata-kata Manajer Oei tidak lebih dari basa - basi sopan yang saat pertemuan pertama. Setelah duduk untuk mengobrol singkat, aku berhenti basa - basi dan langsung ke intinya, "Tuan Oei, saya ke sini hari ini untuk berbicara tentang kerja sama dengan perusahaan anda."

Tidak lama setelah aku selesai berbicara, Manajer Oei segera menyela dan berkata, "Direktur Ugie, salah satu kepala departemen pemasaran anda, Deren, sudah datang kepada saya terkait masalah itu. Saya pun sudah menjelaskan kepadanya. Saya tidak bertanggung jawab dalam masalah ini. Saya sudah melaporkannya kepada atasan. Jadi terkait hal ini, silahkan Direktur Ugie meninggalkan nomor telepon. Saya akan menghubungi anda lagi, jika atasan saya sudah memberikan jawaban. Jadi bagaimana menurut anda?"

Jadi itulah jawaban mereka. Tidak ada gunanya bagiku untuk mengatakan apa pun lagi. Aku mengeluarkan kartu namaku dan menyerahkannya kepada Manajer Oei dan dengan sopan berkata, "Kalau begitu maaf sudah merepotkan Manajer Oei."

Manajer Oei mengangguk sambil tersenyum dan mengambil kartuku.

Manajer Oei cukup baik untuk mengantarku keluar dari clubhouse. Setelah aku masuk ke dalam mobil, aku memikirkan hal ini saat tengah berkendara.

Dari informasi yang aku dengar klinik kecantikan ini sangat agresif untuk terus ada di aplikasi. Bagaimanapun juga dengan bergabung di dalam aplikasi Cantique akan berdampak dengan meningkatnya pengguna mereka. Tetapi kenapa Jump Corp sepertinya tidak tertarik. Yang terpenting adalah, Manajer Oei, karena sebagai manajer dari Jump Corp seharusnya dia langsung mengambil keputusan dalam masalah ini, masalah ini hanyalah soal pemasaran biasa. Tetapi dia berulang kali mengelak dan terus mengatakan bahwa atasannya yang harus mengambil keputusan. Jelas ini agak tidak masuk akal.

Setelah memikirkannya sebentar, aku masih tidak dapat memahaminya, jadi aku langsung kembali ke studio.

Setelah aku bergabung dengan Cantique bersama karyawanku, ruang studio menjadi kosong. Cantique belum menggunakan tempat ini untuk sementara waktu dan Papang berencana untuk menyewakan apartemen atas nama perusahaan. Namun, aku cukup nyaman tinggal di sini, jadi menolaknya dan memutuskan untuk terus tinggal di sini. Aku akan pindah sampai perusahaan menggunakankan tempat ini.

Sesampainya di studio, aku mulai menyiapkan makan malam. Baru saja selesai mencuci beras dan memasukkannya ke dalam rice cooker, tiba - tiba telepon di meja tamu berdering tanpa henti. Aku keluar dari dapur dan segera pergi ke meja tamu di area lounge, lalu mengangkat telepon dan melihatnya. Aku terkejut karena ternyata telepon itu dari Djoko.

Sejak Eddy menyelesaikan penjualan dengan bantuan Viali, aku belum pernah berhubungan lagi dengan Djoko. Tetapi sesekali kami sesekali mengobrol dengan Eddy di WeChat.

Ketika aku menjawab telepon, aku mendengar suara Djoko , "Ugie, kudengar kamu pergi ke Jump Corp hari ini?"

Aku terkaget dengan pertanyaan Djoko, kemudian aku langsung bertanya, "Paman Santoso, kamu juga tahu ya? Ya aku memang pergi ke Jump Corp sore ini."

Djoko tertawa begitu aku selesai berbicara, kemudian dia menambahkan, "Ugie, jika kamu tidak sibuk. Ayo kita keluar makan malam ini?"

Aku belum memasak dan juga sudah lama tidak melihat Djoko. Jadi aku rasa sekarang waktu yang tepat untuk bertemu dan mengobrol. Aku jawab, "Baik Paman Santoso, kita mau bertemu dimana?"

Djoko memilih restoran Barat. Setelah memberitahuku nama dan alamatnya. Aku menutup telepon, membersihkan dapur dan langsung pergi ke restoran yang Djoko katakan.

Tempat yang dia pesan tidak jauh dari tempatku, sekitar setengah jam perjalanan. Begitu masuk, aku melihat bahwa restoran ini sangat elegan dan bergaya, dengan musiknya yang merdu, serta penuh dengan pelanggan.

Djoko sedang duduk di kursi dekat jendela dan ketika dia melihatku masuk, dia langsung menoleh ke arahku serta langsung melambai ke arahku. Saat melihat Djoko, aku terkejut dan tersenyum sendiri.

Ada seorang wanita duduk di samping Djoko. Dia berusia sekitar lima puluhan, dengan mengenakan pakaian desainer yang elegan dan dia tersenyum padaku. Itu adalah wanita yang sama yang aku temui di tempat parkir Jump Corp sore tadi. Aku melihatnya duduk dekat dengan Djoko, tidak mengherankan, dia pasti ibu Eddy , istri Djoko. Lagipula dia bisa menebak namaku ketika dia melihat Land Rover yang aku kendarai di tempat parkir, karena mobil itu dulu miliknya.

Begitu kami sampai di meja, Djoko memperkenalkanku dan berkata, "Ugie, aku kenalkan, ini istriku. Kamu bisa memanggilnya Bibi Santoso."

Bibi Santoso berdiri dan menjabat tanganku dengan anggun. Lalu dengan nada bercanda berkata, "Ugie, bagaimana perawatan kecantikanmu siang tadi?"

Aku tertawa dan menggelengkan kepala, lalu menjelaskan, "Bibi Santoso, aku kesana bukan untuk perawatan. Aku ke sana karena urusan bisnis."

Bibi Santoso tidak berkata apa-apa, tapi Djoko terkejut, "Oh", menatapku dan bertanya, "Bukan Jump Corp yang memintamu membuat perencanaan?".

Novel Terkait

A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu