Love And Pain, Me And Her - Bab 59 Kelahiran Kembali

Melihat ekspresi Isyana yang suram, aku juga tidak tega untuk bertanya padanya lagi. Siapapun memiliki perasaaan yang sensitif yang paling tidak ingin disinggung. Isyana memilikinya, begitu juga aku.

Mengikuti pandangan Isyana, aku juga melihat keluar jendela ke sungai. Beberapa saat kemudian, Isyana berkata : “ Seiring dengan perkembangan PT. Nogo Internasional yang terus meluas, ayahku mulai berinvestasi di bidang lain. Dan ibu tetap berpegang teguh pada PT. Nogo Internasional. Dia pernah berkata kepada ayahku bahwa tidak peduli dia berhasil atau tidak di bidang lain, PT. Nogo Intenasional akan tetap menerimanya. Baguslah jika sukses, tetapi jika gagal, maka kembali lagi ke PT. Nogo Internasional. Namun, ayah memang merupakan seseorang yang penuh harapan. Dengan visinya yang unik, dia membuat prestasi besar di industri lain. Kemudian, Grup Djarum pun didirikan. Setelah dia mencapai kesuksesan dalam karirnya, dirinya menjadi semakin sibuk. Jangankan aku, bahkan jika ibu ingin bertemu dengannya saja tidak mudah. ”

Ketika Isyana mengatakan ini, aku seperti dapat menebak apa yang terjadi selanjutnya. Dan benar saja, apa yang dikatakan Isyana selanjutnya tidak jauh berbeda dari yang aku pikirkan.

“ Ini terjadi ketika aku sedang kuliah tahun pertama di luar negeri. Pada saat aku kembali ke rumah, aku menemukan perbedaan di dalam rumahku. Sebelumnya, selalu ada pajangan tentang ayah, tetapi kali ini semuanya sudah tidak ada. Aku merasa ada yang aneh, jadi aku pun bertanya kepada ibuku apa yang sedang terjadi. Dan ibu baru mengatakan yang sebenarnya padaku. Pada hari dimana aku pergi ke luar negeri, mereka berdua sudah bercerai. Tetapi mereka berdua menyembunyikannya dariku karena khawatir itu akan mempengaruhiku. Mereka selalu menghubungiku secara terpisah, tetapi tidak ada yang pernah membahas tentang masalah perceraian. ”

Isyana berbicara sambil mengambil gelas jusnya dan mengaduknya. Matanya menatap ke gelas yang indah itu dan perlahan berkata : “ Sebenarnya, pada saat itu aku sama sekali tidak membenci ayah. Meskipun aku tidak memiliki pengalaman tentang percintaan, tetapi aku mengerti tentang satu hal yaitu pernikahan adalah untuk kebahagiaan. Demikian juga perceraian adalah untuk kebahagiaan. Mungkin ayah ingin mengejar kebahagiaannya sendiri. Tetapi aku tidak menyangka bahwa ketika ibu menderita depresi, ayah sama sekali tidak pernah menghubungi ibu. ”

Aku tertegun mendengar perkataan Isyana. Kesan yang Bibi Salim berikan padaku adalah dirinya yang suka berbicara dan tertawa, dan kepribadiannya yang sangat ceria. Aku tidak dapat melihat bahwa dirinya pernah merasakan depresi sebelumnya.

Isyana melanjutkan : “ Yang membuatku lebih susah menerimanya adalah ayahku selingkuh sebelum perceraian. Terlebih lagi, dia tidak hanya berselingkuh dengan satu orang. Ketika aku mengetahui semua ini, bayangan ayah di hatiku telah benar-benar hancur. Pada saat itu, aku ingin mengirim ibuku ke luar negeri dan tinggal bersamaku. Dengan begitu, aku bisa merawatnya dan juga dapat membantu dalam depresinya. Tetapi ibu tidak mau, dia tidak bisa melepaskan PT. Nogo Internasional. Dan ketika mereka berdua bercerai, ibu tidak menginginkan apa-apa selain PT. Nogo Internasional. ”

Aku akhirnya mengerti mengapa Isyana menolak untuk menerima tawaran Grup Djarum . Ternyata inilah sebabnya.

“ Tidak ada cara lain, aku pun menghubungi ayahku. Aku berharap dia dapat melihat kehidupan suami istri mereka selama bertahun-tahun dan putrinya ini, dan membiarkannya menjaga ibuku. Meskipun dia telah berjanji padaku, tetapi dia tidak pernah kembali sama sekali. ”

Aku mendengar curahan hati Isyana dengan seksama. Begitu dia berhenti, aku langsung bertanya : “ Jadi akhirnya bagaimana penyakit depresi Bibi Salim disembuhkan? ”

Sepengetahuanku, penyakit depresi tidak mudah disembuhkan. Terutama yang seperti Bibi Salim yang telah terpukul keras, pasti lebih sulit untuk pulih.

Begitu aku menanyakannya, mata Isyana langsung memerah. Melihat penampilan Isyana yang sedih, aku merasa sedikit menyesal dan langsung berkata : “ Maaf Isyana! Kamu tidak perlu mengatakannya jika kamu tidak ingin mengatakannya. Ini semua salahku karena telah banyak bicara. ”

Isyana tersenyum pahit, lalu menggelengkan kepalanya dan melanjutkan : “ Pada tahun ketiga perceraian mereka, itu adalah hari ulang tahun pernikahan ayah dan ibu. Malam itu, ibu minum alkohol dan mengingat kembali masa lalu. Dia merasa tertekan sehingga dia menelan semua pil tidur itu. Aku tahu bahwa dia bukan ingin tidur, melainkan ingin bunuh diri. ”

Ketika Isyana mengatakan ini, air matanya pun mengalir. Aku pun bergegas memberinya tisu. Isyana menyeka air matanya, lalu menghela nafas dan melanjutkan : “ Orang-orang mengatakan bahwa ada telepati antara ibu dan putrinya. Sebelumnya aku tidak percaya. Tetapi tidak tahu mengapa, dihari itu aku merasa tidak tenang sepanjang waktu. Aku selalu merasa bahwa akan ada sesuatu yang terjadi. Jadi aku pun menghubungi ibuku dan tidak ada yang menjawab. Kemudian, aku menghubungi pengasuh dan bibi. Sebenarnya bibi sudah tidur, tetapi aku memintanya untuk melihat ibu. Untung saja pada saat itu aku mendesaknya, karena bibi menemukan bahwa ibu telah minum sebotol pil tidur. ”

Isyana berbicara sambil meneguk jusnya. Setelah suasana hatinya sedikit lebih tenang, dia melanjutkan : “ Ketika aku kembali dari luar negeri, ibuku telah berhasil diselamatkan dan melewati masa berbahayanya. Yang membuatku sedih adalah ayah hanya datang sekali. Pada saat itu, ibu belum bangun, dia mengirimkan seikat bunga dan kemudian pergi dengan tergesa-gesa. Tetapi satu hal yang membuatku senang adalah ketika ibuku bangun. Karakternya tiba-tiba menjadi ceria dan berkata apa yang harus ditakutkan jika seseorang itu saja tidak takut mati? ”

Perkataan Isyana membuatku memahami keterikatan keluarga mereka. Aku tidak menyangka bahwa seseorang yang sangat ceria seperti Bibi Salim juga memiliki masa lalu yang suram.

Setelah Isyana selesai menceritakannya, suasana hatinya tampak jauh lebih baik. Dia menatapku dan berkata : “ Sejak saat itu, aku tidak pernah menjawab panggilan telepon dari ayahku. Aku juga tidak pernah bertemu dengannya lagi. Ketika pertama kali aku pergi ke luar negeri, aku berencana untuk bekerja di industri desain. Tetapi aku mengkhawatirkan ibu yang tidak bisa melepaskan PT. Nogo Internasional. Jadi, aku pun kembali ke dalam negeri pada awal tahun ini dan mengambil alih di PT. Nogo Internasional. ”

Setelah mengatakan ini, Isyana menertawakan dirinya sendiri dan melanjutkan : “ Aku mengira bahwa aku adalah orang yang cerdas. Tetapi setelah mengambil alih di PT. Nogo Internasional, aku baru menyadari bahwa pengoperasian perusahaan benar-benar hal yang sulit. Kamu juga mengetahui hasilnya bahwa bisnis PT. Nogo Internasional semakin memburuk di bawah kepemimpinanku. ”

Isyana berbicara sambil tertawa. Aku juga ikut tertawa. Sebenarnya, ini cukup sulit bagi Isyana. Dia mempelajari desain dan dia belum pernah melakukan bisnis apapun, apalagi tentang industri periklanan. Mengambil alih perusahaan besar dalam kelinglungan. Dan juga menolak tawaran terbesar. Ini merupakan keajaiban jika perusahaan dapat berkembang.

Aku dan Isyana mengobrol lagi. Lalu, aku melihat jam dan berkata kepada Isyana : “ Isyana, ayo kita kembali ke perusahaan. Besok kita akan ada penandatangan kontrak dan juga konferensi. Aku akan mengurusi semua hal ini sore ini. ”

Isyana tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Lalu, dia menatapku dan berkata : “ Sudahlah, biarkan departemen administrasi dan perencanaan yang melakukan hal kecil ini. Aku akan meliburkanmu siang ini, dan kamu bisa bersantai sejenak. Perencanaan KIMFAR adalah yang paling penting. Aku berharap kamu dapat melakukannya dengan baik sehingga kamu tidak akan membuat perencanaan gratis untuk Bong Casa di masa depan. ”

Aku tertawa. Ini adalah janjiku pada Bong Casa, tetapi sepertinya Isyana tidak menginginkan hal ini terjadi.

Isyana mengantarku pulang. Ketika mobil berhenti dan aku hendak turun, tiba-tiba Isyana berkata : “ Terima kasih Ugie! ”

Dia berkata sambil mengulurkan tangannya. Aku tersenyum, lalu dengan sengaja menyeka tanganku di tubuhku dan kemudian bersalaman dengan Isyana. Tangannya sangat lembut, dan ketika tanganku menyentuh tanganku, jantungku berdetak kencang.

Novel Terkait

Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu