Love And Pain, Me And Her - Bab 577 Kejadian Malam Itu

Saat Tyas berbicara, percakapannya berubah. Melihat orang-orang itu, lalu berkata lagi "Semua orang juga tahu bahwa Grup Djarum adalah usaha dan kerja keras sepanjang hidup suamiku. Meskipun dia telah pergi, tidak boleh karena hal ini, Grup langsung mengalami kekacauan. Aku juga telah menerima kepercayaan kalian. Oleh karena itu, aku memutuskan untuk mengikuti wasiat suamiku dan mengikuti pendapat semua orang menjadi CEO Grup "

Tyas memang patut dikagumi. Menyampaikan keinginannya dengan berkata begitu menyiksa. Seolah-olah dirinya tidak punya pilihan selain menjadi CEO Grup dan bukan atas keinginan dirinya.

Saat Tyas berkata, matanya menyapu ke semua orang lagi. Bibi Salim di seberangnya, wajahnya pucat dengan ekspresi marah. Aku tahu bahwa Bibi Salim masih meragukan surat wasiat itu. Sayangnya, Bibi Salim tidak memiliki bukti apapun.

Tyas tidak melihat ke arah Bibi Salim, tiba-tiba menoleh dan melirik ke arahku. Kemudian, dengan tegas berkata "Setelah aku menjadi CEO Grup, hal pertama yang akan aku lakukan adalah mencari tahu penyebab kematian suamiku. Meskipun semua orang tahu bahwa dia mengalami serangan jantung. Tapi yang ingin aku ketahui adalah apa alasan yang menyebabkan serangan jantungnya kambuh. Aku tidak boleh membiarkan orang yang membunuh suamiku ini bersembunyi di balik layar, seperti orang yang baik-baik saja. "

Pernyataan Tyas benar-benar ditujukan untukku. Aku mendengarkannya sambil berpikir di dalam hati.

Saat Tyas berkata, Tyas tiba-tiba menoleh, melihat ke arah Pengacara Pras sekilas dan langsung bertanya "Pengacara Pras, aku ingin bertanya padamu, jika ulah manusia yang menyebabkan suamiku mengalami serangan jantung dan meninggal tiba-tiba. Lalu orang ini, apakah perlu bertanggungjawab atas hukum "

Pengacara Pras mengangkat kacamatanya dan segera menjawab "Direktur Mikra, perkataan anda benar. Tanggungjawab hukum sudah pasti harus ditanggung. Tetapi di sini dibagi menjadi beberapa situasi, seperti apakah kehendak subjektif, jika kehendak subjektif, maka orang itu harus menanggung tanggungjawab pidana. Jika tidak subjektif, tapi di saat situasi pasif, menyebabkan serangan jantung CEO Mirani, maka orang ini juga harus memikul tanggung jawab perdata. "

Kata-kata Pengacara Pras membuat Tyas sangat puas. Tyas mengangguk perlahan. Tiba-tiba menoleh, melihat ke Asisten Han lagi dan berkata dengan dingin "Asisten Han, tolong beritahu aku apa yang kamu lihat malam itu."

Asisten Han segera mengangguk dan berdiri. Melihat ke semua orang, Asisten Han berkata perlahan "Malam itu, CEO perusahaan Cantique, Ugie pergi ke Sungai Moon. Saat itu, di Sungai Moon hanya ada CEO Mirani, aku dan supirnya bertiga. Aku yang keluar menyambut Ugie. Aku mengantarnya ke ruang kerja di lantai tiga. "

Asisten Han mulai berbicara tentang kejadian malam itu. Tapi begitu mulai berbicara, Asisten Han mulai berbohong. Karena Asisten Han sama sekali tidak mengantarku ke lantai atas, aku pergi ke ruang kerja di lantai tiga sendirian. Tetapi aku tidak membantahnya, karena aku tahu bahwa mereka ingin melibatkan aku dalam masalah ini. Maka mereka harus merancang dengan baik, sehingga aku tidak bisa menyangkalnya dengan beberapa kata.

Asisten Han melanjutkan "Setelah aku mengantar Ugie ke lantai atas, aku langsung turun. Sekitar jam sebelas, aku naik lagi ke atas. Aku ingin mengingatkan CEO Mirani untuk istirahat lebih awal. Bagaimanapun juga, kondisi fisiknya tidak cocok untuk begadang larut malam. Saat aku baru saja sampai di depan pintu, aku mendengar suara pertengkaran di dalam. Saat itu, aku mendengar CEO Mirani mengatakan bahwa dirinya tidak setuju dengan pernikahan Ugie dan Isyana. Ugie juga mengatakan bahwa CEO Mirani terlalu banyak ikut campur, pernikahan itu bebas, dia seharusnya tidak boleh ikut campur. Semakin banyak mereka berbicara, mereka semakin emosional. Aku khawatir penyakit CEO Mirani akan kambuh lagi karena marah, jadi aku buru-buru mengetuk pintu dan masuk. Setelah membujuk CEO Mirani beberapa kata, aku turun lagi. Karena Ugie tahu tentang kondisi fisik CEO Mirani, aku pikir setelah membujuk keduanya, maka semua akan baik-baik saja. Apa yang terjadi setelah itu, aku tidak tahu lagi. Setelah jam 12, Ugie pergi, aku naik ke lantai atas bersama supir. Aku bersiap hendak memberi CEO Mirani meminum obatnya. Tapi begitu masuk ke dalam, terlihat CEO Mirani bersandar di kursi, wajahnya pucat. Aku buru-buru memberi pertolongan pertama dan pada saat yang sama meminta supir untuk menelepon nomor darurat. CEO Mirani tahu tentang kondisi fisiknya sendiri, saat CEO Mirani masih sadar, CEO Mirani mengatakan surat wasiat yang tadi. Pada saat yang sama, meminta aku untuk memberitahu Isyana bahwa dirinya tidak akan setuju jika Isyana tinggal bersama Ugie. "

Asisten Han berbicara perlahan. Nada suaranya sangat tenang, seolah-olah sedang berbicara tentang apa yang dilihat dengan matanya sendiri. Tetapi aku harus mengakui bahwa orang ini sangat jahat. Asisten Han tidak hanya mengaitkan kematian CEO Mirani dengan diriku. Tetapi pada saat yang sama, membuat aku dan Isyana terdesak ke jalan buntu. Asisten Han memberitahu kepada semua orang bahwa Djarum masih tidak setuju dengan hubunganku dan Isyana sebelum Djarum meninggal. Dan jika Isyana masih tetap ingin bersamaku, maka takutnya, hal itu akan berubah menjadi sebuah pemberontakan.

Aku menatap Asisten Han tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Aku menyalakan rokok dan menyesapnya. Aku tidak ingin membantah Asisten Han, karena saat ini sanggahan apapun pasti tidak berpengaruh. Aku membiarkan mereka berbicara, karena aku tahu bahwa semakin banyak berbicara, maka akan ada kata-kata yang janggal dan semakin banyak mereka berbicara, kekurangan pasti akan semakin terungkap. Aku sedang menunggu kesempatan lain, kesempatan untuk menjatuhkan mereka dengan sepenuhnya.

Begitu Asisten Han selesai berbicara, Isyana segera berdiri dengan penuh emosi. Isyana memandang Asisten Han dan bertanya dengan suara keras "Asisten Han, ini sepenuhnya kata-katamu sendiri. Sekarang ayahku telah meninggal, kamu bisa mengatakan apapun yang kamu inginkan. Tapi jangan lupa, ada kamera pengawasan di vila Sungai Moon. Aku ingin melihat kamera pengawasan. "

Kecuali kamar tidur dan kamar mandi di Villa Sungai Moon, tempat-tempat lain semuanya terpasang kamera pengawasan. Aku sudah tahu hal ini sejak awal. Aku tadi juga memikirkan ini, tapi alasan aku tidak menyebutkannya karena aku khawatir jika aku mengatakannya sekarang, pihak lawan pasti akan menemukan cara untuk menghancurkan kamera pengawasan itu. Tidak diduga, Isyana langsung menyebutkannya. Begitu Isyana menyebutkannya, hatiku mulai merasa sedikit khawatir.

Begitu Isyana berbicara, raut wajah Asisten Han masih tampak acuh tak acuh. Lalu menjawab dengan tenang "Direktur Mirani, kamera pengawasan di Vila Sungai Moon sudah rusak setengah bulan yang lalu. Karena CEO Mirani biasanya tidak pergi ke Sungai Moon, jadi tidak ada yang mengatur untuk memperbaikinya."

Kata-kata Asisten Han membuatku tersenyum pahit. Aku selalu berpikir bahwa Tyas adalah orang yang sulit untuk dihadapi. Tidak diduga, Asisten Han ini adalah orang yang lebih sulit untuk dihadapi. Pemikirannya saat hati-hati dan berbicara secara metodis. Bahkan saat menghadapi keraguan, tidak terlihat panik sama sekali. Dan sebelum insiden itu, semua celah telah ditutupi dengan baik.

Isyana sedikit di luar kendali, memandang Asisten Han dan membalas dengan suara keras "Tidak mungkin! Bagaimana mungkin kamera pengawasan yang baik-baik saja, tiba-tiba langsung rusak? Dan kenapa tidak rusak lebih awal, ataupun terlambat, tetapi begitu kebetulan sekali rusaknya pada saat insiden ayah terjadi! Aku katakan pada kalian, jangan berpikir aku tidak tahu apa rencana kalian. "

Novel Terkait

My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu