Love And Pain, Me And Her - Bab 126 Wanita Cantik Meminta Tolong

Pada malam akhir pekan ini, seperti biasa, aku tetap mengobrol dengan Isyana melalui pesan teks. Sampai jam 11 lebih, Isyana sudah ngantuk dan aku juga sudah bermaksud mau tidur, setelah mengucapkan selamat malam dengan Isyana, ponselku pun berdering pada saat aku mau mematikan lampu.

Aku mengira Isyana menelpon aku, tetapi ternyata Elisna.

Setelah Elisna membuat keributan di acara Don Juan kemarin, aku tidak tidak sempat pergi ke BOSS lagi. Sejujurnya aku ingin bertanya kepadanya apakah dia mengenal Don Juan. Setelah mengangkat telpon, aku mendengar suara Elisna yang meragu, "Ugie, apakah aku bisa meminta tolong kepadamu?"

Elisna adalah orang yang memiliki personalitas yang sangat terus terang, tetapi hari ini nada suara dia terdengar sangat gugup, setelah mendengar kata-katanya aku langsung tertawa dan berkata, "Elisna, kita bukan baru saja mengenal sesama, ada apa kamu langsung berkata saja"

Aku mengenal Elisna setelah tamat kuliah. Pada waktu itu kami sering berkunjung ke BOSS, selain itu aku seumuran dengan Elisna juga, jadi akhirnya kami semua menjadi dekat dan akrab. Sepertinya dia juga lumayan akrab dengan Raisa, hanya saja kami sudah jarang berkumpul bersama lagi setelah aku putus dengan Raisa.

Elisna berkata, "Apakah kamu masih ingat wakil sutradara itu?"

"Wakil sutradara?"

Aku bertanya dengan bingung. Aku tidak mengingat aku ada mengenal orang yang berprofesi sebagai wakil sutradara.

Elisna tertawa dengan pahit, "Kemarin waktu kamu di pub bersama Robi, ada satu wakil sutradara yang mau mengundang aku untuk akting tetapi Robi mengusirnya dengan menakutkannya"

Setelah mendengar kata-kata Elisna, aku pun teringat dengan orang yang gendut itu, setelah Robi menakutkannya, dia langsung melarikan diri dengan ketakutan.

"Kenapa? Dia pergi menganggu kamu lagi?"

Elisna langsung berkata, "Iya! Sekarang dia di pub. Beberapa hari ini dia terus datang ke sini, tetapi hari ini dia minum sampai mabuk. Sampai sekarang pun dia tidak mau pulang, aku merasa agak khawatir"

Meskipun biasanya Elisna terlihat kuat dan gagah, mau bagaimana pun dia tetap merupakan seorang gadis, tentu saja dia akan merasa takut ditatap oleh seorang pria mabuk pada jam semalam ini.

Aku pun langsung berkata, "Elisna, kamu jangan khawatir. Aku langsung pergi ke sana sekarang, tunggu aku"

Setelah mematikan telpon, aku langsung mengganti baju dan naik taksi ke pub BOSS.

Setelah tiba di tempat, aku melihat aula pub yang luas hanya tersisa sedikit pelanggan. Elisna sedang menyanyi di atas panggung sambil memainkan gitar. Sementara wakil sutradara yang gendut itu sedang duduk di atas kursi dengan bir di tangannya sambil menatap ke Elisna yang berada di atas panggung. Tatapan dia yang dipenuhi oleh nafsu itu terlihat seperti mau melepaskan semua pakaian Elisna.

Aku bergegas naik ke atas panggung dan melambaikan tanganku, Elisna mengangguk kepada aku dengan senyuman. Sementara wakil sutradara itu juga melihat ke aku, pada awalnya dia merasa agak terkejut, setelah itu dia mengedipkan matanya beberapa kali, sepertinya dia sudah teringat kembali dengan kejadian kemarin.

Aku memesang sebotol bir, sebelum pelayan penutup botol bir tersebut, aku langsung berjalan ke tempat wakil sutradara itu berada dengan bir di tanganku. Aku sengaja memasang gaya yang galak dan gagah sambil menatapnya dengan tatapan menakutkan.

Sepertinya telah merasa ketakutan, pria itu mulai menghindari tatapan aku.

Aku meletakkan botol bir di atas mejanya dengan kuat, kemudian aku langsung duduk di hadapannya, menghalang tatapan dia untuk melihat ke arah panggung.

Wakil sutradara itu merasa agak gugup, pada saat itu dia sudah terlihat agak sadar diri, dengan nada suara gugup dia pun bertanya kepada aku, "Kamu, kamu mau berbuat apa?"

"Minum bir!"

Aku mengatakan kata-kata itu dengan nada suara berat. Setelah aku berkata, wakil sutradara itu langsung mengangguk dan menghabiskan sisa bir di dalam gelasnya. Pria ini benar-benar mengira aku sedang mengundang dia minum bir. Dia bahkan menunjukkan gelasnya kepada aku sebagai tanda dia akan menghabiskan segelas bir itu.

Dari dalam hati, aku merasa agak lucu. Tetapi aku tetap mempertahankan ekspresi yang menakutkan, aku mengigit penutup botol bir dengan kuat, setelah itu aku memuntahkan penutup botol yang terlepas ke lantai dan langsung minum bir tersebut sebelum meletakkan botol bir itu ke atas meja dengan kuat.

Gerakan aku ini membuat wakil sutradara itu merasa terkejut.

Karena posisi aku membelakangi panggung, aku menunjuk ke arah panggung dengan jempolku dan bertanya, "Apakah kamu tahu wanita yang sedang menyanyi itu siapa?"

Wakil sutradara itu menggelengkan kepalanya, pada saat dia melakukan gerakan ini, lemak di wajahnya pun ikut bergetara sana sini.

"Tidak tahu?"

Aku sengaja menakutkannya.

Wakil sutradara itu yang ketakutan pun berkata, "Pacarmu?"

Aku tertawa dengan dingin, "adikku, adik kandung!"

Wakil sutradara itu mengangguk dengan wajah polos.

"Aku beri tahu kamu, kalau kamu berani menganggu dia, aku akan membuat aku menyesalinya!"

Wakil sutradara itu langsung mengerutkan alisnya dan sibuk menjelaskan, "Saudaraku, mengapa kalian tidak percaya? Aku benar-benar adalah seorang wakil sutradara, aku merasa adikmu, oh tidak, maksudku adalah aku mengkagumi adikmu. Aku merasa terlalu sayang kalau dia cuman menyanyi di sini. Percayalah kepada aku!"

Melihat wajah gendut wakil sutradara itu yang kasihan, aku menahan keinginanku untuk tertawa dan berkata sambil mengangguk, "Baik! Aku percaya bahwa kamu benar-benar adalah seorang sutradara. Tetapi kamu harus menghilang dari hadapan aku sekarang, kamu tidak boleh datang mencari adikku lagi. Dia tidak berminat untuk akting!"

"Ini, ini, kamu tidak berkata secara logis"

Pada saat wakil sutradara itu masih ingin menjelaskan kepada aku, aku langsung meliriknya sambil memegang botol bir di tanganku, hal itu membuat wakil sutradara itu langsung berdiri dan berkata dengan wajah tidak berdaya, "Baik, baik, kamu jangan marah. Aku akan pergi sekarang"

Sambil berkata, wakil sutradara itu langsung berdiri dengan buru-buru dan melakukan pembayaran sebelum meninggalkan tempat.

Setelah sutradara gendut itu pergi, aku langsung menoleh ke Elisna dan melakukan gestur 'oke' kepadanya. Setelah selesai menyanyi, Elisna pun turun dari panggung dan duduk di hadapanku dengan senyuman, "Ugie, terima kasih ya! Kalau kamu tidak datang, aku benar-benar tidak tahu harus bagaimana"

Setelah berkata, Elisna pun menghela nafas panjang. Bekerja di tempat seperti ini memang begitu, bertemu dengan orang seperti sutradara tadi masih belum termasuk masalah merepotkan, bertemu dengan preman yang sembarang bertingkah lebih menakutkan.

Setelah berbicara beberapa saat dengan Elisna, aku bertanya lagi, "Elisna, kamu jam berapa pulang? Nanti aku mengantar kamu pulang saja"

Karena sudah datang ke sini, aku pun memutuskan untuk menjadi orang baik sampai akhir.

Mendengar kata-kataku, Elisna langsung menunjukkan jari jempolnya kepada aku sambil tertawa, "Benar-benar sangat terima kasih Ugie! Sebenarnya setiap hari aku hanya menyanyi sampai jam 9, hanya saja hari ini satu penyanyi lagi memiliki urusan dan aku mengantikannya sampai jam segini. Aku pergi beres-beres dulu, nanti sudah boleh pulang"

Keluar dari BOSS, waktu sudah hampir tengah malam. Aku memanggil sebuah taksi dan langsung mengantar Elisna pulang.

Awalnya aku bermaksud mau bertanya Elisna mengenai masalah acara kemarin, tetapi melewati kaca spion, aku melihat Elisna menyandar di atas kursi sambil memejamkan matanya, karena dia kelihatan capek, aku pun memutuskan untuk tidak bertanya lagi.

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu