Love And Pain, Me And Her - Bab 522 Robi Yang Munafik

Aku melirik Wulandari dengan santai dan tidak memberikan tanggapan apa pun.

Sutan juga menoleh menatapku, dia bertanya dengan marah padaku: “Ugie, apakah ini hadiah pernikahan yang kalian berikan kepadaku?”

Wajah Sutan memerah dan suaranya terdengar nyaring. Seperti yang dilihat dia terlihat sangat cemas.

Aku memandang Sutan dan perlahan-lahan berdiri. Lalu selangkah demi selangkah berjalan ke hadapannya. Saat aku bergerak, Isyana dan lainnya juga mengikuti. Terutama Veni, dia terlihat sangat cemas, dia segera datang ke sampingku, menarik lenganku, berbisik: “Ugie, sudahlah! Hari ini hari bahagia Sutan, ada hal apa nanti kita bicarakan.”

Hatiku campur aduk melihat Sutan. Dia begitu kejam kepada Veni dan Veni malah membelanya bahkan pada saat sekarang juga.

Begitu kata-kata Veni diucapkan, wajah Wulandari berubah, dia melototi Veni berkata dengan kejam: “Veni, aku tidak mengerti, jelas-jelas kamu sudah putus dengan Sutan! Kenapa masih datang menghadiri pernikahan kami? Aku lihat kamu ingin mengajak teman-temanmu untuk membuat keributan!”

Ucapan Wulandari membuat Veni menjadi canggung. Aku bisa merasakan tangannya yang menarik lenganku sedikit gemetar. Veni bukan orang yang suka bertengkar dengan orang lain. Begitu Wulandari selesai berbicara, dia tidak bisa berkata apa-apa.

Pria di samping Veni berbicara, dia berbisik kepada Veni: “Ven, ayo pergi, jauhi mereka.”

Meski suaranya tidak terlalu keras tapi iringan musik sudah berhenti. Para tamu undangan diam-diam mengawasi kami. Jadi kata-katanya terdengar jelas.

Begitu dia selesai berbicara, Sutan menatapnya. Setelah beberapa saat, Sutan menoleh bertanya kepada Veni: “Veni, siapa dia?”

Dengan senyuman sedih, Veni menoleh dan memandang pria disampingnya. Lalu berkata kepada Sutan: “Dia pacarku!”

Begitu kata-kata ini diucapkan, semua orang di sekitar kami tercengang. Pria kurus, pendek dan botak ini ternyata pacar Veni.

Hatiku pilu menatap Veni!

Aku tidak tahu mengapa Veni melakukan ini, gadis konyol ini tidak mungkin membalas dendam kepada Sutan dengan cara yang bodoh seperti ini, kan?

Hanya dalam beberapa bulan, Veni menemukan seorang pria yang usianya hampir 20 tahun lebih tua darinya.

Sutan tercengang, dia menatap pria itu dengan ekspresi tidak percaya. Bisa dirasakan, pria ini sangat penakut, bahkan tidak berani menatap Sutan. Berdiri di samping Veni tertawa dengan canggung.

Sebenarnya aku tahu jelas, meskipun Sutan memilih putus dengan Veni. Tapi dalam hatinya, dia masih mencintai Veni. Hanya saja di antara cinta dan uang, Sutan memilih yang terakhir. Tapi itu bukan berarti tidak membuktikan dia tidak memiliki perasaan cinta.

Yang paling membuat orang sedih adalah Robi. Ketika Veni mengucapkan kata-kata ini, Robi tercengang. Wajahnya memucat, memandang Veni dengan putus asa. Selang beberapa saat, dia baru berani bertanya: “Veni, ka-kamu mengatakan dia pacarmu?”

Veni bersikap acuh tidak acuh. Dia menoleh dan menatap pria itu, lalu menatap Robi dan berkata sambil tersenyum: “Iya, aku belum sempat memperkenalkan kepada kalian.”

Meskipun Veni tersenyum, tapi aku masih bisa merasakan senyumannya sangat memilukan.

Begitu kata-kata Veni diucapkan, Wulandari sangat cemas. Pertama-tama dia melototi Veni, lalu berteriak: “Kalian semua dengar, aku tidak ingin mendengar omong kosong ini. Tolong keluar dari sini dan jangan ganggu pernikahan kami. Kalian tidak diterima di sini.”

Robi baru sadar. Dia melampiaskan semua amarahnya pada Sutan. Melangkah maju, meraih kerah Sutan dengan marah dan memarahi: “Sutan, dulu kamu mengatakan orang tuamu memaksamu memiliki anak. Demi mereka, kamu memilih putus dengan Veni. Tapi ibumu baru saja mengatakan, mereka sama sekali tidak berbuat seperti itu. Dasar kamu manusia bermuka dua, kalau bukan karena kamu, bagaimana mungkin Veni bisa sampai seperti ini?”

Robi berkata sambil mendorong Sutan dengan kuat. Amarah Robi tidak reda sama sekali. Dia berteriak: “Hari ini aku akan memberitahu semua orang, kamu binatang buas berwajah manusia! Seorang wanita menggugurkan kandungan demi dirimu dan mengorbankan segalanya demi dirimu. Tapi kamu malah demi harta mencampakkannya. Bahkan berpura-pura bersalah dan menyedihkan sampai mengatakan kamu terpaksa meninggalkannya. Kenapa kamu begitu tidak tahu malu.”

Setelah itu, Robi meninju Sutan.

Aku tahu mengapa Robi begitu marah. Salah satu alasannya karena Veni baru saja memperkenalkan pacar barunya. Kemunculan pria ini membuat Robi menggila.

Kebohongan telah terungkap. Aku pikir Sutan sekarang ini pasti sangat malu. Tapi yang tidak aku duga adalah saat kepalan tangan Robi meninju Sutan. Sutan meraih lengan Robi, menghempaskan tangan Robi dengan keras, lalu berteriak dengan keras:

“Robi cukup! Aku beritahu kamu, di sini bukan tempat kamu berkelahi! Veni tidak menyukaimu dan kamu tidak perlu menggila melampiaskannya padaku. Sekarang segera enyah dari sini, mulai saat ini, aku tidak mempunyai teman sepertimu, Robi.”

Sutan juga marah, ini hal yang tidak aku duga.

Robi baru saja ingin menyerang kembali, Veni bergegas maju berdiri di antara mereka berdua, memegang lengan Robi, memohon padanya: “Robi, kalian jangan bertengkar lagi, ok?”

Robi menatap Veni dengan bodoh. Berbisik dengan pelan: “Veni, di saat seperti ini kamu masih membelanya? Kamu tahu, semua ini direncanakan olehnya, dia sedang berakting, dia menipu semua orang. Dia tidak menginginkanmu bukan karena terpaksa. Dia berbuat seperti ini karena uang Wulandari. Pada saat dia menjual dirinya, dia juga menipu kita semua.”

Veni menangis, menggelengkan kepalanya dan berkata: “Robi, dengarkan aku, ok? Semuanya sudah berakhir. Kepulanganku kali ini hanya ingin memberitahu kalian. Aku sudah menjalin kisah cinta yang baru dan memiliki kehidupan baru. Aku tidak mau terus seperti ini tanpa henti. Aku tidak ingin seperti ini lagi.”

“KALIAN SUDAH SELESAI BELUM!”

Sutan berteriak ke kerumunan.

Alasan mengapa dia sangat marah karena Robi membongkar kedoknya di depan publik. Dia selalu menjaga harga dirinya, dikritik oleh begitu banyak tamu, membuat harga dirinya yang munafik tidak dapat menerimanya dan membuatnya mulai berteriak histeris.

Novel Terkait

Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu