Love And Pain, Me And Her - Bab 512 Viali Yang Tidak Biasa

Perkataan Viali ini membuatku tertawa, pandanganku kembali terbayang pada malam hari itu, dia yang tertidur nyenyak di sisiku. Viali berbeda dengan orang lain, dia tidak suka menampilkan kegembiraan, kemarahan, kesedihannya di hadapan orang lain. Sehingga kesan yang dia berikan di hadapan orang lain adalah wanita kuat yang dingin. Namun ketika dia sudah melepaskan topengnya, menampilkan wajah aslinya, dia sebenarnya tidak memiliki perbedaan jauh dengan wanita lain. Dia juga membutuhkan orang untuk bersandar, dia juga berharap ada orang yang bisa mengerti kegembiraan,kemarahan dan kesedihan dirinya!

Tiba-tiba topik pembicaraan dari Viali berubah dan dia bertanya kepadaku:" Ugie, bagaimana hubunganmu dengan Isyana?"

Aku tanpa berpikir panjang langsung menjawab:" Cukup bagus, tidak ada perbedaan dengan sebelumnya."

Benar selain lebih dekat jika dibandingkan dengan sebelumnya, hubunganku dan Isyana tidak memiliki perbedaan yang terlalu besar. Seperti hari ini, karena masalah kami berdua, dia dan Bibi Salim pun bertengkar hebat.

Aku pada awalnya hanya akan menjawab seadanya. Namun siapa yang menyangka, Viali kembali berkata kepadaku:" Ugie, Mungkin perkataanku tidak terlalu enak didengar namun ini adalah pemikiranku yang sebenarnya!"

Aku sedikit terkejut, ini bukan seperti tindakan yang dilakukan oleh Viali. Dalam hubunganku dan Viali beberapa saat terakhir, dia selalu mengatakan langsung apa yang berada di benaknya, sangat jarang berbicara memutar-mutar seperti ini.

Aku pun dengan tidak ragu langsung berkata:" Viali, jika ada yang ingin disampaikan, sampaikan saja. Aku mengerti logika yang mengatakan bahwa hal yang tidak enak didengar bertujuan supaya memperbaiki diri sendiri."

Kali ini, Viali tidak ragu dan langsung berkata:" Aku sama sekali tidak yakin dengan masa depan hubunganmu dan Isyana."

Perkataan Viali ini menusuk sanubariku. Yang paling utama, aku tidak menduga. Dalam hatiku, Viali bukanlah orang yang memperhatikan hubungan pribadi orang lain. Namun saat ini dia justru menilai hubungan percintaanku.

Aku dengan sedikit tidak mengerti, bertanya balik:" Viali, mengapa kamu berpikir seperti ini?"

Viali langsung menjawab, dia langsung berkata:" Sangat sederhana, dilihat dari kepribadian dan background. Walaupun aku tidak berada di kota kalian, tidak terlalu banyak berhubungan dengan Isyana. Namun aku masih mengetahui beberapa hal. Yang utama adalah kepribadian, Isyana adalah orang yang perhitungan akan keuntungan dan kerugian bagi dirinya. Dan kamu adalah orang yang banyak disukai oleh wanita. Jika hanya dari sisi ini saja sudah menjadi rintangan besar untuk masa depan kalian."

Perkataan Viali membuatku terkejut, namun sejak terakhir kali, Isyana mendapatkan ceramah dari Robi. Dia juga sudah berubah banyak, setidaknya dalam hubunganku dengan wanita lain secara normal, dia tidak terlihat sepicik sebelumnya.

Viali yang melihatku tidak berkata apapun, kembali melanjutkan dan berkata:" Ditambah sisi background, aku sedikit mengetahui mengenai Grup Djarum. Grup ini sangat rumit dan Grup ini memiliki hubungan yang rumit dengan Isyana, hubungan yang sama sekali tidak bisa diputuskan. Selain itu Isyana saat ini bekerja disana, sudah masuk ke dalam pusat dari pusaran ini. Semua tindakan dan kegiatan yang di lakukan kemungkinan besar akan mempengaruhi masa depan dari Grup Djarum. Semua ini terlihat tidak memiliki hubungan dengan hubungan kalian berdua, namun sejujurnya, memiliki hubungan yang tidak bisa dipisahkan sama sekali. Kedua poin ini digabung bisa dikatakan sebagai alasan paling utama aku tidak yakin dengan hubungan kalian di masa depan."

Viali menganalisis hubungan percintaan orang lain sama seperti ketika dia membicarakan pekerjaan. Sangat terorganisir dan logis. Namun sejujurnya, aku hanya menganggapnya sebagai lelucon, sama sekali tidak memasukkannya ke dalam hati.

Karena dalam sanubariku yang terdalam, aku merasa asalkan ada perasaan cinta di antara kedua orang. Semua itu tidak akan menjadi masalah. Namun sikap Viali hari ini jauh di luar dugaanku. Aku sama sekali tidak menduga dia akan menilai hubungan percintaanku dan Isyana.

Viali yang melihatku tidak berbicara, kembali melanjutkan:" Semua yang aku katakan barusan, aku bicarakan dari sudut sebagai temanmu. Aku sama sekali tidak membicarakann ini denganmu dari sudut personal."

Aku sedikit tersenyum, sepertinya hari ini Viali sangat ingin mengobrol. Aku pun bertanya balik kepadanya:" Kalau begitu coba kamu sampaikan dari sisi personal dirimu."

Setelah terdiam sesaat, Viali tertawa singkat dan kembali mengubah topik dan langsung berkata:" Lupakan saja, kita bicarakan lain kali saja. Oh ya, Ugie, ada hal lain yang ingin aku bicarakan denganmu. Kamu tidak perlu mengkhawatirkan investasi tahap b dari Cantique. Pada saatnya akan langsung aku yang kerjakan."

Pembicaraan Viali yang beralih dari perasaan dan menjadi pekerjaan. Namun dari sikapnya, sama sekali di luar dugaanku. Aku sama sekali tidak menyangka di saat tahap A baru selesai, dia menyetujui untuk menginvestasikan tahap B kami. Bagi Cantique, ini adalah hal yang sangat baik.

Aku baru saja mengucapkan beberapa patah terima kasih, suara Viali menjadi kecil dan dia dengan suara ringan berkata:" Baiklah, Ugie, kita bicara lain waktu! Aku agak lelah dan ingin beristirahat."

Aku menyanggupi dan bersiap memutus percakapan. Tiba-tiba Viali menambahkan:" Ugie, aku sangat berharap perkataan yang aku sampaikan bisa kamu pikirkan baik-baik."

Aku baru ingin bertanya dengannya, supaya aku memikirkan masalah percintaan atau masalah pekerjaan. Namun sayangnya sebelum aku mengatakannya, Viali sudah memutus percakapan.

Aku tersenyum pahit dan menggelengkan kepala. Meletakkan telepon dan membersihkan diri dengan sederhana di kamar mandi. Kemudian berbaring di atas tempat tidur namun tidak bisa tidur karena memikirkan banyak hal.

Hari ini benar-benar hari yang aneh. Pertama sikap Bibi Salim tidak baik dan bertengkar dengan Isyana. Ditambah dengan Viali yang jika dibandingkan dengan sebelumnya dipenuhi dengan aura yang sedih.

Aku berpikir beberapa saat baru akhirnya tertidur dengan bingung. Pada saat bingung ini aku seperti mendengar suara ketukan pintu. Dan aku masih berada di suasana yang mengigau, mengira bahwa ketukan pintu ini masih berada di dalam mimpi.

Namun suara ketukan pintu semakin lama semakin kencang, aku baru berusaha membuka mata. Suara ketukan di luar masih terus berlangsung. Aku yang sedang berpikir siapa yang mengetuk pintu semalam ini. Sebelum aku mengerti, teleponku pun berbunyi.

Ketika melihat telepon, aku pun menjadi lebih sadar. Aku tidak menyangka yang menelpon adalah Sutan. Tidak perlu menebak orang yang menggedor pintu di luar pastilah juga Sutan.

Ketika menjawab panggilan, terdengar suara Sutan yang samar dan berkata:" Ugie, buka pintu. Aku ada di depan pintu."

Sutan pasti minum banyak, lidahnya agak kaku sehingga perkataannya menjadi tidak jelas.

Setelah ragu sejenak, aku pun bangkit berdiri dan langsung pergi membuka pintu.

Ketika membuka pintu, aroma alkohol langsung masuk ke dalam hidungku. Dan Sutan sedang berdiri sempoyongan di depan pintu. Tidak menungguku berkata, Sutan sudah dengan terhuyung-huyung berjalan masuk, dia tidak berbicara, mendorongku dan langsung masuk ke dalam.

Novel Terkait

My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu