Love And Pain, Me And Her - Bab 447 Ruang Tawar-Menawar

Melihat Papang, aku tersenyum tipis, berkata perlahan, "Presdir Papang, jika aku punya kesempatan untuk bergabung dengan perusahaanmu, maka aku minta saham minimal 20%."

Begitu aku selesai berbicara, mata kedua pengacara itu sontak membelalak, menatapku dengan kaget. Sedangkan Papang berparas normal tanpa terjadi sedikit pun perubahan di raut muka. Bagaimanapun juga dia merupakan orang yang telah melewati hujan badai.

Sejujurnya aku cukup salut pada Papang. Setidaknya ketenangannya itu patut dipelajari.

Papang tidak menjawab pertanyaanku. Dia menatapku, tersenyum dan berkata, "Ugie, jangan bicara tentang saham dulu. Sepertinya kamu juga tidak puas dengan pengaturan karyawan yang kutawarkan padamu?"

Papang mengerti maksudku. Aku mengangguk pelan, memandangnya dan berkata, "Presdir Papang, jika aku bergabung dengan perusahaamu, maka aku akan bertanggung jawab atas operasional perusahaan sesuai yang dikatakanmu. Dalam dua bidang utama penjualan dan pemasaran, aku harus bekerja dengan orang yang aku percayai. Kepercayaan yang aku maksud adalah kepercayaan dalam hal kemampuan. Oleh karena itu, syarat aku yang lain adalah kamu harus mencadangkan dua posisi direktur kedua bidang itu untukku dan aku yang akan memilih kandidatnya."

Begitu aku usai berbicara, Papang masih terlihat seperti biasanya. Tetapi kedua pengacara itu tampak seperti cacing yang kepanasan. Salah satunya, Pengacara Wang menatapku dan berkata, "Presdir Ugie, maafkan aku untuk mengatakan beberapa patah kata lagi. Permintaanmu tampak masuk akal, tetapi sebenarnya ada banyak masalah di dalamnya. Pertama, bagaimana kamu tahu bahwa kemampuan direktur perusahaan kami saat ini tidak memenuhi persyaratanmu? Kedua, kamu secara langsung memesan dua posisi direktur. Itu akan menimbulkan perubahan posisi yang besar. Apakah kamu tidak khawatir ada orang yang akan mencurigai bahwa kamu mengambil kesempatan untuk mengangkat kroni dan membangun golongan sendiri?"

Pengacara memang pengacara, lihai berdebat, tanpa alasan pun mau diperdebatkannya.

Sesudah Pengacara Wang berbicara, sudut mulutku bergerak dan aku mencibir. Tapi aku tidak melihatnya, melainkan langsung berkata kepada Papang, "Presdir Papang, aku selalu merasa bahwa budaya perusahaan itu sangat penting. Tapi aku lihat perusahaanmu sepertinya tidak terlalu memperhatikan poin ini."

Papang menatapku dengan heran, bertanya, "Ugie, apa alasanmu berkata demikian?"

Aku sekilas melihat Pengacara Wang, berkata langsung, "Pertama, Pengacara Wang baru saja mengatakan bahwa aku mengangkat kroni dan terdapat kecurigaan membangun golongan sendiri. Apa yang ingin kukatakan adalah kita sebagai perusahaan baru yang tidak berskala besar, tetapi departemen hukum malah mempunyai pemikiran tentang golongan di dalam perusahaan. Harus diketahui bahwa golongan kantor merupakan hambatan besar bagi kemajuan perusahaan. Kedua, apa yang harus dilakukan departemen hukum perusahaan tampaknya tidak perlu dijelaskanku. Dalam percakapanku dengan Presdir Papang, Pengacara Wang sudah menyela pendapat pribadinya sebanyak dua kali. Apa yang ingin aku ketahui adalah, apakah departemen hukum perusahaanmu juga ikut serta dalam urusan lain perusahaan? "

Percakapanku membuat wajah Pengacara Wang memerah. Aku rasa dia seharusnya memiliki hubungan yang baik dengan Papang. Makanya dia menyela percakapan kami barusan. Tapi aku tidak akan mentolelir kebiasaan buruknya itu. Jika negosiasiku dengan Papang gagal, aku tidak akan rugi. Jika negosiasi berhasil, aku akan bergabung dengan perusahaan mereka. Maka dari itu, aku harus membangun wibawaku sendiri.

Papang sekilas melihat Pengacara Wang, meski dia tidak mengatakan apa-apa, tapi ketegasan di matanya sudah membuat Pengacara Wang terlihat agak panik. Selanjutnya, Papang menoleh kepadaku lagi, "Ugie, aku sudah tahu permintaanmu. Masalah ini sangat penting. Kami harus pulang dan mengadakan pertemuan lagi untuk membahasnya dengan serius. Tidak peduli apakah negosiasi ini berhasil atau tidak, aku sudah yakin untuk berteman denganmu."

Sambil berkata, Papang berdiri. Aku ikut berdiri. Berjabat tangan dan membawa ketiganya keluar dari studio.

Sebenarnya negosiasi antara Papang dan aku yang kali ini merupakan pengujian terhadap sesama. Pertama-tama, dia mengetahui bahwa aku memiliki pemikiran untuk bergabung dengan perusahaannya. Kedua, dia juga menguji sampai mana batasku. Aku juga mengujinya untuk melihat apakah dia bisa memberiku kompensasi yang paling ideal.

Kembali ke kantor, Lulu sudah membereskan cangkir teh. Aku duduk di depan meja, memikirkan apa yang baru saja dikatakan Papang. Sebenarnya, 20% saham sedikit lebih tinggi, tetapi aku harus menargetkan angka itu agar pihak seberang mempunyai ruang tawar-menawar.

Setelah berpikir sejenak dan melihat dokumen selama beberapa saat, ponsel di atas meja tiba-tiba berdering. Sekilas pandangan, aku melihat nama "Viali" muncul di layar. Setelah penjualan terakhir Geprek, aku dan Viali tidak pernah berkontak. Aku tahu dia sibuk, jadi aku tidak berani mengganggunya ketika tiada masalah penting.

Setelah mengangkat telepon, aku langsung bercanda gurau, "Direktur Viali, sungguh tidak mudah untuk bisa menerima panggilan dari kamu yang selalu sibuk seharian."

Aku hanya bercanda, siapa tahu Viali langsung berkata, "Ugie, aku hanya punya waktu sepuluh menit. Sepuluh menit kemudian, aku harus menghadiri rapat lagi. Singkat cerita, Papang meneleponku barusan dan menceritakan secara singkat apa isi pembicaraan kalian hari ini. Apa yang ingin aku ketahui sekarang adalah, apakah kamu benar-benar ingin bergabung dengan mereka atau hanya sengaja meminta harga tinggi untuk menakut-nakuti mereka?"

Nada suara Viali seserius biasanya. Aku terbengong sejenak, segera bertanya balik, "Viali, apakah menurutmu saham 20% yang kuminta itu terlalu banyak?"

Viali menjawab tanpa berpikir lebih dulu, "Dalam hal saham, itu bisa dinegosiasikan. Dua puluh persen, tidak banyak juga tidak sedikit. Tapi kamu langsung meminta dua posisi direktur, itu membuat Papang agak kesulitan. Lagipula, posisi perusahaan sudah lengkap. Tapi kamu malah menginginkan dua posisi inti. Ini bukan lelucon. Salah satu posisi digeser secara sembarangan saja, itu akan mempengaruhi keseluruhan. Papang tidak mungkin tidak mempertimbangkannya dengan lebih hati-hati."

Aku terdiam sesaat. Aku benar-benar tidak mempertimbangkan apa yang dikatakan Viali. Meskipun perusahaan Papang adalah perusahaan baru, namun skalanya tidak kecil. Aku yang baru masuk sudah menjabat sebagai COO sudah amat mengguncangkan perusahaan. Ditambah dengan dua posisi direktur inti, itu memang akan membawa beberapa ketidakstabilan bagi perusahaan.

Setelah memikirkannya, aku bertanya pada Viali, "Kalau begitu menurutmu aku seharusnya menyerah dalam hal ini?"

Nada bicara Viali lugas dan langsung, "Bukan seharusnya, tapi harus! Ugie, aku bisa mengatakan dengan yakin padamu bahwa perusahaan Papang memiliki potensi besar. Jika dia mengoptimalkan tim dan meningkatkan kemampuan pemasaran, perusahaan ini memiliki masa depan yang cerah. Aku tidak akan berbicara banyak denganmu lagi, aku hanya mau memberi tahumu satu hal, kamu harus membuat keputusan secepatnya. Aku rasa setelah Papang pulang dan mengadakan rapat, dia pasti akan bernegosiasi denganmu lagi. Kamu harus siap dalam semua aspek. Selain itu, aku sarankan kamu untuk mengesampingkan pekerjaanmu terlebih dahulu dan meneliti perusahaan Papang. Aku rasa nantinya kamu akan memiliki pemikiran yang berbeda."

Aku mengiyakannya. Peringatan Viali amat menenangkanku.

Novel Terkait

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu