Love And Pain, Me And Her - Bab 314 Dunia Runtuh

Ketika melihatnya ternyata yang menelpon adalah Viali. Ketika mengangkatnya langsung terdengar suara Viali yang bertanya dengan panik," Ugie, apa yang terjadi dengan Robi? Bagaimana bisa dia ditabrak mobil? Di rumah sakit mana dia sekarang? Apakah keadaanya parah?

Deretan pertanyaan dari Viali membuatku untuk sementara terdiam. Bagaimanapun juga apa yang aku sampaikan tadi adalah kebohongan. Dan Viali ingin melanjutkan pertanyaan yang langsung kupotong dengan berkata," Bu Viali, tolong jangan panik dahulu! Robi tidak apa-apa, dia hanya ditabrak oleh sepeda."

Tidak ada cara lain, karena sudah berbohong lebih baik menggunakan kebohongan lain untuk menutupinya.

"Ugie!"

Ketika aku selesai menjawabnya, aku langsung mendengar suara marah dari Viali. Aku takut dia langsung memutuskan telepon sehingga aku langsung berkata," Bu Viali, aku ingin meminta tolong kepadamu mengenai suatu masalah. Ada sebuah perusahaan yang bernama CB."

Sebelum aku selesai mengatakannya, terdengar suara dengusan Viali ," Ugie! Kamu sangat licik! Demi meminta pertolonganku, kamu berani mengutuk Robi ditabrak oleh kendaraan!"

Bagaimanapun Viali adalah orang yang sudah merasakan garam hidup di masyarakat. Dia bisa dengan mudah melihat kebohonganku. Aku pun tidak lagi menjelaskannya. Karena aku tahu emosinya, jika aku terus beromong kosong, besar kemungkinan dia langsung menutup pembicaraan.

Aku pun segera berkata," Bu Viali, asalkan kamu membantuku. Aku akan memberitahumu alasan mengapa Robi tidak mau pulang ke Beijing! Masalah ini hanya diketahui olehku, aku merasa anda pasti sangat tertarik!"

Begitu aku mengucapkannya, aku berkata kepada Robi dalam hati, maafkan aku,bro! Aku hanya bisa menggunakan ini untuk bertransaksi dengan kakakmu. Sebenarnya aku tidak terlalu merasa bersalah dengan menghianati Robi. Karena dia sudah banyak membuat masalah bagiku, sudah seharusnya kali ini gilirannya.

Mungkin hanya Viali lah seorang wanita kuat yang seperti robot yang kelemahan satu-satunya adalah Robi. Ketika aku selesai berkata, dia langsung dengan dingin berkata," Katakan, Ada masalah apa!"

Melihatnya yang menyetujui, aku segera bertanya," Bu Viali, tolong bantu aku untuk mencari tahu mengenai perusahaan mutiara bernama CB. Apakah Presdir dan Direktur pemasaran mereka sedang berada di kantor, mengapa teleponnya tidak bisa terhubung? Sebentar lagi aku akan mengirimkan alamatnya kepadamu."

Viali menyetujui singkat dan kemudian dengan datar berkata," Tunggu telepon dariku!"

Setelah mengatakannya, dia tidak lagi memberiku kesempatan untuk berbicara dan langsung menutup teleponnya.

Setelah meletakkan telepon, aku dan Isyana saling memandang, Pada saat ini kami tidak tahu apa yang harus kami bicarakan. Hatiku masih merasa kekhawatiran, walaupun aku masih memegang secercah harapan, semoga presdir dari CB hanya mematikan teleponnya karena masalah lain. Isyana terus terdiam. Dia juga sedang menimbang arah dari masalah ini. Walaupun kami berdua memikirkan hal yang sama, kami bisa merasakan masalah ini kemungkinan akan berubah menjadi lebih rumit dari sebelumnya.

Aku tiba-tiba teringat akan suatu hal dan aku segera bertanya kepada Isyana," Isyana, aku ingat kamu pernah berkata kepadaku. Presdir CB Milu adalah orang yang dihubungi oleh pamanmu. Mengapa kamu tidak pergi menanyakannya ?"

Isyana kembali menggelengkan kepala sambil menghela nafas," Tidak, karena aku tidak tahu apa yang terjadi dengan Pihak CB. Jika saat ini menelponnya pun aku tidak tahu harus bertanya apa."

Sambil mengatakan ini, Isyana memandangku dan kembali berkata ," Ugie, CB tidak akan ada masalah kan?"

Sebelum aku menjawab, Isyana sudah berkata lebih dulu dengan bergumam," Seharusnya tidak ada masalah kan! Milu adalah orang yang dikenalkan oleh pamanku, mereka juga adalah anak perusahaan dari DS, Kemampuan keuangan DS

sudah diketahui oleh semua orang. Selain itu pada pembayaran pertama, mereka sudah membayar satu milyar, itu bukanlah uang dengan jumlah yang kecil."

Isyana bergumam dengan pelan. Sebenarnya aku mengerti dengan jelas perasaan hati dari Isyana saat ini, dia hanyalah mencari alasan untuk dirinya sendiri. Karena dia takut, dia takut ada masalah dengan CB.

Walaupun aku sudah merasakan masalah ini berubah menjadi sangat buruk. Namun ketika Isyana mengatakan semua ini, aku menjadi tidak mengerti. Seharusnya dengan tiga alasan yang baru disampaikan, tidak seharusnya ada kesalahan pada masalah ini.

Menunggu! Sebuah penungguan yang panjang dan melelahkan!

Tidak tahu sudah menunggu berapa lama, teleponku akhirnya berbunyi. Aku segera melihat, ternyata yang menelpon adalah Viali. Aku pun mengangkatnya dan langsung dengan panik bertanya," Viali, apa yang terjadi?"

Sikap Viali masih saja dingin. Dia masih dengan dingin berkata," Perusahaan yang kamu cari sudah pindah."

Perkataan Viali ini membuatku merasa dunia berputar. Hal yang paling aku khawatirkan akhirnya terjadi juga.

Aku pun segera bertanya kepadanya," Kemana mereka pindah? Kapan mereka pindah?"

Viali hanya menjawab dengan datar," Menurut orang dari bangunan kantor, mereka sudah pindah sejak kemarin pagi!"

" Kemana mereka pindah?"

Aku terus bertanya, namun ketika Viali mendengar pertanyaanku dia langsung mendengus dan berkata," Apakah kamu tidak merasa pertanyaanmu sangat kekanak-kanakan? Bagaimana bisa aku tahu kemana mereka pindah?"

Perkataan yang diucapkan Viali benar. Bagaimana bisa dia mengetahui informasi sebanyak itu? Aku hanya terdiam memegangi telepon dengan hati yang terasa campur aduk. Aku bahkan tidak berani berbalik untuk menatap Isyana. Walaupun apa yang baru aku katakan bisa didengar jelas olehnya.

Melihatku yang tidak berbicara, Viali kembali dengan dingin bertanya," Kenapa, kamu ditipu?"

Aku hanya bisa termenung mendengarkan telepon, tidak mengatakan apapun sama sekali.

Ya, aku dibohongi! Walaupun yang dibohongi bukan aku, namun perasaan sakit di dalam hatiku tidak kurang dari apa yang Isyana rasakan. Bahkan aku sedikit membenci diriku. Jika saja saat itu aku lebih bertahan, mungkin tidak akan ada hasil seperti ini yang terjadi. Namun kehidupan ini sama sekali tidak memberi kita kesempatan untuk berandai-andai.

Otakku terus berputar, aku terus berpikir apakah aku bisa membuka dan menyelesaikan masalah ini untuk Isyana. Namun aku langsung menertawakan diri sendiri, bagaimana bisa aku membantu Isyana dengan nilai kontrak sebesar ini?"

Aku terdiam beberapa saat, kemudian aku mendengar suara Viali namun kali ini sikap nya tidak sedingin sebelumnya dan dia dengan ringan berkata kepadaku," Ugie, saatnya kamu membicarakan masalah Robi kepadaku."

Aku pun teringat apa yang kujanjikan kepada Viali. Sayangnya saat ini aku sama sekali tidak memiliki niat itu. Aku hanya bisa dengan memohon maaf berkata kepadanya," Maaf, Bu Viali, saat ini aku masih ada urusan, setelah aku ada waktu, aku akan memberitahu anda."

" Ugie! kamu!"

Viali sedikit marah. Sayangnya sebelum dia selesai berkata, aku sudah mematikan teleponnya.

Aku membalikkan badan dan menatap Isyana, Isyana juga sedang menatapku. Bibirnya masih terus bergetar namun tidak ada satu patah kata pun yang keluar dari mulutnya.

Aku tahu hatinya perlahan-lahan mulai runtuh. Proyek yang paling dia banggakan, semua aset darinya bahkan termasuk dari ibunya Bibi Salin telah dicurahkan untuk proyek ini. Dan saat ini orang itu hilang ke dalam kekosongan.

Tubuh Isyana bergetar, aku segera berjalan ke depannya, sambil menatapnya dan dengan menghibur berkata," Isyana, jangan khawatir dulu, masalah ini pasti bisa diselesaikan, kita pikirkan caranya sama-sama ya?"

Isyana menengadahkan kepalanya menatapku, sama sekali tidak mengucapkan apapun.

Novel Terkait

Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu