Love And Pain, Me And Her - Bab 353 Akhirnya Aku Menemukan Isyana

Ketika aku sedang memikirkannya. Bibi Salim tiba-tiba menatapku dengan tatapan yang penuh dengan maksud yang baik lalu berkata dengan lembut: "Ugie, tadi aku bertanya padamu apakah kamu benar-benar mencintai Isyana. Jika kamu benar-benar menyukainya, Aku harap kamu dapat membantunya dan melindunginya. Kali ini, aku lebih memilih PT.Nogo Internasional bangkrut daripada menjual saham yang masih kumiliki ini. Tapi aku bisa merasakan bahwa selama aku masih memegang saham itu, pihak lawan tidak akan berhenti. Aku tidak tahu kapan perang tak kasat mata ini akan berakhir. Jadi, aku berharap kamu bisa menjaga Isyana dengan baik. Bagaimanapun, aku sudah tua dan pensiun. Aku tidak tahu banyak tentang hal-hal di luar. Namun, Isyana masih memiliki kemauan yang kuat, jadi aku sungguh-sungguh perlu bantuanmu! "

Bibi Salim mengatakannya dengan sangat tulus. Tetapi jika dia tidak mengatakannya, aku tetap akan berusaha melindungi Isyana. Hanya saja aku sekarang masih bingung, siapa sebenarnya yang menginginkan saham Bibi Salim ?

Ketika aku pulang dari villa Bibi Salim , ternyata sudah jam 8 lewat, tetapi Isyana masih saja belum pulang.

Lampu terang di area villa, dan suara petasan yang tidak jauh dariku bercampur dengan tawa bahagia anak-anak di sekitar sana. Tetapi hatiku sama sekali tidak senang dengan suasana ini, karena aku masih sangat mengkhawatirkan Isyana, Sebenarnya kemana dia pergi?

Aku sekali lagi mencoba menelponnnya, tetapi dia masih saja tidak mengangkatnya. Aku berdiri di tepi jalan, merokok dan sambil memikirkan kira-kira Isyana pergi kemana. Sebenarnya hatiku sedikit khawatir, mungkinkah Isyana sedang bersama dengan Don Juan Romino.

Begitu terpikirkan dengan Don Juan, aku tiba-tiba teringat saat pertama kali aku bertemu dengan Don Juan di villa Bibi Salim . Dia pernah membeli es buah goreng untuknya. Isyana juga pernah mengatakan kepada aku bahwa ketika dia sedang dalam suasana hati yang buruk, dia akan pergi ke kedai untuk makan es buah goreng sendirian. Perasaan segar dan nikmat dari es buah goreng tersebut bisa membuat suasana hatinya menjadi lebih baik.

Begitu terpikirkan dengan ini, aku segera naik taksi dan menuju ke kedai es buah goreng.

Aku masih ingat terakhir kali aku pergi bersama Isyana ke tempat itu. Kedai es buah goreng itu telah berubah menjadi toko minuman. Terlebih lagi, putra dari bos kedai tersebut sudah mengambil alih toko itu, jadi Isyana sudah tidak terlalu suka dengan es di kedai tersebut lagi karena dia merasa es tersebut tidak seenak sebelumnya.

Ketika aku sedang memikirkannya, ternyata taksi sudah sampai ke depan toko itu. Setelah membayar tarif taksinya, aku turun dari mobil itu dan berdiri di sudut jalan. Hatiku tiba-tiba bedetak dengan kencang setelah melihat sebuah mobil lexus berwarna merah sedang terparkir di depan toko tersebut. Aku pun menyiapkan diriku dan langsung berjalan masuk ke dalam toko tersebut.

Begitu memasuki pintu, aku langsung melihat di dalam toko es tersebut hanya duduk seorang Isyana saja. Dia duduk sendirian di sebuah meja di sudut, menundukkan kepalanya sambil meminum es buah tersebut, dan di meja itu sudah ada 2 porsi es yang kosong. Seharusnya itu es yang sudah dimakan olehnya.

Isyana sama sekali tidak mengangkat kepalanya. Aku pun tidak menganggunya dan berjalan menuju tempat duduk yang ada di seberangnya, lalu aku menoleh ke arah kasir dan menjerit untuk memesan:

"Satu porsi es buah goreng, sama seperti yang dia makan."

Begitu mendengar suaraku, Isyana langsung mengankat kepalanya dan menatapku dengan terheran-heran, lalu tersenyum kepadaku. Senyuman yang keluar dari mulutnya kelihatan seperti bercampur dengan sebuah kelegaan dan kepahitan.

"Kamu makan begitu banyak, apakah tidak takut masuk angin?"

Aku menanyakannya dengan lembut.

Isyana sama sekali tidak menjawabku dan hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.

"Bagaimana kamu bisa tahu aku di sini?"

Isyana bertanya kepadaku.

"Sebagai pengejarmu yang paling setia, jika tempat ini saja tidak bisa kutebak, bagaimana aku bisa dianggap pantas mengejarmu?"

aku menjawabnya dengan nada bicara yang sedikit sombong. Sejujurnya, jika bukan karena cahaya lampu di villa yang tiba-tiba membuat pikiranku terbuka, aku tidak akan pernah menebak Isyana bisa datang ke sini karena kita sudah sangat jarang ke toko ini. Terlebih lagi karena bos toko ini sudah pensiun.

Isyana tersenyum lagi lalu lanjut menundukkan kepalanya. Dia mengaduk-aduk es buah yang ada di dalam mangkok dan tidak mengucapkan sepatah katapun.

Aku menyalakan rokok sambil melihat ke Isyana. Setelah beberapa saat, aku mulai bicara: "Isyana, aku sudah menandatangani proyek yang lumayan bagus."

Isyana mengangkat kepalanya dan menatapku sambil tersenyum: "Benarkah? Selamat untukmu!”

Dia makan satu sendok es buah, lalu mengatakan dari dalam hatinya: "sebenarnya, aku dari awal sudah tahu jika kamu mengerjakannya dengan sepenuh hati. Kamu pasti akan sukses."

Aku merasa sedikit senang karena Isyana sangat menghargaiku. Aku melihat Isyana sambil menggelengkan kepala dan berkata: "Apa yang kamu katakan mungkin ada benarnya! Tetapi yang ingin kukatakan kepadamu adalah posisi tertinggi yang pernah aku pegang adalah menjadi asisten khusus presdir. Sangat disayangkan karena aku hanya menjawab untuk beberapa hari saja dan sudah dikeluarkan. "

Isyana tertawa dan mengangkat kepalanya untuk melihatku. Tetapi dia masih tidak mengerti dengan maksud dari ucapanku, jadi aku pun melanjutkan: "Aku sekarang sudah memulai bisnis sendiri, dan yang terburuk adalah aku masih tidak tahu bagaimana mengelolanya. Oleh karena itu, jabatan manajer masih kosong dan kita memutuskan untuk mempekerjakan orang yang berpengalaman, apakah kamu tertarik? "

Cara terbaik untuk mengatasi stres dan rasa sakit adalah dengan mengalihkan perhatian. Dan satu-satunya hal yang bisa aku lakukan untuk mengalihkan perhatian Isyana sekarang adalah membuatnya kembali bekerja. Itu sebabnya aku ingin dia bekerja di studioku. Dengan cara ini, mungkin suasana hatinya berangsur-angsur akan menjadi lebih baik.

Isyana menatapku tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Aku menambahkan: "Aku tetap akan menjadi asistenmu yang handal. Kamu bertanggung jawab atas pengambilan keputusan, dan aku hanya bertugas untuk membantumu. Jika kita bekerja sama, pasti"

Sebelum aku selesai mengatakannya, Isyana tiba-tiba menyela pembicaraanku. Dia menatapku dan berkata: "Ugie, aku tahu kamu memiliki niat yang baik. Tapi aku merasa kamu seperti sedang menyindirku. PT.Nogo Internasional sudah hancur di bawah manajemenku, tetapi kamu masih saja mau menyediakan tempat untukku di studio kamu. Apakah kamu merasa aku akan setuju? "

Kata-kata Isyana membuatku merasa sedikit malu. Mungkin aku terlalu cemas, dan kata-kataku hanya membuatnya menjadi semakin sakit hati. Aku sedikit memaksakan senyumanku dan lanjut merokok. Aku sekarang benar-benar tidak tahu cara apa yang bisa digunakan untuk membantunya keluar dari bayangan gelap yang menghantuinya.

"Seporsi es buah goreng sudah datang"

Suara orang tua terdengar di telingaku. Seingatku, bos toko ini sekarang adalah anak muda. Tetapi begitu aku melihatnya, orang itu tersenyum kepadaku dengan wajahnya yang penuh dengan keriput. Tidak diduga, pria tua itu sudah kembali.

Orang tua tersebut bertanya kepada Isyana sambil tersenyum: "Nona, pacarmu lumayan juga. Dia terlihat sangat ganteng."

Isyana dan aku saling bertatapan. Aku sangat berharap Isyana mengaku kepada lelaki tua itu bahwa aku adalah pacarnya. Sayangnya, Isyana menggelengkan kepala dan berkata dengan pelan: "Dia bukan pacarku, kita hanya teman baik saja."

Kata-kata Isyana membuat hatiku sedikit kehilangan harapan, tetapi apa yang dijawabnya juga tidak salah.

Lelaki tua itu pun tersenyum, "Itu hanya permainan kata-kata saja, di mataku kalian sudah seperti sepasang kekasih. Nona, apakah suasana hatimu sudah membaik?"

Lelaki tua itu juga tahu bahwa Isyana datang ke tokonya karena dia sedang dalam suasan hati yang buruk.

Isyana tersenyum dan mengangguk, "Sudah jauh lebih baik!"

Novel Terkait

Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu