Love And Pain, Me And Her - Bab 2 Pertemuan Yang Tidak Di Duga

Wanita yang berdiri di depannya bukan Raisa. Aku tidak mengenal wanita ini, tapi benar-benar sangat cantik. Menggunakan dress panjang yang ketat, tubuhnya juga tidak pendek, serta menggunakan sepatu hak tinggi. Seluruh badannya tampak lebih tinggi.

Karena sebelumnya bekerja di dunia penyiaran. Bertemu tidak sedikit wanita cantik. Tapi wanita ini justru tidak sama seperti mereka. Dandanannya polos, tapi di sekitar tubuhnya terpendam semacam aura yang sombong dan elegan, itu adalah aura yang tidak dapat dikeluarkan oleh dandanan barang mewah.

Robi melihatku sedang melihat 2 orang yang ada di depan pintu hotel, dia menduga aku sedang melihat wanita cantik. Dengan tertawa hina bertanya padaku, "Gie, sudah merindukan wanita? Wanita ini lumayan. Nanti aku carikan seseorang yang lebih baik darinya, dadanya pasti juga lebih besar darinya......"

Aku dengan tak berdaya menggelengkan kepala, tersenyum pahit sebentar. Lalu berbicara sambil melihat ke arah hotel, "Apa kamu sudah tahu pria itu? Dia adalah Rehan, pria yang berselingkuh dengan Raisa adalah dia......"

Begitu Robi mendengarnya, matanya langsung terbelalak. Dia dengan tidak percaya berteriak ke arahku, "Ya Tuhan! Si brengsek ini membuatmu diselingkuhi. Kamu melihatnya masih bisa setenang ini?"

Melihat sikap Robi, aku tahu kalau akan ada masalah. Emosi Robi sedang tidak bagus, emosinya termasuk kategori begitu bertemu api langsung terbakar. Aku masih belum sempat berbicara, dia membuat gestur tangan ke arahku "Ayo, kita sapa dia......"

Awalnya aku ingin menghentikan Robi. Tapi dia sudah melangkah dengan cepat ke arah pintu hotel. Sedangkan aku justru tidak ingin menghadapi Rehan, karena di hadapannya, aku adalah seseorang yang gagal. Apalagi bertemu di dalam kondisi seperti ini, akan membuatku lebih merasa kasihan.

Pada saat aku sedang ragu, Robi sudah berjalan ke sisi dua orang tersebut. Meskipun dua orang itu tidak melihatnya, tapi dia tiba-tiba mengulurkan tangannya, dengan tersenyum ke arah Rehan dan berkata, "Presdir Bastar, halo......"

Rehan terdiam sebentar. Dia tidak bersalaman dengan Robi, sedangkan sedikit merasa kebingungan melihat Robi, dengan lambat bertanya balik, "Kamu siapa?"

Begitu suaranya terdengar, Robi tiba-tiba mengangkat tangannya, dengan kuat menampar wajah Rehan. Tamparan ini sangat keras, tidak hanya membuat Rehan yang tertampar terdiam. Saat itu juga wanita di depannya juga terkejut melihat Robi.

Mereka berdua tidak ada yang menyangka, Robi yang tadi masih tersenyum ramah, bisa-bisanya begitu cepat berubah, dan juga langsung memukul.

Robi memarahinya, "Aku siapa? Aku kakekmu! Papa mamamu tidak pernah mengajarimu kalau melihat kakek harus langsung bersalaman?"

Aku tidak menyangka Robi bisa tiba-tiba memukulnya, dengan panik berlari ke sana. Sedangkan Rehan juga sudah bereaksi, kedua orang reflek langsung bertengkar.

Wanita berhak tinggi itu juga sudah bereaksi dari tertegunnya, dia dengan panik maju, mencoba memisahkan kedua orang ini. Tapi bagaimanapun juga dia adalah seorang wanita, mencoba menarik, sama sekali tidak ada gunanya.

Pada saat aku menghampirinya, Robi sudah hampir menjatuhkannya ke atas tanah. Aku dengan panik menarik Robi, ingin memisahkan mereka berdua.

Meskipun aku juga sangat membenci Rehan. Tapi aku tidak ingin menghadapinya dengan cara seperti ini. Seperti ini hanya akan membuatku tampak lebih tak mampu.

Aku masih belum sempat memisahkan mereka berdua, tiba-tiba merasa dari belakang ada yang menarikku, dia adalah wanita cantik yang berhak tinggi. Dia pasti berpikiran aku akan membantu Robi memukul Rehan.

Aku dengan sontak membalas, ingin mendorongnya. Hanya dengan seperti ini, aku baru bisa dengan cepat menarik mereka berdua yang sedang bertengkar.

Dengan begitu, aku mendorong dengan tidak beraturan, telapak tanganku langsung merasakan semacam kelembutan. Aku terdiam, perbuatan tidak disengaja ini. Bahkan terkena bagian dadanya. Rasa yang lembut ini, bagiku, sudah lama sekali tidak pernah merasakannya lagi.

Kalau bisa membunuh orang dengan tatapan, setidaknya aku sudah mati berkali-kali.

Setelah bertatapan dengannya selama beberapa detik, melihatnya mengerutkan kening, dengan marah mengatakan, "Sampah bajingan!"

Lalu, tanpa sedikit ragu, dia menamparku dengan sangat kuat. Suara tamparan ini sangat jelas, tidak kalah dari tamparan yang didapatkan Rehan tadi.

Sesungguhnya aku bisa menghindar, tapi aku tidak tahu kenapa, dan tidak memilih menghindar. Aku juga ingin menjelaskan kepadanya, meminta maaf kepadanya. Tidak menungguku membuka mulut, Robi tiba-tiba menarik lenganku, berteriak dengan kuat, "Cepat lari......"

Aku baru sadar, rupanya Rehan sudah dia jatuhkan. Dan satpam di hotel juga sudah keluar, dan juga dengan jelas mendengar seorang satpam sedang berteriak untuk melapor kepada polisi.

Malam itu, aku dengan Robi tidak lanjut pergi minum, melainkan sendirian pulang kerumah. Berbaring di atas tempat tidur, selain ada rasa kesepian yang menyelimutiku. Aku selalu tanpa alasan memikirkan wanita cantik berhak tinggi, telapakku tanganku sepertinya masih bisa merasakan kelembutan itu, dan juga pada saat dia melihatku tatapan marah itu......

Novel Terkait

Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu