Love And Pain, Me And Her - Bab 246 Membujuk Isyana

Di tengah angin dingin di malam musim dingin, Aku kedinginan hingga dua kali bergidik. Aku pun mengencangkan pakaian, mengisap rokok sambil berjalan mondar-mandir di tepi jalan. Aku tidak tahu kapan Isyana akan membalas teleponku, Namun saat ini aku sangat rindu dengannya. Aku harus dengan sekuat tenaga menghentikan dorongan hatinya ini.

Pada saat yang sama, Aku terus memikirkan perjanjian yang ditandatangani dengan CB. Jika dengan kondisi tidak melakukan pelanggaran kontrak bagaimana bisa menyelesaikan proyek iklan CB namun pada saat yang sama merendahkan resiko hingga terendah. Tidak seperti keputusan putus asa yang isyana lakukan sekarang .

Setelah menunggu setengah jam. Ponselku akhirnya berdering. Ketika melihatnya ternyata adalah Isyana. Aku pun segera menjawabnya dengan gemetar. Isyana juga mendengar suaraku yang terbawa angin. Dia dengan aneh bertanya, "Ugie, kamu sedang berada di luar?"

Aku langsung menjawab, "Ya! Aku sedang melakukan sesuatu di luar!"

Aku tidak memberitahunya bahwa aku sedang pergi keluar dengan Amori. Karena Aku takut jika pembicaraan berikutnya akan melibatkan Amori di dalamnya.

"Isyana, apakah kamu akan menggadaikan vila di gunung?"

Isyana tampak terkejut dan dia segera bertanya, "Kamu dengar dari siapa?"

Nada bicara Isyana membuatku kecewa.

"Isyana, hal yang kamu lakukan ini terlalu impulsif, Kamu sekarang"

Sebelum Aku selesai berbicara ,Isyana menyelaku dan berkata, "Ugie, Aku benar-benar sedang sibuk . Mengenai hal ini , Aku sudah mengambil keputusan, kamu tidak perlu membujukku lagi. Jika kamu ingin membicarakan hal lain, tunggu aku sudah selesai menyelesaikan kesibukan, Aku akan mencarimu, Ok? "

Meskipun Isyana masih marah kepadaku. Namun nada bicaranya sekarang sudah tidak sedingin pada awalnya. Ketika mau mengatakan hal yang lain , Isyana langsung menambahkan, "Beberapa teman dari bank masih menungguku. Aku sekarang sedang menelponmu dari kamar mandi. Sampai sini dulu ya, Aku tidak berbicara banyak lagi denganmu."

Setelah mengatakan itu, Isyana langsung menutup telepon.

Mendengarkan bunyi telepon yang sudah dimatikan, Hatiku terasa kecewa. Aku kembali menghela nafas, Pada masalah Cb ini sepertinya Aku sudah tidak memiliki cara untuk membujuk Isyana.

Aku berjalan sendirian di jalan. Tidak ada tujuan dan berjalan tanpa arah seperti ini. Setelah beberapa lama, Aku baru berdiri di bawah lampu lalu lintas. Menaikkan pandangan kepala menatap langit yang gelap dan kembali menghela nafas dengan berat.

Musim dingin tahun ini sepertinya jauh lebih dingin dari sebelumnya!

Bunyi pesan masuk berbunyi di ponselku , Ketika melihatnya nama Isyana menyala di layar ponsel. Aku tidak menyangka Isyana akan mengirimkan pesan kepadaku , Aku pun segera membukanya dan melihat pesan itu berbunyi: "Beberapa hari ini suhu akan kembali turun, di luar akan sangat dingin , jangan terlalu lama di luar, pulanglah ke rumah lebih awal!"

Melihat pesan teks ini, Aku sedikit tersenyum. Karena Isyana masih peduli denganku, hanya saja dia tidak tahu bahwa saat ini yang Aku butuhkan bukanlah kepedulian seperti ini namun dia bisa dengan tenang dan lancar mengobrol denganku.

Setelah kembali ke rumah dan mandi air hangat . Aku sudah berbaring di atas tempat tidur, sambil merokok sambil melihat ponsel. Isyana seharusnya masih sangat sibuk sekarang. Aku tidak ingin mengganggunya namun juga masih ingin membujuknya. Setelah memikirkan cukup panjang, Aku tiba-tiba teringat akan seseorang, Bibi salim !

Ketika memikirkan ini, Aku langsung terduduk. Mungkin Isyana akan lebih mendengarkan perkataan dari Bibi salim . Aku pun segera memutuskan untuk langsung pergi mencari Bibi salim besok . Selama masih bisa membujuknya , masalah ini masih memiliki harapan untuk diselesaikan.

Sore hari berikutnya, Aku menelepon Bibi salim . Ketika telepon sudah tersambung, Aku segera mengobrol singkat dengan Bibi salim kemudian aku langsung bertanya kepadanya, " Bibi salim , apakah Anda punya waktu hari ini? Aku ingin mengajak Anda makan malam ini"

Mendengar perkataanku ini Bibi salim dengan gembira menjawab, " Bibi salim kamu ini saat ini hanya memiliki waktu luang karena yang lain tidak mempunyainya. Namun tidak usah pergi makan di luar ya , Ketika kamu pulang kerja langsung datang ke rumahku. Aku akan memasakkan untukmu."

Aku tertawa sejenak , kemudian dengan hati-hati berkata dengan Bibi salim , " Bibi salim , lebih baik makan di luar saja. Aku ingin berbicara denganmu sendirian."

Bibi salim kali ini baru mengerti apa yang aku maksud. Dia tahu aku takut Isyana akan ada di rumah. Kemudian mendengar Bibi salim berkata sambil tersenyum, "Kamu tidak ingin membawa Isyana ya? Tidak apa-apa, Isyana beberapa hari ini sibuk . malam pun dia pulang ke rumah lama, Aku sudah cukup lama tidak melihatnya. Lebih baik makan di rumah saja, sebentar lagi aku akan menyiapkannya. "

Aku tidak membujuk Bibi salim lagi setelah dia mengatakan ini. Setelah meletakkan ponsel, Aku duduk di sofa dengan pikiran di dalam otak yang terus berputar , bagaimana aku harus menyampaikannya ketika bertemu dengan Bibi salim .

Ketika sedang memikirkannya ,Aku mendengar ketukan di pintu. Setelah berteriak masuk , Aku langsung melihat Amori yang mendorong pintu masuk ke dalam .

Dia duduk di depanku kemudian dia mengeluarkan sebuah kartu bank, dan menyerahkannya di hadapanku, "Di dalamnya terdapat empat puluh juta ,password nya akan kuberitahukan nanti"

Setelah mengambil kartu bank, Aku pun mengguncang Amori, "Terima kasih! Jika nanti sudah ada uang akan langsung aku kembalikan!"

Amori tersenyum acuh tak acuh. Dia menatapku dan bertanya, "Bagaimana obrolanmu kemarin dengan Presdir Mirani?"

Ketika menyebut topik ini , Aku segera mengerutkan alis. Menggelengkan kepala karena kecewa.

Amori hanya tersenyum, dia menatapku dan berkata, "Ugie, kamu hanya khawatir yang berlebihan! Seluruh perusahaan berpikir bahwa proyek dari CB kali ini adalah kesempatan paling bagus supaya Nogo bisa mendapatkan kejayaannya yang dahulu. Hanya kamu saja yang berusaha menahan, Aku bukan mengajarimu namun hal ini kamu agak berlebihan! "

Sebenarnya beberapa hari ini aku juga terus memikirkannya , apakah pemikiranku terlalu konservatif. Ketika mendengar perkataan dari Amori ini, Aku dengan perlahan menggelengkan kepala dan berkata dengan tenang, "Yang paling utama adalah karena resiko proyek ini terlalu besar!"

Amori mencibir ringan, "Logikamu ini sama sekali tidak masuk akal! Aku bertanya kepadamu, Proyek mana yang kita kerjakan yang tidak memiliki resiko? Bukankah kali ini hanya karena uang muka yang jauh lebih besar saja kan."

Aku tidak bisa meyakinkan Amori. Pada saat yang sama dia juga tidak bisa menyakinkanku. Aku hanya sedikit menggelengkan kepala dan berkata dengan tanpa daya, "Lupakan saja, lebih baik bicarakan dirimu. Bagaimana obrolanmu kemarin dengan Elisna ?"

Begitu menyebutkan Elisna, Langsung timbul senyuman di wajah Amori. Dia menganggukkan kepala, "Bagus! Aku suka kepribadian gadis ini yang sangat lugas!"

"Kalau begitu kejar dia , Mau menunggu apa lagi?"

Amori mencibir, "Yang aku bilang adalah aku suka kepribadiannya, tidak pernah berkata akan mengejarnya! Kamu menggabungkan dua hal menjadi satu!"

"Cih!"

Aku meliriknya, "Ya sudah , kamu terus saja berpura-pura! Aku ingin tahu kamu bisa berpura-pura sampai kapan!"

Aku dan Amori mengobrol beberapa saat dan tidak terasa sudah waktu jam pulang kerja. Setelah membeli bunga dan buah-buahan, Aku menggunakan taxi ke rumah Bibi salim .

Ini adalah kedua kalinya aku di sini. Aku masih ingat dengan jelas situasi kedatanganku kesini yang pertama. Pada saat itu adalah ulang tahun dari Bibi salim , Aku dibuat mabuk oleh Don Juan dan kemudian bertengkar besar dengan Isyana.

Pembantu rumah tangga di rumah itu mempersilahkanku masuk ke ruang tamu. Bibi salim juga sudah menyiapkan buah-buahan dan sedang menungguku di ruang tamu. Ketika melihatku masuk, Dia berkata dengan gembira, "Ugie, mengapa kamu masih sungkan datang ke rumah Bibi salim ? Ayo duduk, makanan sebentar lagi akan selesai!"

Novel Terkait

Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu