Love And Pain, Me And Her - Bab 406 Robi Berceramah

Asisten Medith menatapku singkat dan menaikkan jempolnya ke arahku dalam diam.

Dia meminum sup jahe ini sama seperti ketika dia bekerja, Viali adalah orang yang cekatan. Tidak menunggu waktu lama mangkuk itu pun kosong. Dia menatapku singkat dan berkata "Aku sudah selesai meminumnya!"

Aku menurunkan bahu dan berbalik membuka pintu sambil memiringkan kepala berkata "Ayo, pergi ke rumah sakit!"

Aku berpikir Viali akan kembali menentangku. Namun kali ini dia tidak berkata apapun hanya mengikutiku pergi keluar dari workshop dalam diam. Hal ini membuatku sedikit terkejut.

Setelah naik ke dalam mobil, Medith duduk di samping pengemudi. Dan aku dan Viali duduk di belakang. Kami tidak ada yang mengatakan apapun, semua memalingkan kepala melihat luar jendela. Sebenarnya aku memiliki tujuan lain untuk pergi ke rumah sakit. Aku ingin mencari Robi, Hal ini harus aku sampaikan kepadanya dan Isyana.

Setelah sampai ke rumah sakit dan diperiksa, Viali pun mendapatkan infus. Tugasku pun selesai. Setelah mengatakannya kepada Viali, aku langsung naik pergi ke kamar pasien Lulu.

Lulu sudah tinggal di rumah sakit selama enam hari, Aku pun bergumul dan berbicara dengannya supaya jika dia sudah sembuh untuk keluar dari rumah sakit. Bagaimanapun juga workshop kekurangan orang. Namun ketika membuka pintu, aku langsung terkejut.

Di dalam kamar pasien ini selain ada Robi dan Lulu, Isyana pun ada disana.

Melihatku yang masuk, Robi dengan menggoda berkata "Ugie, kamu dan Isyana sangat sehati ya. Ketika dia akan pergi, kamu pun datang."

Robi masih tidak mengetahui masalah Viali. Sehingga dia bisa bercanda denganku seperti itu.

Aku memandang Robi dengan tanpa ekspresi, kemudian pandanganku tertuju kepada Isyana, aku sangat tidak senang dengan perlakuan Isyana kali ini. Tidak hanya Viali adalah temanku bahkan jika dia hanyalah kakak sepupu Robi, aku juga tidak bisa tinggal diam ketika dia mengalami kesulitan.

Isyana belum mengatakan apapun kepadaku, aku juga tidak menyukainya. Sambil memandang Robi berkata "Robi, apakah kamu tahu Viali mendapatkan masalah?"

" Aaa? Kenapa?"

Robi dengan kaget bertanya kepadaku.

Aku pun segera menceritakan keseluruhan cerita kepadanya termasuk mengapa asistenku Medith bisa menelepon kepadanya. Sebenarnya apa yang aku ceritakan ini tidak ditujukan untuk Robi dan lebih ditujukan untuk Isyana. Aku harus membuatnya mengerti, kali ini adalah kesalahan darinya, dia lah yang berpikiran terlalu banyak.

Ketika Robi mendengar Viali sedang di infus di bawah, dia pun mengambil baju dan berlari ke luar dan aku langsung memegang lengannya, Robi menatapku dengan tidak sabar. ketika dia baru mau berbicara, aku segera menatap singkat ke arah Isyana .

Aku sudah menjadi teman Robi selama beberapa tahun, membuat kami memiliki pemahaman tanpa perlu berbicara langsung . Dia menatap Isyana singkat dan langsung berkata "Aku baru mengerti, tidak salah jika Isyana hari ini datang dengan mood yang tidak baik. Ugie juga tidak berbicara dengannya. Isyana, ternyata kamu menganggap Ugie ada hubungan dengan kakak sepupuku?"

Ketika Robi mengucapkannya, Isyana langsung mengerutkan kening, menatap Robi dan dengan tidak senang berkata "Robi , bisakah kamu tidak perlu beromong kosong?"

Robi hanya tertawa singkat, dia menarikku dan mendorongku ke arah Isyana. Dan mulai berkata "Isyana yang tersayang! Bisakah kamu melihat Ugie kami ini dengan matamu yang besar itu, bahkan orang seperti ini yang jika dibuang di tengah orang banyak tidak akan bisa dikenali. Walaupun kakakku tidak sempurna tapi cukup cantik kan. Menurutmu kakakku akan menyukainya?"

Robi sialan ini menjelaskan ini kepada Isyana tidak lupa dia menjelekkanku.

Isyana masih mengerutkan kening dan tidak mengatakan apapun. Robi seakan masih belum puas dan terus berbicara "Isyana, apakah kamu merasa Ugie sangat ganteng sehingga setiap wanita yang dekat dengannya akan langsung terpana dengannya? Aku beritahu kamu, kamu terlalu banyak berpikir. Selain itu bukannya aku mengkritik kamu, Tapi Isyana. kamu terlalu cemburuan, Itu adalah kakak sepupuku! Ugie adalah teman baikku, ketika kakak sepupuku ada masalah, apakah baik jika dia tidak pergi! Kamu tidak pantas jika cemburu karena masalah ini kan?"

Semakin Robi berkata dia semakin marah, dia berjalan ke depan Isyana dan sambil menatapnya berkata "Isyana, walaupun ucapanku tidak enak didengar, namun ini adalah kenyataannya. Kita tidak perlu mengatakan karakter Ugie seperti apa, tapi masalah kecemburuanmu ini. Jika tidak kamu ubah, aku benar-benar tidak bisa melihat bagaimana masa depan kalian ke depan. Selain itu apakah kamu tidak lelah terus hidup seperti ini? Oh ya, aku lupa mengatakannya kepadamu. Lulu masuk ke rumah sakit, Ugie juga sering datang berkunjung, apakah kamu tidak cemburu? kamu tidak marah?'

Aku pada awalnya hanya menganggap Robi bercanda, namun setelah mengatakannya terlihat dia juga menjadi marah. Aku tahu di satu sisi dia menggantikanku untuk marah, di sisi yang lain karena orang itu adalah kakak sepupunya sehingga dia benar-benar marah.

Isyana dibuat tidak bisa berkata apapun oleh perkataan dari Robi ini, wajahnya mulai memerah, menatap singkat Robi dan pandangannya dialihkan ke arah lain. Lulu yang melihat dari tempat tidur pasien melihat Robi masih belum selesai langsung berkata "Robi, tutup mulutmu, masih belum selesai juga?"

Aku juga mulai merasa khawatir. Aku takut Isyana akan bertengkar dengan Robi. Namun aku juga ingin meminta bantuan dari Robi, saat ini aku sama sekali tidak bisa berkata apapun. Robi tidak mempedulikan Lulu dan masih melanjutkan "Isyana, apa yang aku katakan ini kepadaku, jangan kamu anggap aku sedang bercanda. Apa yang aku katakan ini serius. Ugie dan Raisa bisa bersama selama lima tahun dan mereka hampir tidak pernah bertengkar. Apakah kamu tahu alasannya?"

Ketika Robi menyebut Raisa, Isyana langsung mengalihkan pandangan dan menatap Robi, ekspresinya sudah tidak sedingin di awal tadi. Ekspresinya saat ini terlihat dia sangat serius mendengar perkataan dari Robi.

Robi langsung menjawab pertanyaannya sendiri "Alasannya sangat sederhana, yaitu kepercayaan! Raisa percaya dengan Ugie. Dulu saat Ugie masih bekerja di perencanaan, kadang melakukan dinas. Dia sering bertemu dengan model-model yang cantik, namun tidak timbul kecemburuan dan pertanyaan sama sekali dari Raisa kepada Ugie. Karena itu adalah pekerjaan Ugie, dia harus mendukungnya. Aku beritahu kamu, itu adalah apa yang seharusnya dilakukan oleh pacarnya. Tentu saja kamu saat ini masih bukan pacar dari Ugie. Sehingga lebih tidak seharusnya untuk cemburu. Apa yang aku katakan ini benar kan?"

Robi mengatakannya sambil sedikit menggelengkan kepala dan mendesah ‘’ Isyana, apakah kamu tahu? Sebenarnya cukup sulit untuk manusia bisa bertemu dengan orang yang disukainya. Sehingga seharusnya kalian menjaga hubungan ini dengan baik. Namun kalian terbalik, walaupun saling menyukai namun tidak memperjuangkannya. Hal yang sebenarnya tidak perlu dicemburui namun kamu menjadi sangat cemburu. Aku berpikir apa yang terjadi jika kalian sudah menikah? Apakah kamu mau mengurung Ugie di rumah dan menganggapnya seperti binatang peliharaan yang harus dirantai jika pergi ke luar?"

" Oiii, Berhenti ."

Aku takut jika aku tidak menghentikannya, Robi mungkin akan mengucapkan kalimat yang lebih menyakitkan. Walaupun apa yang dikatakan oleh Robi ini sebenarnya apa yang sudah aku simpan didalam hatiku.

Novel Terkait

The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
3 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
3 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu