Love And Pain, Me And Her - Bab 250 Ada Apa Dengan Raisa?

Waktu sudah malam, Isyana mengantarku hingga pintu depan. Sebentar lagi akan berpisah, namun masih ada sebuah pertanyaan yang mengganjal di dalam hati. Aku tidak ingin bertanya namun aku tidak tahan. Aku pun memandang Isyana sambil bertanya,

"Isyana, Proyek cb ini sudah kamu putuskan, aku pun tidak akan berbicara lebih banyak lagi. Namun walaupun Bibi Salim memberi uang miliknya kepadamu. Uang yang dibutuhkan masih kurang cukup banyak, aku mengira masih kurang sekitar dua puluh miliar."

Ketika mengucapkan hal ini. Wajah isyana terlihat bahwa sudah menyentuh hal yang sensitif. Terhadap proyek CB ini, dia tidak ingin mengatakan sepatah kata pun kepadaku.

Isyana mengerutkan kening dan bertanya padaku, "Ugie, apa yang ingin kamu tanyakan?"

Aku sedikit ragu-ragu namun karena perihal ini sudah ditanyakan lebih baik langsung menanyakannya hingga akhir.

Aku memandang Isyana dan langsung bertanya, "Apakah kamu berencana menggunakan uang dari Don Juan?"

Ketika aku mengucapkannya, Isyana tiba-tiba mencibir. Dia terus menatapku. Pandangan matanya sangat tajam membuatku tidak nyaman dilihat olehnya.

Setelah beberapa saat, Isyana baru berkata, "Ugie, apakah kamu tidak setuju dengan proyek CB ini karena takut aku akan menggunakan uang dari Don Juan?"

Aku menggelengkan kepala, sebenarnya aku tidak pernah berpikir seperti itu. namun Isyana masih terus mencibir, dia menatapku dengan kepala miring dan berkata dengan tidak senang,

"Ugie, aku tidak mau menjawab pertanyaan ini! kamu juga sudah melihatnya malam ini. Aku dengan sengaja membatalkan pertemuan yang penting hanya supaya kamu tidak berpikir terlalu banyak. Selain itu,aku tidak tahu apakah kamu tidak percaya kepadaku,atau hatimu yang sempit. Kamu begitu peduli pada hubungan antara diriku dan don juan. Apakah kamu pernah memikirkannya? Pernahkah kamu mempertimbangkan perasaanku ketika kamu berhubungan dengan raisa, elisna, jane, kalin dengan terlalu dekat? "

Aku baru ingin menjelaskan, namun sebelum ucapan ini keluar dari bibir, Isyana segera menghentikanku.

"Ugie, kita sudah bukan lagi anak kecil! Pertanyaanmu hari ini membuatku sangat kecewa"

Setelah mengatakan itu, isyana menatap singkat diriku, membalikkan badan dan pergi.

Hati saya dipenuhi rasa jengkel ketika melihat punggung Isyana. Isyana sama sekali tidak memberiku kesempatan untuk menjelaskan. Aku menanyakan masalah don juan karena aku selalu merasa bahwa don juan sedang merencanakan sesuatu yang tidak benar, aku khawatir isyana akan dibohongi. Sementara wanita yang disebutkan olehnya, selain raisa yang merupakan mantan pacarku, sisa wanita lain yang dia sebut sama sekali tidak memiliki hubungan denganku.

Aku melemparkan puntung rokok di tangan ke tanah, dan menginjaknya dengan sekuat tenaga.

Beberapa waktu setelah itu, Isyana masih sibuk. Iklan ini juga secara resmi masuk ke fase perekaman. Mengenai apakah berhasil mendapatkan uang, isyana tidak berkata apapun kepadaku. Kesempatan kita berdua bertemu setiap hari semakin sedikit, walau ketika bertemu kita masih mengobrol singkat namun kita dengan hati-hati menghindari topik CB ini. CB seakan-akan menjadi daerah terlarang bagi kami berdua, Jika tersentuh takutnya akan membangkitkan gelombang tsunami.

Pada hari itu, ketika di rumah Bibi Salim, Isyana sudah tergolong menyetujui, selama proyek CB ini selesai. Dia setuju membiarkanku mengundurkan diri. Aku pun menghitung waktu, iklan CB ini akan ditayangkan ketika tahun baru. Sementara saat itu Bong Casa dari KIMFAR pernah mengatakan aku harus memberitahunya keputusanku tidak peduli apakah aku akan bergabung atau tidak dengannya. Dan rencana yang kubuat saat ini adalah ketika aku sudah mengundurkan diri dari nogo, aku akan langsung bergabung dengan KIMFAR.

Ketika sudah memikirkan ini,aku memutuskan untuk menelpon Bong Casa. Mencarinya untuk mengobrol mengenai kondisi KIMFAR saat ini. Setidaknya sebelum aku bergabung, aku sudah memiliki pemahaman terhadap KIMFAR.

Ketika menelpon Bong Casa, kebetulan dia mempunyai waktu. Sehingga kami sepakat untuk pergi minum teh di kedai teh di samping sungai.

Sepertinya salju turun lebih banyak pada musim dingin tahun ini.

Ketika sampai di kedai teh, Bong Casa sudah terlebih dulu sampai. Dia sedang berdiri memandang pemandangan salju di luar jendela di samping sungai. Ketika melihatku datang, dia segera berbalik dan berkata sambil tersenyum, "Pak Ugie, bagaimana bisa kamu hari ini memiliki waktu luang dan mengajakku untuk minum teh?"

Aku tersenyum tahu bahwa Bong Casa sedang bercanda denganku.

Duduk di kursi kayu antik memandang pelayan yang mengenakan cheongsam yang sedang membersihkan set alat minum teh dengan elegan. Dupa yang ditancapkan cendana memancarkan aroma yang unik. Aku merokok bersama dengan Bong Casa, sambil tersenyum menatap dan bertanya kepadanya "Pak Bong, bagaimana persiapan anak perusahaan KIMFAR saat ini?"

Bong Casa menghisap rokoknya sambil tersenyum berkata, "Aku pikir kamu sedang jatuh kasmaran dengan presdir mirani, dan sudah melupakan persoalan KIMFAR ini. Kenapa, apakah sudah memutuskan untuk bergabung dengan KIMFAR?"

Aku tersenyum dan mengangguk, "Untuk saat ini sudah memiliki pemikiran awal seperti itu!"

Bong Casa mengangguk, "Ini baru benar! Cinta anak-anak bagi seorang pria hanyalah sebuah sukacita sesat. Karir adalah dasar fondasi bagi pria! Namun masalah anak perusahaan di korea selatan ini, saat ini aku masih belum terlalu memahaminya. Aku hanya mendengar kantor pusat memutuskan tidak hanya akan membentuk perusahaan baru namun juga akan membangun pabrik produksi di korea selatan. CEO Rudy kami adalah orang yang berani berpikir dan berani berbuat. Pilihannya adalah dia tidak mengerjakannya sama sekali atau jika mengerjakan harus dikerjakan dengan besar. Masalahmu ini, kamu harus menunggu keputusan dari CEO Rudy sendiri. Lain kali aku pergi ke kantor pusat, aku akan menyampaikan sikapmu ini kepada CEO Rudy. "

Aku menganggukkan kepala. Walaupun hatiku terasa agak khawatir, Jika membangun pabrik di korea selatan, berbagai macam biaya akan jauh melebihi dalam negeri. Jauh lebih murah jika menggunakan jalur produksi dalam negeri.

Aku sudah ingin mendiskusikan masalah ini dengan Bong Casa. Siapa yang menyangka topik dari Bong Casa berubah, dia bertanya kepadaku, "Ugie, apakah kamu dengan raisa dari perusahaan kami adalah kekasih di masa lalu?"

Aku mengira Bong Casa sudah mengetahui masalah ini sejak lama. Tidak menyangka ternyata dia baru mengetahuinya. Aku hanya bisa tersenyum pahit, mengangguk dan berkata, "Ya, kami bersama ketika kami sedang kuliah. Namun tahun ini berpisah."

Bong Casa tertawa. Walaupun poin darinya ini cukup bagus, dia tidak bertanya lagi dan hanya berkata dengan datar, "Kemampuan gadis ini sangat baik, hanya saja tahun ini dia terlalu banyak meminta izin. Departemen tenaga kerja pernah mencarinya untuk berbicara, bahkan mendorongnya supaya mengundurkan diri. Namun semua ini dihentikan oleh Direktur Bastar. Aku benar-benar tidak menyangka, hubunganmu cukup dalam dengan Direktur Bastar kami. "

Setelah dia mengatakan ini dia kembali tertawa.

Aku dibuat kaget oleh perkataannya, aku memandang Bong Casa dan bertanya balik kepadanya, "Pak bong, anda bilang raisa sering meminta izin?"

Bong Casa mengangguk, "Ya! Tahun ini dia banyak mengajukan izin, kemungkinan bonus tahun ini pun tidak akan didapatkannya!"

Perkataan Bong Casa ini membuatku lebih curiga. Aku pun kembali bertanya, "Beberapa saat ini dia pergi ke Beijing, apakah dia juga pergi dengan menggunakan ijin?"

Bong Casa menatap sambil menggodaku berkata, "Ugie, tidak bagus seperti itu! Kamu tidak bisa menjalin asmara dengan presdir mirani sementara masih merindukan mantan pacarmu yang lama."

Bong Casa benar-benar salah paham namun aku tidak menjelaskannya dan kembali bertanya kepadanya, "Pak bong, benarkah dia pergi ke beijing bukan dengan alasan dinas namun dengan menggunakan ijin?"

Bong Casa mengangguk sambil berkata dengan santai, "Seharusnya dia pergi menggunakan izin! Sepertinya bagian pemasaran tidak ada mengirim orang ke beijing untuk dinas, aku juga tidak mengetahuinya dengan jelas."

Sebagai seorang presdir perusahaan, Bong Casa tidak mengetahui masalah seperti ini secara detail. Namun perkataannya ini membuatku terkejut.

Novel Terkait

See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu