Love And Pain, Me And Her - Bab 502

Kehidupan Viali masih sedikit aku ketahui. Terakhir kali saat kita bertemu, dia sudah memberi tahu kita prinsip dan batasannya. Tidak ada gunanya untuk menemuinya sekarang. Sebaiknya kita memperbaiki laporan agar tampak lebih bagus. Jika kita menemuinya pada waktu itu, aku yakin akan bisa mendapatkan hasil dua kali lipat cukup dengan setengah dari usaha yang diperlukan.

Setelah berbicara sebentar, Papang lalu kembali ke kantor. Aku kembali menyibukan diri untuk beberapa saat. Melihat jam pulang yang sebentar lagi tiba, aku berencana akan membawa beberapa pekerjaan kembali ke studio untuk aku selesaikan. Tiba - tiba, telepon di mejaku berbunyi.

Aku mengambilnya dan melihat, yang terlihat sekarang adalah panggilan masuk yang berasal dari Amerika. Tidak perlu menebak pun aku tahu kalau itu Eddy. Dia tidak asing bagiku, karena dia satu - satunya orang yang ada di luar negeri yang aku kenal.

Seperti yang aku duga, dari panggilan itu terdengar suara malas Eddy dari sana. "Halo. Apakah ini Direktur Ugie dari Cantique? Saya adalah klien kalian, saya butuh ahli kecantikan sekarang. Tolong atur satu untuk saya. Katakan padanya untuk datang menemuiku segera dan ingat harus cantik, lebih baik lagi kalau payudaranya besar. "

"Apa menurutmu aku boleh? Payudaraku tidak kecil loh!"

Aku menyalakan rokok, sambil berbicara konyol dengan Eddy. Eddy mendengus beberapa kali, lalu berkata. "Kak Ugie. Saya tidak tertarik pada Anda, apalagi jika itu kak Isyana, aku akan mengembalikannya "

Sebelum Eddy menyelesaikan kalimatnya, Aku langsung memotongnya, sambil memarahinya karena tidak sopan. "Dasar anak nakal, beraninya kamu mengolok Kak Isyanamu, awas ya jika kamu sampai disini, aku hajar kamu. "

Begitulah mulut Eddy, meski di hadapan Isyana sekalipun, dia tetap saja konyol. Mendengarku memanggil namanya. Dia tidak lagi melanjutkan pembicaraan konyool ini, dan berkata. "Iya. Iya. Aku tidak mau membuat masalah dengamu Kak Ugie. Ayah meneleponku kemarin. Dia bilang kamu bergabung dengan Cantique, tetapi aku tidak tertarik pada bisnis itu. "

Kata-kata Eddy membuat hatiku jadi berdebar-debar. Tampaknya Vladimir memang sangat tertarik untuk berinvestasi di Cantique. Sepertinya tidak mudah untuk meyakinkan Eddy, jadi aku harus tetap tenang,"Oh, Kamu ya lupakan saja, aku rasa bisnis yang cocok denganmu itu yang terkait dengan makanan, minuman keras, prostitusi, dan perjudian. "

Segera setelah aku mengatakannya, Eddy segera membalas dengan sedikit jengkel. "Kak Ugie, Jangan suka meremehkan orang! Sudah kubilang. Aku telah mencari tentang Cantique secara online sepanjang hari ini. Ada beberapa informasi tentang perusahaan itu. Kak Ugie, kalian bahkan belum menyelesaikan satu putaran investasi. Kalian hanya melakukannya dengan dana yang ada, apa kalian tidak takut kehabisan uang dan akhirnya bangkrut? "

Meskipun Eddy hanya menyampaikan beberapa kata sederhana, tetapi harus aku akui kalau anak ini jauh lebih baik dari sebelumnya. Setidaknya dia bisa memikirkan tentang keuangan perusahaan. Baru saja aku akan mengatakan sesuatu, Eddy melanjutkan. "Ayahku juga bilang, kalau aku diizinkan untuk memberinya jawaban, jika aku ada minat di perusahaan ini dia akan siap untuk berinvestasi pada kalian semua. Kak Ugie, jika kamu mendapatkan investasi. Apakah kamu yakin akan bisa mengembangkannya? "

Kata-kata Eddy, membuatku sangat senang, tetapi aku masih harus menekan emosiku. Lalu bertanya kembali padanya. "Jadi, apa jawabanmu?"

Eddy tersenyum dan berkata. "Kakak, coba tebak?"

"Kurasa kamu bajingan besar yang kepala!"

Anak laki-laki itu sudah pandai berbicara sekarang. Eddy tersenyum lagi dan berkata. "Tentu saja aku tertarik. Pikirkanlah, begitu banyak ahli kecantikan di perusahaan kalian, akan banyak wanita yang cantik. Aku ikut, bukankah itu seperti ikan yang berenang di dalam air? "

Kata-kata Eddy, membuatku tertawa hingga menangis, bocah tengik itu memang sangat konyol, "Tidak bisakah kamu serius?"

Aku memotong omong kosong Eddy, dan Eddy juga tidak terlalu peduli karena dia terus tertawa. Baru kemudian dia mulai menjadi serius, "Sebenarny Kak Ugie, aku hanya berada di sana untuk belajar disisimu. Karena selama enam bulan atau lebih, aku terus memikirkannya. Kamu ingatkan kalau aku dulu bukanlah orang yang bisa diandalkan, dan sekarang Ibu dan Ayah sudah semakin tua. Aku sadar kalau aku benar-benar tidak bisa terus seperti ini. Jadi aku memberi tahu ayah, agar dia berinvesatasi pada kalian. Dalam beberapa bulan lagi, aku akan lulus, dan segera setelah lulus aku akan segera bergabung. Dan kemudian, Kak Ugie, tinggal katakan saja padaku apa yang harus kulakukan, aku pasti akan melakukannya selama aku bisa belajar sesuatu. "

Kata-kata Eddy mendebarkan hatiku dan membuatku merasa bersyukur sekaligus bahagia, terutama tentang investasi, akhirnya aku melihat seberkas cahaya. Sekarang. Eddy sudah lebih dewasa dibandingkan dengan dulu, rasanya seperti dia berasal dari dunia yang berbeda. Melihatku tidak berbicara, Eddy bertanya dengan hati-hati. "Kak Ugie, ada apa? Apa kamu tidak ingin ayahku berinvestasi pada kalian, dan tidak akan membiarkanku masuk ke perusahaan kalian? "

Aku akan tersenyum lagi dan berkata, "Eddy, bagaimana mungkin? Aku tidak akan berbohong, Kita memang sedang membutuhkan dana sekarang. Begitu dana Paman Luo masuk, Cantique pasti akan membuat lompatan jauh ke depan. Dan dirimu setelah lulus, akan aku ajak berkeliling. Aku sendiri yang akan mengantarmu nanti! "

"Baiklah!"

Eddy tertawa lepas, lalu berkata, "Kak Ugie, aku akan menelepon ayahku sebentar lagi. Agar kalian bisa segera menandatangani kontrak. " Aku tersenyum dan langsung menyetujuinya. Anak ini, sebenarnya lebih cemas daripada aku.

Aku letakkan telepon, lalu duduk di kursiku dan berpikir, ternyata hHidup memang benar-benar penuh dengan kejutan di setiap kesempatan. Awalnya, aku sudah menyerahkan soal investasi pada Viali, tetapi diluar dugaanku dia menolaknya. Tetap secara tak terduga aku bertemu dengan Vladimir Lo , dan berhasil mendapatkan investasi darinya.

Seperti yang akan dikatakan oleh Eddy. Besoknya, Vladimir dan aku membuat janji untuk bertemu. Aku di sana bersama dengan Papang, di sana terjadi banyak tawar-menawar. Dan akhirnya setelah tiga hari, Vladimir Lo setuju untuk berinvestasi sebesar 35 juta dengan kepemilikan saham sepuluh persen untuk diinvestasikan di Cantique.

Investasi itu dipergunakan untuk Cantique yang sedang tumbuh dengan pesati sangat penting. Dan Papang, seperti yang pernah kami bicarakan sebelumnya, dari bagian pribadinya meberi aku enam persen. Jadi, persentase kepemilikanku naik menjadi enam belas persen.

Di malam upacara penandatanganan kontrak, kita minum banyak anggur. Setelah pesta minum selesai, waktu baru menunjukkan jam 9 malam, tetapi aku belum mengantuk. Kemudian aku naik taksi ke toko bunga milik Robi. Sudah lama sekali aku tidak bertemu dengan Robi, aku ingin berbicara dengannya.

Saya pikir kali ini, Robi pasti akan ada disana. Siapa sangka setelah sampai di sana. Toko bunga sudah tutup. Aku ingin menelepon Robi. Tetapi karena tahu dia tinggal jauh dari sini, aku tidak jadi meneleponnya. Jadi aku memutuskan untuk pulang, ketika berbelok, aku melihat gerbang kampus. Ternyata masih ada orang yang berlalu - lalang. Sendirian aku berjalan ke kampus.

Sudah lama sekali aku tidak datang ke sini, dan semuanya masih tetap sama. Tetapi satu-satunya hal yang berbeda adalah gambar - gambar yang kukenal dulu telah lama hilang, dan digantikan oleh gambar kekanak-kanakan. Cendekiawan Aneh Sinar Matahari Muda.

Novel Terkait

Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu