Love And Pain, Me And Her - Bab 450 Cafe

Aku tidak sedang bercanda. Aku masih mempunyai kepercayaan diri. Begitu banyak orang menunggunya. Jika Sutan berani untuk tidak datang. Berarti Sutan benar-benar tidak ingin berbaikkan.

Robi mengerucutkan bibirnya, jelas-jelas Robi sedang meragukan kepercayaan diriku. Aku melototinya, kemudian meraih ponsel, menatap Robi dan berkata, “Aku akan menelepon Sutan dihadapanmu sekarang, apakah menurutmu Sutan berani menolakku?”

Sebenarnya hari ini suasana hatiku sangat baik. Biasa kita semua memiliki kesibukan masing-masing, sibuk hingga jarang berkomunikasi. Memanfaatkan kesempatan hari ini, kita semua berkumpul mempereratkan tali persaudaraan.

Panggilan memang tersambung, tetapi Sutan tidak menjawab panggilan tersebut. Ekspresi wajah Robi terlihat senang, kemudian berkata dengan penuh sindiran, “Omong besar, lanjut omong besar lagi! Sutan tidak menjawab panggilanmu, bagaimana kamu masih bisa beromong besar?”

Sutan benar-benar tidak menjawab panggilanku. Aku meletakkan ponsel di atas meja, menatap Robi dengan tatapan sinis, kemudian berkata dengan nada acuh tak acuh, “ Sutan pasti sedang sibuk, sebentar lagi Sutan akan meneleponku.”

Disaat aku sedang berdebat dengan Robi. Tiba-tiba pintu kantor terbuka, hanya melihat Lulu berdiri di depan pintu. Aku melihat ke arah Lulu dan bertanya, “Bukankah kalian pergi membeli barang? Kenapa sudah pulang?”

Lulu menatapku dengan tatapan aneh, berkata nada dengan nada canggung, “Presdir, Presdir Ugie, ada yang ingin bertemu denganmu!”

Melihat reaksi Lulu, aku merasa sedikit terkejut. Langsung berdiri, hanya melihat sosok bayangan yang begitu familiar, tepat berdiri dibelakang Lulu. Yang membuat aku merasa tidak terduga, ternyata orang tersebut adalah Wulandari.

Wulandari masih mengenakan barang-barang branded, riasan wajahnya yang begitu anggun. Wulandari melihat ke arahku, tersenyum dan berkata dengan nada halus, “ Presdir Ugie, apakah aku terlalu lancang. Tidak menyapamu terlebih dahulu, langsung datang mencarimu, apakah aku mengganggumu?”

Aku langsung tersenyum, melihat ke arah Lulu, sebenarnya aku ingin mengetahui, apakah Veni melihat Wulandari. Telah bersama dengan Lulu dalam jangka waktu lama, pemahaman yang seperti ini tentu saja masih ada. Lulu melihatku menatapnya. Lulu menggeleng-gelengkan kepalanya. Dalam hatiku merasa lebih nyaman.

Aku tidak membiarkan Wulandari masuk ke dalam kantor, tetapi berjalan ke arah pintu, melihat Wulandari, berkata dengan senyuman, “ Direktur Wu, ada yang bisa aku bantu?”

Wulandari melihat ke dalam kantor secara sengaja ataupun tidak, mengangguk kepalanya dan berkata, “Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan dengan Presdir Ugie. Tidak tahu apakah Presdir Ugie mempunyai waktu luang?”

Aku berkhawatir pada saat ini, Veni akan tiba-tiba kembali kesini. Meskipun Veni juga kenal dengan Wulandari, mereka berdua juga bukan pertama kali bertemu. Tetapi yang aku khawatirkan, suasana hati Veni hari ini sangat baik. Apabila melihat Wulandari, akan merusak suasana hatinya.

Memikirkan hal tersebut, aku langsung berkata kepada Wulandari, “Aku memang memiliki waktu luang, tetapi sebentar lagi akan ada rapat di kantor. Kita membicarakan di cafe sebelah saja.”

Wulandari menganggukan kepalanya. Kami berdua meninggalkan kantor. Pergi ke cafe terdekat.

Memesan dua cangkir kopi, aku dan Wulandari duduk berhadapan.

Wulandari tidak mengatakan apapun, Wulandari mengambil sebuah sendok, mengaduk kopi tersebut dengan elegan. Aku tidak ingin membuang terlalu banyak waktu bersamanya, langsung bertanya, “ Direktur Wu, disini tidak ada orang luar juga. Jika ada yang ingin kamu bicarakan, katakan saja langsung.”

Wulandari berhenti mengaduk. Wulandari mendongak melihat ke arahku, tersenyum simpul, langsung bertanya, “Ugie, apakah kamu adalah sahabat Sutan?”

Tanpa memikirkannya, aku menganggukan kepala dan langsung menjawabnya, “Tentu saja!”

Wulandari terus bertanya, “Bagaimana di masa yang akan datang? Apakah masih?”

“Masa yang akan datang?”

Aku menatap Wulandari dengan penuh kebingungan. Tidak mengerti maksud Wulandari.

Wulandari tersenyum, perlahan-lahan menjelaskan, “Maksudku, apakah kalian akan menjadi sahabat seumur hidup?”

Tiba-tiba aku merasa, kata-kata Wulandari, sepertinya sedang menjebakku. Kali ini, aku tidak langsung menjawabnya. Tetapi aku berkata dengan ambigu, “Apa yang akan terjadi di masa yang akan datang, siapa yang tahu? Mungkin setelah Sutan menjadi sukses di bawah pimpinan Direktur Wu, Sutan tidak menganggapku sebagai temannya lagi

Awalnya aku hanya ingin menjawab asal-asalan saja. Tetapi begitu Wulandari mendengar, Wulandari langsung menggelengkan kepala, “Jangan khawatir, Sutan tidak akan seperti itu.”

Kata-kata Wulandari, membuatku merasa tidak nyaman. Kata-kata tersebut seharusnya keluar dari mulut Veni.

Aku meraih cangkir kopi, kemudian minum kopi tersebut. Tidak menjawab Wulandari.

“Ugie, apakah kamu menjadikanku sebagai temanmu?”

Wulandari meratapiku, kemudian langsung bertanya.

Harus mengakui bahwa, wanita ini sangat ahli dalam berkomunikasi, Wulandari menanyakan sebuah pertanyaan yang membuatku susah untuk menjawabnya. Jika aku menjawab tidak, menunjukkan bahwa aku tidak ramah. Jika aku menjawab iya, menunjukkan bahwa aku terbawa oleh topik pembicaraannya.

Melihat Wulandari, aku tersenyum, berkata dengan samar, “Apabila memiliki kesempatan, aku berharap bisa berteman dengan Direktur Wu!”

Maksud dari kata-kataku, Wulandari sudah mengerti juga. Aku ingin memberitahukan Wulandari bahwa, aku sekarang belum menganggap dia sebagai teman.

Wulandari tidak terlalu memikirkannya, Wulandari tersenyum simpul, langsung berkata, “Aku selalu menjadikan kamu sebagai teman. Sehingga, hari ini aku ingin memberitahukan kamu satu hal!”

Aku mendongak melihat ke arah Wulandari, terdiam, menunggu Wulandari mengatakan sesuatu.

“Aku menyukai Sutan, aku ingin bersama Sutan seumur hidup!”

Kata-kata Wulandari membuatku terkejut. Meskipun sebelumnya aku sudah mengetahui hubungan mereka berdua. Tetapi Wulandari mengatakan begitu terus terang, membuatku merasa kaget.

Melihat aku tidak berkata, Wulandari lanjut berkata, “Ugie, hari ini aku datang mencarimu, aku ingin meminta bantuanmu. Apakah kamu bisa bantu membujuk Veni, menyuruh Veni meninggalkan Sutan, apabila Veni setuju, segala macam persyaratan, Veni menentukan sendiri.”

Aku tidak mengatakan apapun, menatap Wulandari dengan tatapan sinis, kemudian bertanya, “ Direktur Wu, apakah menurutmu segala sesuatu yang ada di dunia ini dapat diselesaikan dengan uang?”

Wulandari memiringkan kepalanya, Wulandari berfikir sejenak, lanjut berkata, “Tidak semuanya, tetapi hampir semua.”

Awalnya aku ingin bertanya kepada Wulandari, tidak menyangka bahwa Wulandari akan berpikir seperti itu.

Aku tersenyum sinis, meratapi Wulandari, kemudian berkata, “ Direktur Wu, aku tidak bisa membantumu dalam hal ini. Pertama, hubungan Sutan bersama Veni sangat baik. Meskipun mereka berdua hidup mereka berpapasan. Tetapi aku tidak merasa, karena masalah keuangan, hubungan mereka berdua bermasalah. Yang kedua, aku tidak tahu apakah Sutan mengetahui bahwa kamu datang mencariku. Tetapi aku ingin memberikan saran kepadamu. Jika kalian berdua benar-benar ingin bersama, lebih baik meminta Sutan membicarakan langsung kepada Veni. Bagaimanapun ini adalah masalah kalian bertiga, biarkan kalian menyelesaikan secara langsung saja.”

Alasan aku berkata seperti itu. Karena aku merasa meskipun hubungan Sutan dan Veni terjadi keretakan. Bagaimanapun mereka berdua sudah bersama selama delapan tahun lebih, perasaan yang mereka tanamnya pasti sudah sangat dalam. Terakhir kali pada saat Veni kabur, Sutan tidak mungkin akan panik mencarinya. Sehingga aku yakin bahwa, Sutan tidak akan meminta berpisah dari Veni, kecuali Veni yang meminta terlebih dahulu.

Novel Terkait

My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu