Love And Pain, Me And Her - Bab 72 Tamu Tak Terduga

Begitu aku memasuki ruang tamu, aku terpana dengan kemewahan di depan mataku. Dekorasi keseluruhan dari ruang tamu juga merupakan gaya khas Eropa. Lampu kristal besar, lantai marmer lavender, ditutupi dengan karpet Persia yang lembut di seluruh lantai sampai ke dekat jendela, ada dua vas setinggi lebih dari satu meter, dalam vasnya ada bunga buatan tangan.

Ketika Bibi Salim meletakkan bunga dan kotak hadiah, dia berkata kepada Isyana, "Isyana, kamu temani Ugie lihat-lihat, Aku akan pergi ke dapur dan membuat beberapa hidangan lezat untuk kalian."

Setelah Bibi Salim pergi, Aku dan Isyana duduk di sofa, Isyana sambil memotong buah untukku sambil berkata, "Ugie, maaf, Aku tidak menyangka ibuku akan memberitahumu, maaf sudah membuat kamu keluar banyak uang."

Aku tersenyum, menggelengkan kepala dan berkata, "Aku benar-benar suka sama Bibi Salim, aku senang dan merasa terhormat bisa berhubungan dengannya."

Aku tidak melebih-lebihkan, Meskipun Bibi Salim sudah pensiun sekarang, Tetapi aku tahu bahwa Bibi Salim dulu juga seorang wanita terkemuka dalam bisnis, aku bisa belajar banyak dari orang-orang seperti itu.

Aku dengan sengaja menggoda Isyana, "Lagian, Bibi Salim yang mengundangku, kenapa kamu yang merasa tidak enak?"

Isyana mengerutkan bibirnya, lalu membagi pir yang sudah dikupas menjadi dua dan dia menyerahkan setengah untukku, aku kemudian menggodanya lagi dan berkata, "Isyana, apakah kamu belum pernah mendengar kalau pir tidak boleh dimakan secara terpisah, Itu berarti perpisahan."

Aku hanya bercanda, Siapa sangka, Isyana malah segera mengambil kembali buah pir di tanganku, meletakkannya disamping dan bergumam dengan sedikit mengomel padaku, "Udah tahu kenapa tidak bilang dari tadi."

Sikap Isyana sedikit mengejutkanku, arus hangat mengalir di hatiku. Apakah itu berarti dia menyukaiku? Tapi aku langsung menyangkal diri, Perbedaan status yang membuat aku takut untuk terus membayangkannya.

Aku mengobrol dengan Isyana sebentar, dan Isyana tiba-tiba berkata, "Ugie, sebenarnya, aku tidak menyangka Perusahaan Kimia Farta akan mengirim Raisa. Jika kamu merasa tidak nyaman, aku akan menelepon Bong Casa dan memintanya untuk mengganti orang lain.

Aku tersenyum pahit dan menggelengkan kepala. "Tidak apa-apa, Kerja ya kerja. Aku bisa membedakannya."

Ketika Isyana mendengar ini, dia menatapku dengan kepala miring dan bertanya, "Ugie, apakah kamu belum melupakannya?"

Aku menatap Isyana dengan tatapan bingung, aku bertanya padanya, "mengapa kamu bertanya begitu?"

Isyana hanya mengangkat bahu, tersenyum dan berkata, "hanya ingin tahu aja!"

Aku menghela nafas sedikit, berkata, "melupakan sih tidak mungkin, setelah semuanya dan selama bertahun-tahun." Tapi sekarang aku sudah cuek dan aku bisa memahaminya. Lagi pula, setiap orang memiliki hak untuk mengejar kebahagiaan mereka sendiri. "

Orang yang kenal aku dengan baik pasti tahu, Raisa dan aku bisa putus karena Raisa yang berselingkuh, Tetapi aku tidak ingin ada yang menjelek-jelekan dia, karena aku tak ingin membuka aib ini ke semua orang.

Ini mungkin seperti yang dikatakan Raisa, dalam kehidupan ini, mereka sudah menjadi kerabat.

Jawaban aku mungkin mengejutkan Isyana, Dia terdiam, suasana di ruang tamu mulai menjadi sedikit canggung, aku juga tidak dapat menemukan topik yang lain, Kami berdua hanya duduk diam.

Tiba-tiba, aku mendengar Bibi Salim sambil berbicara di telepon dan sambil berjalan ke arah ruang tamu, Ketika sampai di ruang tamu, pembicaraannya di telepon sudah selesai, Dia duduk di sofa depan kami, menatap Isyana dan berkata,"Isyana, Don Juan nanti akan datang juga. "

Aku tertegun, Don Juan dari SHOPI Advertising mau datang juga? Isyana juga tampaknya terkejut dan mengeluh, Dia menyalahkan Bibi Salim, "Ma, kenapa mama kasih tahu dia juga? Bukankan sudah kita bahas hanya kita bertiga yang akan makan bersama?"

Bibi Salim segera menggelengkan kepalanya, dan dia menjawab, "makan aku yang mengatakan kepadanya, dialah yang meneleponku atas inisiatifnya sendiri, Anak itu memiliki ingatan yang baik, beberapa tahun yang lalu dia pernah ikut merayakan ulang tahunku, Setiap tahun pada hari ini, dia pasti meneleponku, Baru saja, aku basa basi bilang kalian berdua ada disini, dan memintanya untuk datang untuk makan malam. Siapa sangka, Dia tidak menolak, kamu tidak bisa menyalahkan aku, ya kan? "

Isyana menghela nafas tanpa daya. Bibi Salim juga segera menimpali, "selain itu, apa yang kamu takutkan sama Don Juan? Padahal, aku lihat anak ini juga sangat baik. Dulu aku berharap kalian berdua bisa bersama, Tapi anak itu punya masalah, dia sangat playboy, aku selalu mendengar rumor yang tidak baik tentang dia di luar. Kalau gak cari model, ya cari artis. Kisah romantisnya tidak pernah putus.”

Isyana menatapku sekilas, ekspresinya sangat tidak wajar. Dia menyela Bibi Salim dan berkata, "ma, tolong, jangan bahas yang tak masuk akal, bisa? Don Juan dan aku hanya teman baik, tidak seperti yang ibu pikir.”

Bibi Salim mengerutkan mulutnya, dengan nada mencemooh, "Teman baik? Kamu pikir aku tidak tahu ya, Kalian berdua saling kirim surat cinta di SMA, Aku malah pernah membacanya."

"ma!"

Isyana jadi panik, Dia tersipu malu, dia dengan canggung berteriak kepada Bibi Salim.

Aku menyentuh telingaku, dan aku juga merasa tidak enak, Bibi Salim sepertinya menyadari keberadaanku saat ini, Dia langsung ganti topik, lalu menoleh ke aku dan berkata, "Aku lihat orang-orang muda ini sekarang, Ugie lebih baik dan dapat diandalkan."

Pembicaraan belum selesai, terdengar suara pintu di luar terbuka, Setelah beberapa saat, pengasuh itu datang dengan Don Juan. Don Juan masih seperti biasa dengan penampilan super mewah, dia membawa banyak hadiah di tangannya, Seikat mawar emas yang paling mencolok.

Setelah dia memasuki ruang tamu, kami semuanya berdiri. Don Juan menyerahkan hadiah kepada Bibi Salim, lalu menyerahkan seikat mawar emas kepada Isyana, tersenyum dan berkata, "Isyana, ini untukmu, Apakah kamu suka?"

Isyana mengambil mawar itu, dia meletakkannya di bawah hidungnya, menciumnya, tersenyum dan mengangguk, "terima kasih! Indah sekali!"

“Masih ada satu hadiah lagi untukmu, dia mengeluarkan sebuah kotak besi silinder. Begitu dibuka, udara sejuk keluar dari kotak besi itu, Dia menyerahkannya kepada Isyana dan berkata,"Aku tahu kamu paling suka es yogurt di dekat sekolah, sekarang cuaca sudah mulai dingin, jadi pemilik warung akan tutup dalam waktu dekat ini. Jika kamu ingin makan lagi, kamu harus menunggu tahun depan, Aku barusan pergi membelinya, hanya khusus untukmu.

Isyana memandangi es yogurt, matanya langsung cerah, Setelah itu, dia langsung makan sesuap.

Melihat mereka berdua begitu senang, Hatiku merasa sedikit tidak enak. Tiba-tiba aku merasa seperti orang yang berlebihan, yang tidak pantas disini, aku bahkan menyesal datang ke sini hari ini. Tetapi pada saat yang sama, aku mengagumi Don Juan. Dia penuh perhatian, Dia merayakan ulang tahun Bibi Salim dan tidak melupakan hadiah untuk Isyana.

Setelah Isyana makan es yogurtnya dan dia tiba-tiba terpikir keberadaan aku, Dia bergegas menatapku tapi dengan wajah malu, Sebelum es yogurt dalam mulutnya ditelan, dia segera berkata kepada, "Don Juan, ini rekan kerjaku, Ugie, kalian pernah ketemu sebelumnya."

Meskipun aku enggan, aku tetap saja harus bersikpa sopan dan berjabat tangan dengan Don Juan Romino. Aku bisa merasakan aura penghinaan yang jelas dari Don Juan. Begitu tangannya menyentuh tanganku, dia segera menarik kembali tangannya. Seolah-olah tanganku akan menodai tangannya.

"Ugie? Apakah kita pernah bertemu? Maaf, aku tidak ingat."

Aku tidak tahu apakah Don Juan sengaja atau bukan, tetapi kata-katanya membuat aku malu.

Isyana menatapku dengan nada meminta maaf, menatap Don Juan dengan marah, dan menyalahkannya, "Bagaimana mungkin kamu bisa lupa? Hanya beberapa hari yang lalu, kamu pergi ke perusahaan kami"

Don Juan tidak menunggu Isyana menyelesaikan kata-katanya, dia lalu menjawab "Oh" dua kali, seolah-olah sudah teringat.

"Kita semua sudah lengkap, Ayo kita makan!"

Bibi Salim membawa kami ke ruang makan, Aku berjalan di paling belakang, berpikir dalam hati, aku khawatir makanan kali ini akan susah untuk dimakan!

Novel Terkait

Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu