Love And Pain, Me And Her - Bab 281 Viali Masuk Rumah Sakit

Tidak tahu mengapa, ketika melihat Viali, tiba-tiba muncul sosok Isyana didalam benakku, mereka memiliki latar belakang yang sama yaitu belajar di luar negeri, dan mereka juga bertanggung jawab atas bidang mereka sendiri, tetapi ada banyak hal yang berbeda tentang mereka, Viali lebih terampil daripada Isyana, dan Isyana lebih lembut daripada Viali.

Ketika kami selesai makan, Robi dan Lulu tidak kembali lagi, Viali juga tidak bertanya, setelah aku membayar, aku membawanya kembali ke hotel, saat turun dari mobil, Viali tiba-tiba menoleh menatapku, dia masih acuh tak acuh dan berkata, "Ugie, terima kasih atas malam ini!"

Setelah itu, dia tidak menunggu aku untuk menjawab, dan langsung berbalik pergi.

Melihat punggung Viali, aku tersenyum pahit, wanita ini sangat cuek, dia sangat cuek sehingga agak tidak wajar.

Ketika pulang ke rumah pada malam hari, setelah mandi, aku berbaring di tempat tidur melihat informasi di ponsel. Pada sore hari, awalnya aku ingin memperbaiki beberapa isi dari rencana aku, tetapi diinterupsi oleh Viali.

Termenung saat melihat ponsel, tiba-tiba pesan wechat dari Jane datang, yang tertulis, "Apakah kamu sedang beristirahat? Bagaimana pembicaraan kamu dengan Isyana hari itu?

Semenjak hari Jane mengajakku untuk bertemu dengan Isyana, kami berdua tidak berkontak lagi, tak menyangka sudah sangat malam dan dia masih mengirimku pesan, setelah memikirkannya, aku balas: "Baik-baik saja, semuanya sudah berlalu."

Aku menjawab satu kalimat ambigu. Semuanya sudah berlalu, yang berarti bahwa segala sesuatu tentang Isyana dan aku ada sudah berlalu, dan itu juga bisa dipahami sebagai malasah ini telah berlalu. Alasan mengapa aku membalas ini adalah aku tidak ingin Jane berpikir terlalu banyak, jangan sampai dia selalu berpikir bahwa semua karena dia, maka aku dan Isyana baru bisa sampai di titik ini.

Juga tidak tahu bagaimana Jane memahaminya, dia dengan cepat membalas, "Ugie, ada satu hal lagi yang ingin aku sampaikan kepadamu. Masalah iklan di stasiun TV kalian kemarin, sudah ada petunjuk. Kamu pasti tidak bisa menyangka Armin dari perusahaan kalian telah berinteraksi dengan siapa.”

Pesan Jane masih belum selesai, aku tampak sedikit cemas dan segera menjawabnya: "Dengan siapa? Don Juan Romino?"

Jane menjawab, "Sekarang aku tidak bisa memberitahumu, aku akan memberitahumu ketika aku punya cukup bukti, ini benar-benar diluar dugaanmu."

Aku tertegun, tetapi Jane tidak mau mengatakannya sekarang, dan juga tidak ada gunanya jika aku terus bertanya. Jane berkata itu pasti diluar dugaanku, jangan-jangan bukan Don Juan Romino? Aku mulai menebak, tetapi setelah sekian lama berpikir, selain Don Juan Romino dan Nasrudin Nasir, aku tidak bisa memikirkan siapa lagi yang akan mengatur jebakan ini di belakangku.

Pagi berikutnya, aku masih seperti biasa. Duduk didepan komputer, terus melakukan rencana bisnis, meskipun ide memulai bisnis menjadi semakin berat di dalam hatiku, rencana juga menjadi semakin sempurna. Tetapi yang paling utama sekarang adalah tidak ada dana. Aku sambil mengerjakan rencana itu, sambil berpikir bagaimana cara mengumpulkan dana.

Ditengah kemenungan, ponselku tiba-tiba bordering, aku mengambil untuk melihat, itu adalah panggilan dari Robi, aku rasa dia ingin bertanya tentang Viali dan aku tadi malam, begitu aku mengangkat teleponnya, aku langsung memarahinya, "Robi, dasar keponakan brengsek, kamu dan Lulu melarikan diri dan meninggalkan aku bersama dengan sepupumu yang seperti robot itu, kamu tahu tidak? Ini adalah makanan yang paling tidak nyaman yang pernah aku makan. "

Aku tidak melebih-lebihkan, aku ingin mengobrol dengan Viali saat makan tadi malam. Lagipula, aku jarang berinteraksi dengan orang-orang yang setingkat dengannya, aku ingin tahu apakah aku bisa belajar sesuatu darinya, tetapi dia sama sekali tidak mau berbicara denganku, hanya mengatakan beberapa kata, dan juga sangat cuek, itu membuat aku sedikit tertekan.

Begitu aku selesai berbicara, terdengar tawa pahit Robi dari sana, dia berkata dengan lesu, "Ugie, Viali masuk rumah sakit."

“Apa?”

Kata-kata Robi sedikit mengejutkanku, aku segera bertanya, "Bagaimana mungkin? dia masih sehat saja pada saat makan malam kemarin? Mengapa tiba-tiba masuk rumah sakit?"

Robi menghela nafas dan menjelaskan, "Hais! Ini semua salahku, tetapi kamu juga yang harus disalahkan, kita seharusnya tidak membawa dia ke food street."

Robi ini, mulai mengalihkan tanggung jawabnya kepadaku.

"Dia tadi malam makan panggang dan minum dua botol bir. Pada saat dia ke luar negeri beberapa tahun yang lalu, lambungnya sudah tidak terlalu sehat, makanan kemarin itu terlalu pedas dan juga tidak higienis, dia menderita enterus akut, sekarang lagi diinfus di rumah sakit."

Aku tertawa getir, Viali ini cukup lemah, hanya makan sedikit makanan panggang dan sedikit bir saja, benar-benar langsung masuk rumah sakit, aku bertanya lagi pada Robi, "Kamu di rumah sakit?"

"Aku belum pergi, aku ingin kamu pergi denganku."

Robi sepertinya takut aku akan menolak, dia segera berkata, "Masalah ini disebabkan oleh kita berdua, jadi kamu harus menemaniku pergi."

Bahkan, jika Robi tidak mengatakannya, aku juga akan pergi bersamanya, bagaimanapun, masalah ini juga ada hubungan denganku.

Setelah berjanji dengan Robi untuk bertemu di gerbang rumah sakit, aku membereskan barang-barangku dan turun kebawah untuk naik taksi ke rumah sakit. Di depan pintu rumah sakit, baru saja berjalan selangkah, tiba-tiba, aku mendengar seseorang memanggil namaku, begitu melihat ke belakang, aku melihat Robi sedang mengobrol dengan seorang wanita cantik, meskipun wanita itu membelakangi aku, tetapi dengan melihat punggungnya, hatiku langsung merasakan kesakitan.

Aku tidak sangka akan bertemu dengan Isyanadi rumah sakit.

Teriakan Robi membuat Isyana juga membalikkan kepalanya, keempat mata saling bertatapan, Isyana dan aku terpukau.

Kami berdua hanya saling menatap. setelah beberapa saat, aku mencoba untuk menunjukkan senyum halus, memandangnya, berpura-pura santai dan bertanya, "Isyana, mengapa kamu di sini?"

Isyana juga tersenyum,tetapi senyumannya agak canggung, dia berkata dengan lembut, "Ayah dipulangkan dari rumah sakit hari ini, aku akan datang untuk melihatnya."

Aku hanya menjawab “Oh”, dan tidak tahu harus berkata apa lagi.

Robi meremas matanya ke arahku, dia berkata sambil tersenyum, "Kalian sepasang kekasih yang tidak jadi, lebih baik memanfaatkan kesempatan ini untuk mengobrol dengan baik? Siapa tahu masih bisa berulang kembali, aku masuk terlebih dahulu, tidak ingin mengganggu kalian lagi."

Setelah berkata, Robi langsung pergi.

Isyana dan aku berdiri di depan pintu, melihat wajahnya yang lelah, aku merasa sakit hati, aku mulai berpikir, jika aku masih di Orlan, Isyana mungkin tidak akan begitu lelah?

Melihat aku tidak berbicara, Isyana mulai berbicara, dia bertanya dengan pelan, "Ugie, aku mendengar Robi bilang, kamu ingin memulai bisnis sendiri?"

Aku diam-diam memarahi Robi di dalam hatiku, dasar brengsek yang bermulut gapil, rencananya masih belum dijalankann satupun, dia sudah memberi tahu Isyana.

Tapi melihat Isyana, aku tidak ingin berbohong, jadi aku mengangguk dan berkata, "Iya, sekarang hanya punya ide."

Isyana tersenyum, dia mengangguk, "kewirausahaan itu bagus! Kamu sangat cocok untuk memulai bisnis."

Aku tersenyum pahit. Isyana mungkin tidak tahu bahwa aku memilih untuk memulai bisnis sepenuhnya karena dia. Lagi pula, jarak antara kami berdua terlalu besar, hanya ketika aku berhasil dalam karir dan dapat meninggalkan kerendahan diri di dalam hatiku, baru bisa sederajat berdiri di depannya, dan berkata padanya, aku selalu mencintainya.

Novel Terkait

Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu