Love And Pain, Me And Her - Bab 476 Cantique

Melihat teknik tangan gadis ini sangat terampil, aku lupa memberi tahu Viali masalah Robi dan Veni.

Setelah menonton beberapa saat, aku langsung bertanya kepada gadis itu, “Mbak, melihat kamu begitu terampil, sudah berapa lama menggeluti bidang ini?”

Gadis itu tersenyum lembut dan berkata dengan santai, “Aku sudah berkecimpung di industri ini selama lebih dari empat tahun. Ini tahun kelima.”

“Sebelumnya dimana?”

Gadis itu tersenyum dan menjawab, “Sebelumnya membuka klinik kecantikan sendiri. Tapi setelah bergabung dengan Cantique dan menjadi tenaga profesional Cantique , aku tidak membuka klinik kecantikan lagi, hanya melayani pelanggan Cantique .”

Perkataan gadis ini mengejutkanku. Meskipun klinik kecantikannya kecil, tapi bagaimana pun klinik itu miliknya. Dia memilih tidak menjalankan klinik kecantikan malah menjadi tenaga profesional Cantique . Ini membuktikan pasti ada manfaat yang lebih besar yang didapat dari sini.

Aku menganggukkan kepala dan bertanya kembali, “Penghasilanmu sekarang dibanding sebelumnya bertambah berapa banyak?”

Gadis ini dengan terampil memberikan perawatan tangan pada Viali yang duduk, sambil menjawab dengan sopan, “Kita tidak memiliki jaminan di Cantique . Pada saat yang sama, perusahaan juga tidak meminta komisi. Perusahaan sepenuhnya memberikan platform gratis kepada kami untuk berhubungan langsung dengan pelanggan. Aku telah melakukannya selama beberapa bulan, pendapatan per bulanku lebih banyak satu sampai dua kali lipat dari klinik kecantikan. Kalau di musim ramai, pendapatanku bisa tiga sampai empat kali lipat lebih banyak.

Aku mengerutkan kening dan mengangguk. Gratis, terbuka dan dibagikan, ini ciri-ciri utama dari internet. Seperti platform o2o, Cantique juga menyediakan platform untuk pelanggan dan tenaga profesional. Ini akan menghilangkan perantara, membuat keuntungan tenaga profesional lebih banyak, pada saat yang sama memungkinkan pelanggan mendapatkan layanan yang lebih nyaman.

Gadis ini misalnya, sebelumnya membuka klinik kecantikan, biaya sewa, listrik, tenaga kerja dan berbagai biaya lainnya semuanya ditanggung oleh dirinya sendiri. Tapi sekarang berbeda, menggunakan Cantique untuk terhubung dengan pelanggan, biaya lainnya bisa dihemat, bahkan bisa lebih siap melayani pelanggan. Pantas saja pendapatannya bertambah berkali lipat.

Robi tidak tahu maksud Viali memanggil tenaga profesional. Dia menatapku, berkata dengan bercanda, “Ugie, jangan katakan kamu ingin perusahaan ini menjadi pelangganmu, kan?”

Aku tersenyum melirik Robi dan perlahan-lahan menggelengkan kepala.

Dan Viali juga tidak bertanya masalah Robi dan Veni. Melihat aku bertanya kepada tenaga profesional, dia berkata kepadaku, “Ugie, bagaimana perasaanmu?”

Aku berpikir sebentar, lalu mengeluarkan hp membuka APP Cantique . Setelah itu berkata, “Tidak ada yang salah dengan modelnya, tapi sepertinya ada sesuatu yang kurang?”

Robi bingung mendengar percakapanku dengan Viali . Dia bertanya kepada kami berdua, “Apa yang kalian bicarakan? Model apa?”

Aku dan Viali mengabaikannya. Viali terus bertanya kepadaku, “Sebenarnya apa yang kurang?”

Aku tidak langsung menjawab. Setelah membuka APP dan melihat isinya. Selang beberapa saat, aku mengangkat kepala memandang Viali , berkata, “Sekarang masih lumayan, berhubung aku tidak terlalu memahami Cantique . Kalau sekarang aku mengungkapkan pendapatku, ini sedikit tidak bertanggung jawab.”

Begitu aku selesai berbicara, Viali tersenyum menyeringai. Ini mungkin keempat kalinya dia tersenyum padaku setelah aku mengenal Viali . Tentu saja ini tidak termasuk dengan senyum dingin.

Viali melirikku selikas, lalu berkata dengan santai, “Kalau tidak mengerti, maka pikirkan cara untuk memahaminya.”

Aku terkekeh, melihat tenaga profesional yang sedang melakukan perawatan, lalu menggelengkan kepala, “Dari awal Tuan Papang sudah lari ketakutan, dia juga tidak memberiku kesempatan untuk memahaminya?”

Kata-kataku bukanlah lelucon. Sudah dua bulan sejak pembicaraan terakhir. Papang Yan tidak pernah mencariku, bahkan tidak pernah menelepon. Dalam lubuk hatiku, masalah ini sudah berlalu.

Viali menatapku, sambil menggelengkan kepalanya, berkata, “Ugie, kamu terlalu sombong. Kamu pikir Tuan Papang setiap hari memikirkan masalahmu ini? Aku beritahu kamu, Tuan Papang sangat sibuk. Beberapa hari yang lalu aku bertemu dengannya di Chioqim . Kalau tidak ada hal mendesak, dia akan pulang malam ini. Mungkin besok kalian sudah bisa bertemu.”

Aku tertegun menatap Viali . Aku tahu Viali bukan pembual, meskipun kebenaran masalah ini di atas 80% dia juga tidak akan dengan mudah mengatakannya. Kecuali masalah ini dalam hatinya sudah sangat pasti, dia baru berani mengatakannya.

Aku dengan ragu-ragu bertanya pada Viali ,“Ketika kalian bertemu, apakah kalian membahas masalahku?”

Viali mengangguk, lalu melirikku dan berkata, “Membahasnya sedikit, tunggu setelah pertemuan besok, kalian bahas lagi.”

Aku menganggukkan kepala. Pada saat yang sama, aku sedikit gugup. Yang terpenting adalah aku tidak tahu apa yang akan dipikirkan Papang Yan tentang permintaanku sebelumnya. Tapi kalau dipikir-pikir, seandainya dia tidak bersedia mengalah atau hanya mengalah sedikit saja. Aku akan terus menjalankan studio-ku. Setidaknya ini lebih baik daripada memasuki bidang yang aneh.

Tenaga profesional ini telah selesai melakukan perawatan, dia memandang Viali dengan hormat, berkata, “Mbak Viali , bagaimana pendapat Anda dengan pelayanan kami, apakah Anda puas? Kami harap bisa melayani Anda di kemudian hari lagi.”

Viali melihat tenaga profesional ini tanpa ekspresi, lalu berkata dengan santai, “Aku puas atau tidak itu tidak penting, yang terpenting adalah apakah dia puas?”

Setelah itu, Viali melihatku. Tenaga profesional itu juga menatapku dengan aneh, tidak tahu apa yang terjadi. Aku tersenyum menganggukkan kepala, mengucapkan terima kasih.

Begitu tenaga profesional ini pergi, Robi tidak bisa menahan rasa ingin tahunya, dan bertanya lagi, “Viali ,sebenarnya apa yang kalian berdua bicarakan? Kenapa aku tidak mengerti!”

Viali menatap Robi dengan marah, lalu berkata dengan dingin, “Mengatakan apa pun juga tidak ada hubungannya denganmu! Sudahlah, sekarang saatnya membicarakan masalahmu.”

Begitu menyebut ini, Robi langsung menciut duduk di kursi, mengalihkan pandangan ke arahku.

Aku menyalakan sebatang rokok memandang Robi. Perlahan-lahan memberitahu masalah Robi dan Veni kepada Viali . Karena masalah kedua orang ini memiliki rentang waktu yang sangat lama. Aku menceritakan masalah ini dengan sangat detail sampai memakan waktu setengah jam baru selesai menceritakannya.

Viali mendengar ceritaku tanpa ekspresi. Tapi aku bisa merasakan, dia mendengar dengan sangat serius. Ketika menceritakan Veni dan Sutan putus, Viali mengangkat kepalanya menatapku dengan terkejut.

Setelah menceritakan semuanya. Viali melihat ke luar jendela tanpa suara. Dia tidak berbicara untuk waktu yang lama, dan tidak ada yang tahu apa yang dipikirkan Viali .

Novel Terkait

My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
3 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
3 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu