Love And Pain, Me And Her - Bab 408 Perselisihan

Eddy seakan sudah merasakan sesuatu yang tidak sesuai denganku, dia dengan hati-hati bertanya "Kak Ugie, ada apa denganmu? Apakah ada masalah dengan Kak Isyana?"

Aku masih menatapnya dengan tidak mengatakan apapun, ketika baru akan berbicara, Isyana tiba-tiba mendorong pintu dan masuk, melihatku dan Lulu ada disana. Dia segera berkata sambil tersenyum "Kalian berdua sangat bisa memilih waktu ya, sengaja memilih untuk datang pada waktu makan siang kan?"

Mood Isyana terlihat sangat baik, dia secara aktif bercanda dengan kami.

Aku pun tersenyum kepadanya dan membalikkan badan dan berkata kepadanya,"Jangan bicarakan masalah makan dulu, kita pergi ke kantormu, aku ada sesuatu yang ingin dibicarakan denganmu."

Sikapku sangat dingin, hal ini membuat Eddy bingung, dia menatapku dan kemudian menatap Isyana. Namun dia masih membawa kami untuk masuk ke kantornya yang berada di lantai atas.

Ketika masuk, aku duduk di sofa di samping. Mengeluarkan ponsel dan mencari aplikasi pemesanan makanan, sambil melihat Eddy berkata,"Eddy, saat ini pemesanan makanan kita bertambah banyak. Selain pelanggan yang makan di restoran bertambah, orang yang memesan makanan untuk diantar juga bertambah."

Sebelum aku selesai berkata, Eddy sudah menjawab sambil tertawa "Bukankah ini adalah berkat dari Kak Ugie? Bisnis dalam beberapa hari ini memang bertambah banyak."

Eddy sambil berbicara sambil bersandar di sofa. Kedua kakinya dengan tidak sadar sudah diangkat ke atas meja. Tingkahnya saat ini seperti seorang tuan muda. Aku menatapnya dan dengan dingin berkata "Namun permintaanku adalah tim supercar kalian harus terus menerus mengirim makanan dalam satu minggu ini! Ini baru dua hari mengapa sudah berhenti? Cukup banyak yang memesan makanan, kebanyakan pergi untuk memesan di tim pemesanan makanan supercar , poin ini seharusnya kamu juga mengerti!"

Eddy mengambil rokok dan memberikannya kepadaku. Namun aku tidak menerimanya, dia pun menyalakannya sendiri dan menghisapnya. Dia masih bersikap seakan tidak peduli, sambil melihatku berkata "Kak Ugie, kita sudah mengantar makanan dalam dua hari ini. Sudah seharusnya istirahat satu hari kan? Selain itu beberapa orang itu juga ada urusan sehingga mereka hari ini tidak bisa datang untuk membantu. Aku juga sudah berpikir setelah mereka beristirahat dua hari. Kebetulan malam minggu bisa mengaturkan pekerja perlindungan lingkungan untuk mengantar makanan, pada saat itu pasti akan kembali meledak."

Eddy terus berbicara tanpa henti. Dia sama sekali tidak menyadari ekspresi wajahku yang sudah tidak enak. Isyana terus melihatku, dia agak tidak mengerti mengapa sikapku sedingin ini.

Aku juga tidak melihat Isyana, langsung berkata kepada Eddy "Eddy, jika temanmu ada urusan, kamu tidak ada urusan kan? Bahkan jika kamu sendirian yang mengantar, harus kamu antarkan. Restoran baru mengalami perbaikan dan kamu langsung menunda pekerjaan. Apakah menurutmu kamu bisa seperti itu?"

Sikapku yang dingin dan nada bicara yang tegas ini membuat Eddy terpana. Namun dia masih tetap tertawa, sambil menatapku berkata "Kak Ugie, aku baru menemukan, kamu memiliki kesamaan dengan ayah dan ibuku. Kamu lebih tegas dari ayahku dan lebih banyak bicara dari ibuku. Baiklah aku sudah tahu. Besok aku akan menyuruh mereka datang dan meneruskan pekerjaan."

Ketika Eddy mengatakannya, dia duduk dengan tegak, mematikan rokok dan menatap Isyana dan Lulu dan berkata "Kakak, sudah lapar kan, Bagaimana jika kita pergi makan?"

Isyana dan Lulu sudah melihat sikapku yang tidak benar. Isyana menggelengkan kepalanya. Sementara Lulu walaupun dia sudah ingin makan, namun pada saat ini dia pasti tidak akan berani menjawab langsung seperti ini.

Aku menatap Eddy dan dengan dingin berkata "Eddy, aku bicara hari ini bukan besok!"

Eddy membalikkan badannya, dia memiringkan kepalanya , mengerutkan kening dan dengan tidak mengerti bertanya "Hari ini? Kak Ugie, kamu sudah gila? Aku belum makan, bagaimana bisa pergi mengantar? Selain itu mengapa kamu menyuruhku mengirim ketika tidak ada orang yang mengantar?"

Aku menatap Eddy dan kembali bertanya "Maksudmu, kamu tidak mau pergi mengantar?"

Sikapku ini akhirnya membuat Eddy murka. Dia menaikkan kepala dan dengan dingin berkata kepadaku "Ya, aku tidak mengantar! Suruh siapa pun yang mengantar!"

Eddy kembali menunjukkan sikap seorang anak konglomerat perusahan di hadapanku.

Aku pun tertawa singkat, sambil menatap Eddy dengan dingin berkata "Eddy, jangan lupa. Aku mempunyai hak untuk mengaturkanmu pekerjaan, semua ini sudah tertulis di dalam kontrak. JIka kamu tidak menjalankan, maka kamu akan dianggap melanggar kontrak. Aku tahu kamu adalah orang yang pernah belajar di luar negeri, sudah mengerti apa maksud dari pelanggaran kontrak kan?"

Ketika aku mengatakan ini, Eddy langsung bangkit berdiri. Perkataanku ini benar-benar sudah membuatnya marah. Dia menatapku dan dengan suara tinggi berkata,"Ugie, aku menganggapmu sebagai teman, sebagai kakak. Kamu tidak bisa karena usia ku yang lebih kecil dan menyuruh-nyuruh aku kan? Aku memintamu datang untuk membuat program marketing, bukan untuk memerintahku. Aku juga akan mengatakan ini, makanan ini tidak akan aku kirim! Terserah mau suruh siapa!"

Melihat Eddy marah, Isyana langsung dengan suara kecil berkata kepada Eddy "Eddy, jangan marah. Kak Ugie hanya memikirkan untuk restoran ini saja."

Ketika Isyana mengatakan ini, membuat Eddy menjadi lebih marah. Dia melihat Isyana dengan menunjukku berteriak "Kak Isyana, aku tahu kamu menyukai dia. Tapi kamu juga harus lebih masuk akal kan? Aku sudah mengatakan, besok akan mulai mengantar, dia masih terus memaksaku. Apa maksudnya ini? Bahkan ayahku pun tidak pernah memaksaku seperti ini, dia malah lebih memaksa, Apakah Geprek ini miliknya?"

Isyana langsung menatapku singkat, dia menggelengkan kepala kepadaku. Maksudnya supaya aku tidak meneruskannya. Aku tahu Isyana takut akan timbul perselisihan di antara kami berdua, pada akhirnya tidak akan ada hasil yang baik.

Namun aku sama sekali tidak melihat Isyana, aku juga berdiri sambil menatapnya berkata "Eddy, sesuai dengan ketentuan dari kontrak. Pada masa kontrak semua keputusan dalam operasional Geprek akan dibuat olehku!"

Ketika aku mengucapkannya, Eddy langsung mendengus karena marah. Dia menatapku dan dengan dingin berkata "Kamu yang memutuskan? Mimpi ya? Ugie, aku dulu merasa kamu orang yang baik. Ternyata aku hanya masuk ke dalam mulut serigala berbulu domba, kamu datang kesini untuk menunjukkan kamu bosnya? Tapi aku akan memberitahumu, Tuan Muda ini tidak menerimanya. Kontrak? Aku saat ini secara resmi memberitahumu, kontrak ini berakhir! Rencana marketing kalian sudah tidak diperlukan lagi!"

Ketika Eddy mengucapkannya, dia mengangkat kedua tangannya membuat tanda dengan kedua bahunya.

Ekspresi Eddy ini sudah berada di dalam dugaanku. Aku juga tersenyum dingin kepadanya, sambil menatapnya dengan datar berkata "Bisa kalau ingin menghentikan kontrak. Tetapi sesuai dengan ketentuan kontrak , kamu harus memberikan uang ganti rugi sebanyak lima kali lipat. Kamu juga tahu nilai biaya ganti rugi sebesar dua puluh miliar!"

Ketika aku mengatakannya, Eddy memelototiku, dia dengan menggertakkan gigi berkata "Ugie, jangan terus berbicara dengan membawa kontrak. Kamu sudah ingin uang hingga gila? Datang kesini untuk merusak bisnis?"

Novel Terkait

The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu