Love And Pain, Me And Her - Bab 143

Meskipun sebuah mobil tidak mewakili apa pun, tetapi kebanyakan wanita yang aku kenal rata-rata memiliki mobil. Dan aku seorang lelaki, tinggal di rumah sewaan, setiap hari pergi kerja berdesakkan dengan orang-orang di kereta. Dibandingkan dengan mereka, aku memang agak malang.

Setelah siap kemudian turun kebawah. Beberapa saat kemudian, terdapat sebuah mobil Audi perak A4I berhenti di sampingku. Jane membunyikan klakson mobil, dan aku segera membuka pintu untuk masuk.

Gerakan Jane mengemudikan mobil sangat leluasa. Sambil mengemudi dia bertanya kepadaku, "Ugie, apakah kamu terlalu cemas. Malam begini pergi mencari orang sepertinya tidak terlalu sopan?"

Aku tersenyum pahit, memandang ke luar jendela, dan berkata dengan tertekan, "Begitu malam siapa ingin pergi mengganggu orang? Kuncinya adalah kecuali dia tidak ada yang bisa membuktikan kebenaranku".

Jane tersenyum. Dia berbalik untuk menatapku dan melanjutkan, "Ugie, pada malam begini aku menemanimu pergi mencarinya, Haruskah kamu menunjukkan sesuatu kepadaku?"

Jane sedang bercanda denganku. Aku juga berkata kepadanya dengan nada santai, "Bukankah aku sudah berjanji kepadamu? Eksklusif kali ini kepadamu, apa yang kamu inginkan lagi?"

Jane menggelengkan kepalanya dan segera berkata, "Eksklusif adalah eksklusif, aku menemanimu pergi mencarinya adalah hal yang lain. Begini saja, setelah menemukannya, kamu harus menceritakan kepadaku tentang cerita kamu dan pacarmu, Dia sepertinya bernama Raisa? "

Aku tersenyum pahit. Ketika masih bersama dengan Isyana, dia juga selalu bertanya kepadaku tentang Raisa. Tanpa diduga, Jane juga ingin bertanya hal ini. Aku melihat keluar jendela dan berkata perlahan,

"Kenapa kamu begitu kepo? Selalu ingin menggosipi orang lain, ini tidaklah baik"

Jane tersenyum acuh tak acuh, dengan sedikit usil menjawabku, "Gosip adalah sifat wanita, ditambah lagi aku adalah seorang reporter, ini juga merupakan penyakit akibat kerja. Yang paling penting adalah dulu kalian berdua di sekolah, merupakan pasangan serasi yang membuat banyak orang iri, tentu saja aku ingin mengetahui bagaimana kehidupan kalian sekarang "

Kata-kata Jane membuatku depresi sejenak. Memang, dulu banyak teman sekelas kami yang sedang berpacaran. Tetapi aku dan Raisa adalah pasangan yang paling direstui oleh orang banyak. Semua orang mengira bahwa setelah lulus, aku dan Raisa pasti akan berhasil membentuk sebuah keluarga. Tetapi tidak ada yang mengira bahwa kami yang sudah bersama begitu lama, kemudian berakhir dengan perpisahan.

Jane melihatku tidak berbicara, dia sepertinya merasakan ketenanganku. Dia melirikku dan tersenyum dengan perasaan meminta maaf, "Maaf, Ugie. Apakah aku telah mengungkit topik kesedihanmu?"

"Tidak apa-apa!"

Aku sengaja berpura-pura seperti tidak peduli.

Setelah lebih dari setengah jam, aku dan jane akhirnya tiba di komplek perumahan Riski. Lingkungan ini kecil dan sangat bobrok. Lampu di koridor juga tampaknya tidak terlalu berfungsi, kedip-kedip memberikan kesan sedikit tertekan.

Jane memberitahu aku bahwa rumah Riski di lantai tujuh. Tidak ada lift, kami berdua hanya bisa naik tangga. Aku berjalan didepan selangkah demi selangkah. Jane mengikuti dibelakang, dia menggomel tak puas,

"Bisakah kamu menungguku sebentar? Apakah kamu tidak takut aku ceroboh dan berguling kebawah tangga?"

Aku benar-benar terlalu cemas dan tidak peduli dengan Jane yang dibelakang. Aku berbalik menatapnya dengan pandangan bersalah, dan dia menatapku dengan pandangan kosong dan berkata dengan tidak puas, "Pantas pacarmu meninggalkanmu, begitu egois, hanya memikirkan diri sendiri saja, tidak memikirikan orang lain"

Aku tersenyum tak berdaya. Di dunia ini, mungkin tidak ada makhluk lain yang lebih merepotkan daripada wanita. Terutama wanita yang aku hadapi adalah wanita yang sangat ligat dan pandai dalam berbicara.

Akhirnya sampai di lantai tujuh. Jane mengetuk pintu dengan ringan beberapa kali. Tidak ada jawaban, kemudian dia menambah kekuatannya dan mengetuk beberapa kali lagi. Kemudian terdengar suara yang kesal dari dalam, "Siapa? Malam begini?"

Jantungku akhirnya sedikit lega. Hatiku sangat khawatir takut Riski pergi, sekarang sepertinya Riski ada dirumah.

Melihat terdapat seseorang berbicara di dalam, Jane segera berkata dengan ramah, "Apakah Riski ? Aku adalah Jane dari media, terdapat sesuatu ingin merepotkanmu."

Setelah Jane selesai berkata. Pintu berderit terbuka. Melihat Riski berdiri di depan pintu dengan senyuman diwajahnya, dia baru saja ingin menyapa Jane, tetapi melihat aku di sebelahnya, Riski tertegun seketika, kemudian segera berkata, "Jane, mengapa kamu kemari? Ada apa ya?"

Kemarin aku dan Riski menghabiskan lebih dari dua jam di kantor. Aku tidak percaya dia melupakanku begitu cepat. Tetapi dia benar-benar hanya menatapku, dan mengabaikanku.

Jane menoleh dan menatapku, kemudian dia tersenyum dan berkata dengan Riski, " Riski, begini ceritanya. Ini adalah teman sekelasku, Ugie. Dia mempunyai sedikit masalah ingin merepotkanmu."

Aku segera mengulurkan tangan dan berkata kepada Riski, "halo, Riski ! aku Ugie dari Nogo Advertising, apakah kamu tidak mengingat lagi?"

Ekspresi Riski kaku. Dia sepertinya memikirkannya sebentar, dan kemudian berkata, "Oh, oh, aku mengingatnya. Beberapa waktu yang lalu kamu pernah pergi ke Media. Ayo, masuk dulu."

Dengan mengatakan itu, dia menyamping, mempersilahkan aku dan Jane memasuki kedalam rumah.

Rumah Riski tidak besar, sekitar empat puluhan meter persegi. Ruangan itu sangat berantakan, pakaian dan buku terletak di mana-mana. Begitu kami masuk, Riski segera menggulung pakaian yang di sofa ke samping. Dan tersenyum dengan sedikit malu berkata, "Maaf, rumahku terlalu berantakan. Kalian silakan duduk"

Jane dan aku duduk di sofa. Aku mengambil sebatang rokok dan menyerahkannya kepada Riski. Setelah menyalakannya, aku menghisap sedikit dan menatap Riski berkata, " Riski, Apakah kamu mengingat bahwa sebelumnya aku berada dikantormu, kita berdua melakukan verifikasi terhadap sebuah film iklan KIMFAR?

Mata Riski terus berkedip. Dia menghisap rokok sebelum menjawab, "Aku mempunyai kesan, kenapa ya?"

Tidak tahu mengapa, ekspresi dan sikap Riski membuatku sedikit tidak nyaman. Perasaan tak menyenangkan menyelimutiku. Tetapi aku segera berkata, "Iklan itu telah ditarik balik"

Riski tampaknya tidak terkejut. Dia berkata "oh" dan segera bertanya, "Mengapa ditarik balik?"

Sebelum aku menunggu untuk berbicara, Jane segera menyela dan berkata, " Riski, apakah hal ini kamu tidak mengetahui? Semua orang di kantormu telah mengetahuinya"

Kalimat Jane merupakan kata yang sangat biasa. Tetapi wajah Riski terlihat sedikit tidak wajar. Dia merokok dan dengan cepat menjelaskan, "Aku telah mengambil cuti tahunan, aku juga tidak bertanya apa-apa tentang hal di Media."

Aku juga tidak perlu mengujinya lagi, dan berkata langsung, "Ketika kita berdua sedang meninjau, total terdapat tiga adegan. Namun, ketika sedang memutar terdapat sulih suara. Karena sulih suara tersebut telah melanggar peraturan, yang menyebabkan penghapusan iklan.

Ekspresi Riski menjadi canggung. Dia menatapku dan bertanya kembali, "Benarkah? Jika demikian menyusahkan ya"

Riski hanya mengatakan kalimat itu, dan dia tidak mengatakan lebih banyak lagi. Aku langsung bertanya, "Kamu harusnya mengingat bahwa tidak ada sulih suara dalam film itu. Sulih suara itu ditambahkan sesudahnya."

Begitu aku selesai berbicara, mataku langsung menatap lurus ke arah Riski.

Novel Terkait

Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu