Love And Pain, Me And Her - Bab 249 Tidak Ada Yang Bisa Mendapatkan KekayaanTanpa Resiko

Setelah aku selesai berbicara, Isyana dan Bibi Salim terdiam. Isyana melipat kedua tangannya dengan alis yang sedikit mengernyit, dia sedang merenungkan perkataanku dengan dalam. Sementara Bibi Salim hanya menatap gelas anggur tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Pada saat ini tubuhnya mengeluarkan sebuah aura yang sama sekali tidak mirip seorang ibu rumah tangga yang baru pensiun, dan lebih mirip seperti seorang wanita kuat yang tidak ada yang berani mendekati.

Aku pun kembali menambahkan, "Jika kita dapat mengendalikan dana subkontrak pertama pada angka 20% dan 30%. Maka uang yang kita butuhkan tidak mencapai dua miliar. Uang muka yang diberikan oleh CB adalah satu miliar, ditambah uang di rekening Nogo maka situasinya pun akan menjadi lebih mudah. "

Aku telah memikirkan rencana ini selama beberapa hari. Aku berpikir rencana ini bisa dikatakan rencana paling sempurna dengan kondisi saat ini.

Setelah terdiam beberapa saat, Isyana baru menoleh untuk melihatku. Ekspresi wajahnya sangat serius dan dia langsung berkata, "Ugie, kamu juga baru saja mengatakannya. Saat ini keseluruhan pasar semakin tertekan, bisnis semakin sulit dikerjakan. Namun kita masih berencana memberikan proyek yang bagus ini kepada orang lain, Apakah menurutmu cara seperti ini tidak terlalu konservatif? "

Isyana selesai berbicara dan tidak menungguku berbicara. Dia berbalik memandang Bibi Salim dan bertanya, "Bu, bagaimana pendapatmu?"

Bibi Salim melihat Isyana bertanya kepadanya. Dia pun meletakkan gelas anggur yang tinggi itu di samping, kemudian berkata sambil memandang kami berdua, "Aku merasa apa yang disampaikan oleh Ugie sangat masuk akal. Ini adalah rencana yang sangat bagus yang bisa mengurangi tekanan terhadap perusahaan dan kamu, Tentu saja keuntungannya menyusut banyak."

Mendengar perkataan Bibi Salim, hatiku menjadi gembira sepertinya Bibi Salim mendukung pendapatku.

Bibi Salim melanjutkan berbicara, "Namun tidak ada hal yang mutlak di dunia ini ! Pada awal aku dan ayahmu memulai bisnis ini, kita juga menerima banyak proyek. Jangankan uang muka bahkan kadang belum menandatangani kontrak langsung dikerjakan. Tentu saja saat itu juga timbul banyak masalah seperti orang yang menunda pembayaran dan tidak membayar untuk waktu yang lama. Aku masih ingat suatu malam imlek demi mengejar sebuah pembayaran. Kami berdua menembus badai salju dan menaiki kereta selama belasan jam pergi ke luar kota untuk menagih uang. Orang yang lain sedang berkumpul, makan suikiaw, melihat acara malam imlek dan melewati tahun baru itu. Namun aku dan ayahmu melewati malam itu dengan sulit di kereta dengan makan mie instan. "

Ketika mengucapkan ini, Bibi Salim sedikit tersenyum. Penderitaan tahun-tahun dulu itu di mata Bibi Salim telah berubah menjadi kenangan yang indah.

Bibi Salim menolehkan kepala untuk memandang Isyana sambil berkata dengan penuh kasih sayang, "Tidak ada yang bisa mendapatkan kekayaan tanpa sedikit resiko! Tapi isyana zaman sudah berubah, ibumu ini juga sudah tua. Ibu sudah tidak bisa membantumu pada persoalan perusahaan. Namun apapun jalan yang kamu pilih, Ibu akan selalu mendukungmu! Aku masih mempunyai uang tunai dan dana cadangan. Kira-kira bisa mencapai sekitar dua miliar. Beberapa hari ini aku akan

pergi ke bank untuk mengurusnya dan memberikannya kepadamu. Mengenai apa yang harus dilakukan dengan masalah proyek ini, Ibu tidak akan memberimu saran, lebih baik kamu saja yang membuat keputusan! "

Perkataan Bibi Salim menyentuh hatiku. Kasih sayang ibu terhadap anaknya adalah cinta paling besar di dunia ini. Namun hatiku juga merasakan perasaan yang lain yaitu kesedihan!

Meskipun Bibi Salim tidak memberinya saran akan keputusan yang harus diambil, Namun sebenarnya sikapnya sangat jelas. Dia mendukung Isyana untuk mengerjakan sendiri proyek ini jika tidak dia tidak akan menarik keluar semua uang pensiunnya.

Tentu saja Isyana juga mengerti apa yang dimaksud ibunya. Dia memegang tangan Bibi Salim sambil berkata dengan nada meminta maaf, "Bu, biar aku yang mengurus masalah uang ini. Uangmu lebih baik disimpan saja!"

Ketika Isyana mengatakan ini sudut matanya sedikit berair. Tentu walaupun Bibi Salim terlihat jauh lebih muda dari usianya yang sebenarnya. Namun rambut putih di pelipisnya dan kerutan di dahinya dengan jelas memberitahu isyana satu fakta, Bibi Salim sebentar lagi akan memasuki usia lanjut.

Bibi Salim tersenyum, dia menepuk tangan Isyana dan berkata sambil tersenyum, "Buat apa aku menyimpan uang ini? Bukankah cepat atau lambat uang ini akan menjadi milikmu? Bahkan jika uang ini tidak kembali, ketika aku sudah tidak bisa bergerak lagi kamu dan Ugie pasti akan merawatku kan?"

Perkataan Bibi Salim membuatku terharu dan juga sedikit pahit. Jika kejadian ini terjadi di masa lalu, perkataannya ini pasti akan membuatku gembira, bagaimanapun dia sudah menganggapku sebagai calon menantunya. Namun saat ini hatiku terasa khawatir. Khawatir akan Nogo, Bibi Salim dan Isyana!

"Bu, jangan sembarangan bicara. Siapa yang bilang aku akan menikah dengannya? Anda bisa melihat wajahnya yang dibuat galau ini, Dia menjadi penakut karena satu proyek ini saja. Aku bahkan tidak tahu aku jatuh cinta padanya."

Ketika Isyana mengatakan ini dia tiba-tiba berhenti berbicara. Dia menyadari bahwa dia sudah terlalu banyak bicara. Aku pun hanya tersenyum dan meneguk habis anggur di dalam gelas.

Aku tidak bisa meyakinkan Bibi Salim apalagi Isyana. Malam ini terasa sedikit mengecewakan. Hanya satu hal yang masih membuatku senang yaitu Isyana sudah tidak semarah itu lagi kepadaku.

Setelah makan malam, kami berdua berjalan-jalan di taman di tengah halaman. Walaupun cuaca dingin namun sama sekali tidak mempengaruhi suasana hatiku dan Isyana.

Setelah mengobrol beberapa saat, aku kembali mencoba membujuk isyana, "Isyana, lebih baik kamu pertimbangkan lagi saran dariku ya?"

Begitu perkataan ini keluar dari mulutku, langkah Isyana terhenti, dia menatapku dan berkata dengan sedikit tidak senang,

"Ugie, bisakah kita berhenti membicarakan ini? Aku sudah mengatakan dengan jelas kepadamu, aku sudah membuat keputusan, kamu tidak perlu membujukku lagi!"

Aku hanya tersenyum pahit dan merokok. Perkataan Bibi Salim hari ini memperkuat sikap isyana.

Isyana sedikit menghela nafasnya, dia berkata dengan lembut, "Ugie, kamu dulu selalu mengatakan bahwa jika menyatukan perasaan dan pekerjaan. Pasti akan timbul gesekan. Pada waktu itu, aku masih tidak percaya, tapi sekarang aku percaya. Mungkin seperti yang kamu katakan, kita berdua benar-benar tidak cocok untuk bekerja bersama-sama "

Aku kembali tersenyum pahit. Sambil menatap isyana, aku mengungkapkan kembali pikiran untuk mengundurkan diri, "Isyana, lebih baik biarkanku pergi! Biar aku pergi ke perusahaan lain, tidak menutup kemungkinan hal ini bisa lebih banyak membantu Nogo. Dan yang paling utama adalah aku merasa pengunduran diriku ini akan menjadi hal yang baik bagi hubungan percintaan kita.

Isyana menatapku. Dia memikirkannya sejenak kemudian baru berkata, "Aku bisa mempertimbangkannya! Tapi harus menunggu proyek dengan CB ini selesai dikerjakan baru aku melepaskanmu. Aku ingin memperlihatkan kepadamu, semua perkataan yang kamu sampaikan, semua pikiran yang kamu pikirkan itu salah! Aku ingin supaya kamu mengucapkan langsung padaku, Isyana, aku salah. Aku tidak seharusnya bertengkar denganmu, maafkan aku ya. "

Isyana meniru suara ku. Namun tiruannya sama sekali tidak mirip membuatku seperti seorang pengemis. Sebelum dia selesai berbicara, dia sendiri sudah mulai tertawa terbahak-bahak.

Dukungan dari Bibi Salim membuat suasana hati isyana menjadi lebih baik. Aku juga tersenyum sambil menghela nafas berkata, "Walaupun aku mengatakan semua ini, namun dalam hatiku aku sangat berharap bahwa proyek ini bisa dikerjakan dengan lancar!"

Isyana tersenyum, "Kalau begitu terima kasih ya!"

Aku mengatakan yang sebenarnya, Jika di dunia ini ada orang yang paling berharap akan kebahagiaan Isyana, aku mengira pastilah diriku.

Novel Terkait

Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu