Love And Pain, Me And Her - Bab 601 Dua Dunia

Begitu Viali mengucapkan kata-kata itu, semua orang di ruang konferensi tercengang. Terutama Robi, Robi menatap Viali dengan bodoh, lalu menatapku lagi. Berkata dengan gagap "Ka, kalian, ini"

Viali mengabaikannya, lalu menatapku, Viali melanjutkan perkataannya "Selain itu, aku tidak merasa bahwa aku telah berkorban apa-apa. Aku hanya menjadi penjamin dan membawa seorang murid saja."

Setelah itu, Viali berpaling untuk melihat Robi dan berkata "Hubungi pengacara dan minta mereka menyelesaikan kontrak sore ini sesuai dengan isi pertemuan. Kita bertiga akan menandatanganinya."

Robi segera menanggapinya dan bergegas keluar dari ruang konferensi. Saat membuka pintu, Robi melirikku dan diam-diam mengacungkan jempol.

Aku tidak pernah menyangka kejadian ini akan berakhir seperti ini. Tetapi pada saat yang sama, rasa terima kasih dan rasa bersalahku pada Viali bercampur aduk. Wanita yang terlihat dingin dan sombong ini memiliki hati yang hangat.

Aku awalnya berencana untuk merekomendasikan Amori untuk mengambil alih posisiku setelah aku mengundurkan diri. Tapi sekarang rasanya sudah tidak mungkin, Amori hanya bisa mewakili tugas COO-ku selama liburanku.

Saat pengacara mengirim kontrak kemari, waktu sudah lewat jam tiga sore. Setelah menandatangani semuanya, Papang dan Djoko kembali ke perusahaan. Dan Viali menghentikan aku dan berkata bahwa ada sesuatu yang ingin dibicarakan denganku.

Di ruang tamu, hanya ada aku dan Viali. Robi juga tidak tahu sembunyi kemana. Viali secara pribadi membuka sebotol anggur merah, menuangkan setengah gelas dan menyodorkannya padaku. Setelah aku menerimanya, Viali berkata perlahan "Ugie, kamu membawa Raisa ke sisimu. Lalu, bagaimana dengan Isyana?"

Viali jelas bukan orang pertama yang menanyakan pertanyaan ini padaku. Robi dan Veni juga bertanya padaku sebelumnya. Sama halnya dengan mereka, aku masih menggelengkan kepala tanpa memberikan jawaban yang jelas.

Melihat aku tidak berbicara, Viali tiba-tiba tersenyum. Viali mengambil gelas anggur dan menyentuh gelasku, bersulang dengan ringan, kami berdua menyesapnya. Viali menatapku dan berkata pelan "Ugie, sebelum aku kenal denganmu. Aku punya pikiran yang buruk terhadap pria dan cinta. Pikiran buruk ini datang dari kedua orang tuaku. Pernikahan dan cinta mereka, egois dan mementingkan diri sendiri. Tetapi setelah aku bertemu denganmu, aku memiliki perspektif baru tentang pria dan cinta. "

Aku menyalakan rokok, menyesap dan mendengarkan Viali dengan tenang. Viali tersenyum lagi, menatapku dan berkata "Ugie, sejak kamu keluar dari ruangan ini, aku tidak lagi memiliki hubungan emosional antara pria dan wanita denganmu. Aku juga tidak akan pernah menunjukkannya di depan umum seperti hari ini. Di masa mendatang, kamu akan melanjutkan hidupmu dan aku akan melanjutkan karirku. Alasan mengapa aku mengatakan perkataan itu di depan umum hari ini adalah untuk memberitahu semua orang bahwa kamu Ugie, adalah orang yang bertanggung jawab, orang yang seperti itu layak dipercaya "

Aku hanya tersenyum pahit. Cinta Viali membuatku semakin merasa malu. Viali menghela nafas dan melanjutkan "Ugie, tidak peduli apapun itu, aku sangat senang memiliki teman sepertimu. Jika kamu membutuhkan bantuanku di masa depan, katakan saja langsung padaku. Karena kita tidak bisa menjadi kekasih, maka jadilah teman baik. Segelas anggur ini, aku bersulang untukmu dan juga bersulang untuk Raisa. Aku harap kalian semua baik-baik saja. "

Dengan mengatakan itu, Viali memegang gelas anggur dan dengan pelan menyentuh gelasku. Lalu, kami berdua meminumnya. Meskipun Viali mengatakan perkataan itu begitu ringan dan gampang, tetapi aku masih bisa merasakan dengan jelas bahwa ada sedikit kesedihan di wajahnya.

Setelah meletakkan gelas anggur, Viali perlahan berdiri dan berkata dengan suara pelan "Ugie, aku sudah lelah dan ingin beristirahat sebentar, kamu sibuk dengan urusanmu dulu."

Setelah itu, Viali berbalik secara perlahan dan melihat pemandangan di luar jendela.

Suasana hatiku menjadi tertekan. Tapi aku tetap berdiri dan berjalan diam-diam menuju pintu, lalu membuka pintu, sebelum keluar, terdengar Viali berkata dengan suara pelan "Ugie, bantu aku tutup pintunya"

Aku mengangguk ringan. Saat aku keluar, aku menutup pintu dengan pelan. Begitu pintu ditutup, seluruh dunia tampak sunyi. Sejak saat itu, di dalam dan di luar pintu adalah dua dunia.

Meskipun aku sudah minta cuti, tetapi aku masih tetap sangat sibuk belakangan ini. Meskipun Amori sementara menggantikan posisiku, tetapi banyak kasus yang aku tangani sendiri. Aku juga harus menjelaskan situasi spesifik kepadanya. Pada saat yang sama, Abby sudah datang ke ibu kota provinsi dan kami berdua sudah bertemu beberapa kali. Abby sangat penurut dan mendengar apa yang aku katakan, semuanya berjalan dengan sangat lancar saja.

Selain sibuk dengan ini, aku menghabiskan sebagian besar waktuku dengan Raisa setiap hari. Tubuh Raisa semakin lemah, tetapi kondisi mentalnya tampaknya sangat baik. Meskipun sangat lelah, Raisa juga tidak akan mudah tertidur. Dan selalu menginginkan aku menceritakan padanya tentang dunia luar.

Aku tahu mengapa Raisa seperti ini. Raisa tidak ingin sisa hidupnya dihabiskan dengan tidur. Raisa ingin melihatku, ingin mendengarkan aku berbicara, ingin menghabiskan setiap menit dan setiap detik denganku.

Malam itu, Raisa tidak bisa menahan diri, saat mendengarkan ceritaku, Raisa tertidur lelap. Aku membantunya menutupi selimut dan berjingkat ke luar pintu. Aku sendirian datang ke balkon dan duduk di kursi anyaman. Menyalakan rokok dan melihat dunia di luar jendela.

Lusa nanti adalah hari Jumat. Jajaran direksi Djarum Group akan resmi digelar. Di hari itu, banyak hal yang akan terungkap.

Saat aku berpikir, layar ponsel di atas meja tiba-tiba menyala. Saat aku di rumah sekarang, ponselku selalu senyap. Aku khawatir jika ada suara berisik akan membuat Raisa terganggu. Begitu mengambil dan melihatnya, ada sebuah pesan masuk. Nama pengirimnya ternyata adalah Jane.

Saat aku mengklik untuk buka, aku melihat tulisannya berkata "Ugie, jika tidak sibuk, hubungi aku kembali. Ada yang ingin aku katakan, aku benar-benar ingin berbicara denganmu"

Setelah menutup pintu balkon, aku meneleponnya. Begitu berdering dua kali, suara Jane langsung terdengar di ujung telepon "Ugie, bagaimana kondisi Raisa?"

Aku tertegun, tidak disangka Jane mengetahui masalah Raisa. Di antara teman-teman di sekitarku, selain beberapa teman sekelas lama kami, ditambah dengan Viali mereka bertiga di dua hari sebelumnya, tidak ada yang tahu tentang masalah ini lagi.

Memikirkan hal ini, aku bertanya kepada Jane dengan suara pelan "Jane, bagaimana kamu tahu tentang masalah ini?"

Jane tersenyum ringan dan menjawab dengan lembut "Kami melakukan program untuk anak-anak yang tertinggal di pedesaan dua hari yang lalu. Tempat yang kami datangi kebetulan adalah sekolah tempat Veni berada. Malam itu, kami berdua mengobrol banyak. Berbicara tentang dirimu dan juga berbicara tentang Raisa. Dia yang menceritakan semua ini padaku. "

Tidak diduga, Jane dan Veni akan bertemu dalam situasi ini. Aku masih tetap menjawab Jane "Kondisi Raisa sekarang lumayan baik, kondisi pikirannya juga baik."

Novel Terkait

Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu