Love And Pain, Me And Her - Bab 142 Punya Mobil

Aku meletakkan gelasnya, kedua mataku menatap Kalin dengan terus menerus. Kelihatannya tujuan dia pada hari ini, bukan membahas masalah iklan pada kali ini. Sepertinya dia bermaksud untuk menasihati padaku agar mengundurkan diri dari Nogo.

Di wajah Kalin muncul ekspresi meragukan. Cara kerjanya di hari ini terlalu jauh berbeda dibandingkan dengan biasanya, Dia juga tidak berbicara, menoleh ke belakang dengan ekspresi yang tidak natural. Aku mengikuti arah tatapannya, terdengar suara seorang lelaki yang muncul dari ruang terpisah di sampingnya, “Aku yang ingin kamu pergi dari Nogo”

Setelah terdengar suaranya, terlihat seorang pria yang keluar dari ruangan tersebut. Dia tetap bersikap sombong dan memandang rendah segalanya. Sifatnya yang arogan, membuat aku merasa sangat malas.

Don Juan!

Aku tidak pernah kepikiran kalau Don Juan juga berada di sini, dan bahkan bersembunyi di ruangan ini. Kelihatannya pembicaraan antara aku dan Kalin, dia telah mendengarnya dengan jelas.

Aku menatap Kalin, namun Kalin mulai menghindari tatapanku. Emosi di dalam hatiku meningkat dengan perlahan-lahan. Pada sebelumnya aku masih beranggapan bahwa, hubungan aku dan Kalin sudah mulai harmonis. Aku membagikan sebagian proyek kepadanya, dan juga membagikan penghargaan kepadanya. Namun aku tidak kepikiran, tujuan dia pada hari ini, dikarenakan Don Juan.

Don Juan pelan-pelan menghampiri, ketika sampai di depan meja, dia mengambil anggur di atas meja, menuangkan segelas anggur untuk dirinya. Setelah itu, dia mengangkat gelasnya, bersentuhan pada gelas Kalin dan gelasku, terus menghabiskan anggurnya.

Sedangkan aku tidak menatapnya, aku menyalakan sebatang rokok, diam-diam menghisapnya.

“Ugie, buka harga saja. Berapa nominalnya agar kamu mau pergi dari Nogo ?”

Don Juan sangat sombong, dalam pandangan hidupnya, seolah-olah tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan dengan uang. Sedangkan aku tetap menghisap rokok, malas menoleh padanya.

Don Juan tersenyum lagi, dengan senyuman arogan. Dia menepuk bahuku, dan melanjutkan pembicarannya, “Ugie, kamu juga orang pintar. Aku orangnya paling senang bekerja sama dengan orang pintar. Lebih jelasnya lagi, tujuan kamu menaksir Isyana, bukankah juga demi uang ? Aku sekarang berikan langsung kepadamu, kamu pergi dari Nogo, dan jangan mengganggu Isyana lagi. Bukannya lebih bagus kalau cari gadis kecil lainnya dan hidup aman tenteram ? Buat apa kamu terus menentang denganku di sini ? Kamu kira kalau tetap bekerja di Nogo, akan berhasil mendapatkan Isyana ? Kamu terlalu polos “

Don Juan sambil berkata, dan sambil tersenyum dengan percaya diri.

Aku juga tersenyum sinis, dan berdiri secara tiba-tiba. Mengulurkan tangan untuk mengambil asbak rokok kristal yang berada di atas meja. Don Juan kekagetan, dan buru-buru mundur dua langkah ke belakang. Sementara Kalin juga berteriak padaku dengan panik, “Ugie, apa yang kamu lakukan ?”

Aku tersenyum dengan dingin, pelan-pelan meletakkan kembali asbak rokok ke atas meja. Membuang puntung rokok ke dalam asbaknya. Setelah itu, aku menoleh ke arah Don Juan, tersenyum manis dan berkata, “Presdir Don Juan, mengapa kamu berdiri begitu jauh dariku ? Kamu takut ya ?”

Ekspresi Don Juan sangat suram, dia terkejut karena tingkah aku barusan. Namun saat ini dia telah menyadarinya, mengetahui kalau aku menakutinya dengan sengaja. Benar, aku sengaja menghinanya. Dia kaya dan berkuasa, akan tetapi dia juga sama seperti manusia biasanya, juga akan merasa ketakutan.

Don Juan mengepalkan genggaman, dan menggigit erat giginya, sambil menatap tajam aku dengan tatapan emosi. Namun sikap angkuh dan arogan sebelumnya telah mulai memudar.

Aku tersenyum sinis, dan tidak melayaninya. Mengangkat gelas anggur, dan menghabiskan sisa anggur di dalamnya. Setelah itu, aku mengeluarkan dompet. Uang di dalamnya berkisaran empat juta. Aku mengeluarkan uangnya, dan melempar ke atas meja dengan sembarangan. Menatap Kalin sambil berkata,

“Direktur Kalin, terima kasih undanganmu. Seandainya uang ini tidak cukup untuk membayar makanan kali ini, sisanya harus merepotkan kamu yang membayarkannya. Anggap saja kita bayar masing-masing”

Selesai pembicaraanku, aku tetap tidak menoleh ke arah Don Juan. Berputar badan dan berjalan ke arah pintu.

“Ugie”

Kalin memanggilku di belakang.

Aku menghentikan langkahnya, berjalan kembali dan menghampiri meja makan. Akan tetapi aku tidak menatap Kalin. Setelah sampai di depan meja, aku mengambil selembar uang dari tumpukan uang yang berserakan, menunjuk kepada Kalin, “Untuk naik taksi”

Selesai bicara, aku tersenyum kepada Kalin secara sengaja. Terus mendorong pintunya dan langsung keluar.

Ini pertama kalinya, aku makan dengan bayaran semahal ini. Namun aku sama sekali tidak menyesalinya, malahan ada rasa kepuasan di dalam hatiku. Setidaknya, aku tidak berutang padanya, meskipun hanya sesuap nasi, segelas anggur, aku juga tidak mengutangnya.

Di bawah sinaran lampu jalan, malam hari di kota menjadi berkilauan. Orang-orang pada malam yang berwarna-warni ini, mulai menghabiskan masa mudanya dengan lancang.

Sementara aku, berjalan sendirian di perjalanan yang sepi. Munculnya Don Juan secara tiba-tiba, membuat isi otakku semakin kacau. Meskipun aku kelihatan sangat berharga diri di depan Don Juan, namun aku mengetahuinya, sebenarnya hatiku sangat minder. Aku tidak mengetahui apakah dia benar-benar mencintai Isyana, akan tetapi dia ikhlas mempertaruhkan uangnya hanya demi Isyana. Sedangkan aku, meskipun menyukai Isyana, namun terus membawakan masalah kepadanya.

Tidak diketahui berapa lamanya aku berjalan, tiba-tiba notifikasi pesan ponselku berbunyi. Orang yang sering mengirim pesan kepadaku, hanya Isyana. Kepikiran dengan hal ini, aku langsung mengeluarkan ponselku. Di layar yang terang tertera sebuah nama, Jane. Dalam hatiku merasa sedikit kecewa, namun juga tetap membuka pesannya. Pesannya berisi :”Ugie, aku sudah dapat kabar Riski. Sekarang agak susah, nanti aku telepon. Jangan matikan ponselmu !”

Membaca pesan ini, hatiku berdetak kencang. Penantian seharian, akhirnya juga membawa kabar baik.

Aku buru-buru naik taksi dan pulang ke rumah, memasak sebungkus mie untuk diri sendiri. Aku sambil makan, sambil menanti telepon dari Jane. Jane sangat menepati janji, aku baru saja selesai makan. Dia meneleponku. Aku mengangkat telepon dengan buru-buru, langsung bertanya kepadanya, “Jane, kamu tahu keberadaan Riski ?”

Jane tersenyum, dia menyindirku dan berkata, “Ugie, sudah begitu malam, kamu bukannya perhatian dulu kepadaku. Kamu langsung bertanya dengan terus-terusan, tidak ada kesadaran ya sebagai seorang pria ?”

Aku tersenyum segan. Jane juga hanya bercanda, dia melihat aku tidak menjawabnya, dan langsung berkata, “Aku tadi sedang bersama seorang rekan yang bekerja di departemen periklanan. Katanya meskipun Riski sedang mengambil cuti tahunan, tetapi dia masih di dalam kota. Sepertinya karena pacarnya tidak ada waktu, sehingga dia tidak berliburan ke luar kota”

Aku mendengarnya, dan langsung bertanya, “Kalau begitu bisa dihubungi ?”

“Tidak bisa ! Aku tadi ada coba telepon, dia sudah matikan teleponnya”

Kata-kata Jane membuat harapanku musnah seketika.

Namun Jane mengganti nada bicaranya, dan sambung berkata, “Tetapi aku tahu di mana rumahnya, kita bisa cari waktu untuk pergi bersama, semoga dapat bertemu dengannya”

Aku mendengar kata-katanya, langsung memutuskan pembicaraan Jane dengan semangat, terus terang berkata kepadanya, “Jangan lain hari, hari ini saja”

Jane mendengar permintaanku, langsung berteriak kaget, ‘Ugie, kamu sudah gila ya ? Sekarang sudah jam sembilan lewat, sekarang bukannya tidak terlalu cocok ? Besok saja boleh ?”

Aku langsung membantahnya, “Hari ini saja, sekarang sudah paling cocok, seharusnya dia ada di rumah. Jane, kamu di mana ? Aku naik taksi dan langsung mencarimu”

“Sudahlah, jangan naik taksi lagi. Kasih tahu tempatmu sekarang, aku jemput kamu saja”

Aku tersenyum canggung, rupanya Jane juga mempunyai mobil.

Novel Terkait

The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu