Love And Pain, Me And Her - Bab 396 Bercerita

Aku tersenyum kecil, dan mencium pelan pada dahi Isyana. Lalu aku berkata sambil bergeleng, “Tidak, aku hanya merasa, akulah yang tidak cukup baik, masih belum bisa memenuhi persyaratanmu.”

Isyana pun tersenyum, dan dia bergeleng sekali lagi, “Ugie, kamu salah! Kamu sudah sangat baik, bahkan melebihi dari yang aku bayangkan. Tetapi masalah Grup sangat rumit, aku tidak ingin melibatkanmu juga karena masalah keluargaku. Terlebih lagi, aku juga ingin bekerja di Grup dengan fokus. Oleh karena itu, kali ini, aku pun menolakmu lagi dengan kejam!”

Aku paham dengan maksud Isyana. Dia berbuat seperti itu, sebenarnya juga adalah suatu bentuk perlindungan terhadap kami berdua. Dulu ketika di PT. Nogo Internasional, kami masih belum bersama saja, Gao Le sudah mencari kesempatan dalam kesempitan untuk memasang jebakan, hampir saja membuatku dan Isyana berjauhan sepenuhnya, dan tidak saling menghubungi lagi. Sementara perbuatan Isyana ini, sebenarnya juga merupakan bentuk lain dari perlindungan terhadap aku dan studioku.

Wajahku menempel pada rambut Isyana, dan mengusap pelan. Aku bertanya padanya dengan suara rendah, “Isyana, kalau begitu menurutmu, hubungan apa kita sekarang ini?”

Karena pergerakan di antara kami berdua, sudah melampaui lingkup teman biasa.

Isyana tersenyum, dia bersandar erat padaku, dan merenungkan sesaat. Lalu dia memiringkan kepalanya, dan berkata dengan lembut, “Kita adalah kekasih yang bukan kekasih.”

Setelah dia selesai berkata, kami berdua pun tertawa.

Aku merangkul Isyana dengan erat, dan mencium aroma yang ditebarkan badannya. Tiba-tiba aku teringat akan sesuatu, aku langsung bertanya padanya, “Isyana, ada satu hal yang terasa aneh olehku, jika kamu tidak ingin jawab, bisa tidak menjawabnya.”

Isyana memegangi tanganku yang ada di pinggangnya, dan terkekeh, lalu berkata dengan nakal, “Ugie si jenius kami, sejak kapan menjadi terbata-bata begini?”

Aku juga tertawa, tetapi tetap bertanya, “Kamu pulang dari luar negeri, Don Juan pergi menjemputmu, apakah kamu yang beritahu dia tentang waktu kepulanganmu?”

Detik berikutnya, Isyana tiba-tiba melepaskan tanganku dari pinggangnya. Dalam hatiku terkejut, kelihatannya pertanyaanku membuat Isyana merasa tidak nyaman.

Namun di luar dugaanku, Isyana mengambil kotak rokok yang tadi aku letakkan ke atas meja sofa, dan meletakkannya di ambang bibirku, lalu membantuku menyalakannya dengan tidak mahir. Kemudian, dia menatapku, dan bertanya balik dengan senyum.

“Ugie, menurutmu, apakah aku yang beritahu dia?”

Pertanyaan balik dari Isyana membuatku bergeleng dengan pelan. Isyana lanjut berkata, “Sebenarnya aku juga heran. Kepulanganku dan ibu, selain sebelumnya ibu menelepon Paman Santoso dan Pamanku, tidak ada lagi orang lain yang tahu. Hari itu aku juga heran mengapa Don Juan tiba-tiba pergi menjemputku. Awalnya aku ingin bertanya padanya, tetapi kamu pun muncul.”

Perkataan Isyana membuatku tertegun. Jika hanya mereka berdua yang tahu, maka pasti salah satu dari mereka yang memberitahu Don Juan. Tetapi selama bukan Isyana yang memberitahunya, bagiku sudah sangat menghibur..

Melihatku terdiam, Isyana mengambil rokok di mulutku, dan menjatuhkan abunya ke dalam tong sampah. Kemudian, dia meletakkan rokok itu kembali ke mulutku. Gerakan Isyana sangat intim, dia berkata tersenyum sambil menatapku, “Ugie, kamu ingat! Karena aku sudah setuju dan meminta kamu menungguku, aku pun tahu harus bagaimana mengurus hubunganku dengan pria lain. Aku bukanlah wanita yang merasa bosan jika tidak menerima pengejaran dari pria. Terkadang jika ada pria yang aku tidak suka terlalu dekat denganku, sebenarnya aku akan merasa gerah. Oleh karena itu, kamu percayalah padaku, oke?”

Menatap Isyana, aku mengangguk pelan. Pada kenyataannya, aku bukanlah orang yang berhati sempit, tetapi mungkin karena perasaan rasa rendah diri dalam hatiku, setiap kali aku melihat Don Juan bersama dengan Isyana, entah kenapa dalam hatiku selalu merasa galau dan tidak tenang.

Isyana sekali lagi bersandar dalam pelukanku. Dia memiringkan kepala menatap kejauhan, dan tidak bersuara. Aku mengusap pelan pada rambutnya, dan bertanya dengan hati-hati, “Isyana, kali ini kamu bekerja di Grup, apakah hanya ingin punya pekerjaan saja?”

Isyana tidak langsung menjawabku, dia terdiam selama sesaat, lalu berkata mendesah, “Kondisi ayah semakin hari semakin tidak baik, aku juga tidak ada cara lain.”

Meskipun Isyana tidak mengatakan dengan jelas, tetapi sudah bisa membuktikan perkiraanku sebelumnya. Isyana bergabung ke dalam Grup, pasti berhubungan dengan kepemilikan Grup di masa depan. Tetapi melihat dia tidak ingin membicarakan topik ini, aku juga tidak banyak berkata.

Aku memberitahu Isyana tentang kejadian hari ini di rumah sakit di mana aku melihat ayahnya, tetapi dia terlihat tidak terkejut sama sekali.

Kami berdua pun saling berpelukan seperti itu, dan mengobrol santai. Bagiku, malam ini adalah unik, dan langka sekali. Jika bukan karena Bibi Salim pulang, aku benar-benar tidak rela untuk pergi.

Hubungan dengan Isyana, sekali lagi memiliki perkembangan yang pesat. Hal ini membuat perasaan hatiku menjadi baik sekali dalam beberapa hari berikutnya. Pihak Eddy sudah memberi kabar padaku bahwa kokinya sudah diganti, dan dia bertanya bagaimana langkah selanjutnya. Aku menyuruhnya menungguku di restoran, aku akan membicarakan dengannya secara tatap muka.

Aku pergi ke restoran dengan taksi, dan melihat Eddy sedang merokok di depan pintu. Karena sekarang adalah jam makan siang, di dalam restoran ada lima atau enam meja tamu yang sedang menyantap makanan. Melihatku turun dari taksi, Eddy maju dan berkata tersenyum padaku, “Kak Ugie, setidaknya kamu juga adalah seorang bos dari perusahan, bagaimanapun juga seharusnya punya mobil sendiri bukan?”

Perkataan Eddy membuat hatiku tergerakkan. Aku berpikir dalam hati, sudah seharusnya membeli mobil, juga lebih mudah untuk keluar membahas bisnis.

Tetapi aku juga tidak punya waktu untuk mengobrol santai dengannya. Kami berdua pergi ke kantor Eddy, lalu aku sambil merokok sambil berpesan padanya, “Eddy, selanjutnya adalah mempromosikan menu utama dari restoran. Langkah pertamanya adalah, harus belajar untuk bercerita.”

Setelah aku selesai berkata, Eddy segera meneruskan.

“Aku paham dengan yang kamu katakan! Aku lihat tidak sedikit toko tua yang telah berusia ratusan tahun, atau ada kaisar mana yang pernah makan di sana.”

Eddy mulai melenceng, aku segera bergeleng dan memotongnya, “Tidak! Yang akan kita buat, bukan cerita seperti itu. Cerita kita adalah kamu, restoran, dan menu makanan.”

Wajah Eddy penuh dengan kebingungan, dan dia berkata sambil menatapku, “Kak Ugie, aku ada cerita apa? Jangan-jangan beritahu ke orang lain, bagaimana aku berkelana di klub malam, bagaimana bermain dengan wanita cantik?”

Aku mengernyit dan berkata dengan tidak senang, “Keparat, aku berkata serius denganmu!”

Eddy terkekeh, dan aku lanjut berkata, “Pertama-tama menceritakan kamu terlebih dahulu! Kamu sendiri sudah adalah sebuah cerita, tetapi harus menceritakan kamu dengan lebih inspiratif lagi. Misalnya kamu terobsesi dengan membangun usaha, putus sekolah dari universitas ternama di Amerika, dan pulang ke dalam negeri untuk memulai bisnis sendiri. Di antaranya telah mengalami banyak kesusahan, barulah tercipta Resto Geprek. Di tengahnya, juga telah mengalami penarikan saham dari mitra kerja, tetapi rintangan ini semuanya sudah kamu lewati dengan susah payah. Bisnis restoran juga mulai membaik.”

Setelah aku selesai berkata, Eddy segera berkata dengan wajah cemberut, “Kak Ugie, apa gunanya kamu menceritakanku? Orang datang untuk makan, juga bukan untuk datang melihatku.”

Novel Terkait

Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu