Love And Pain, Me And Her - Bab 540 Bertengkar

Setelah melihat beberapa saat, Djarum pun sambil tersenyum berkata "Ugie kan? Bagus, Bagus!"

Perkataan Djarum ini membuatku bingung, aku tidak mengerti, yang dia bilang bagus ini sebenarnya menunjuk pada pribadiku atau menunjuk pada sisi yang lain.

Di bawah tuntunan Isyana, Djarum pun duduk. Ketika baru duduk, langsung muncul ekspresi tidak senang di wajah Bibi Salim. Tidak ada yang berkata apapun termasuk aura di dalam ruangan ini pun langsung menjadi sangat kaku. Walaupun aku tidak tahu apa yang terjadi, namun aku dapat merasakan, hubungan ayahku dan Djarum sebelumnya memiliki suatu masalah.

Bibi Salim berkata terlebih dahulu, dia berkata kepada ayahku " Arman, hari ini mengundang kalian berdua datang kesini adalah untuk membicarakan hubungan Ugie dan Isyana. Mereka baru saja menyatakannya, pikiranku pun sudah kalian ketahui. Kalau begitu sisa perihal yang lain biar kedua anak ini yang memutuskan saja. Masalah kapan mereka akan menikah, menikah di mana, semua masalah ini kita sebagai orang tuanya tidak perlu berpartisipasi."

Ayah yang mendengar perkataan Bibi Salim pun menganggukan kepala dengan serius. Bibi Salim yang melihat ayahku setuju, langsung bangkit berdiri, sambil memandang ayah dan ibu berkata "Karena pembicaraan ini sudah selesai, aku tidak banyak bicara. Masih ada pekerjaan di rumah, aku harus pulang untuk mengurusnya. Besok aku akan mengundang kalian untuk berkunjung ke rumah secara pribadi."

Siapa yang menyangka, Bibi Salim memutuskan untuk meninggalkan ruangan di pertengahan acara karena kedatangan Djarum. Setelah dia mengatakannya, selain Djarum, kami berempat pun langsung berdiri.

Ekspresi wajah Isyana tidak enak, dia dengan suara kecil berkata kepada Bibi Salim "Bu, duduklah sebentar?"

Aku mengerti perasaan Isyana saat ini. Pada awalnya ini adalah hal yang baik, dia tidak ingin karena kedua orang tua nya ada disini dan menimbulkan kecanggungan. Bagaimanapun hari ini Isyana secara resmi bertemu dengan orang tuaku.

Bibi Salim menatap Isyana singkat dan dengan tenang berkata "Isyana, apa yang perlu ibu katakan sudah dikatakan. Kalian mengobrol lah terlebih dahulu, nanti kalian antar paman dan bibi ke hotel bersama. Ibu pulang terlebih dahulu."

Setelah mengatakannya, Bibi Salim bersiap untuk meninggalkan ruangan.

Isyana terlihat tanpa daya namun dia juga tidak bisa menahan Bibi Salim. Hanya bisa tersenyum meminta maaf kepada orang tuaku dan bersiap mengantar Bibi Salim ke bawah.

Ketika Isyana baru bergerak, terdengar suara Djarum yang menghela nafas, aku menatap Djarum singkat, Djarum sangat berbeda dengan pimpinan lain yang aku temui sebelumnya. Walaupun karena kesehatannya membuat dia terasa sangat lemah. Namun auranya sangatlah kuat sejak dia masuk ke dalam ruangan membuat ruangan ini terasa sangat tertekan. Selain itu ekspresi wajahnya tidak dapat dibaca apakah dia sedang senang atau marah. Walaupun dia menghela nafas namun sangat sulit membaca apa yang sebenarnya ada di pikirannya.

Sesudahnya, terdengar Djarum yang berkata "Mirsalim, tunggu dulu."

Suara Djarum tidak besar, namun membuat orang lain merasakan aura tidak bisa dibantah. Bibi Salim pun juga terhenti. Namun dia tidak menatap Djarum, hanya dengan wajah yang dingin menatap pemandangan diluar jendela.

Kedua tangan Djarum diletakkan di atas meja. Wajahnya terlihat dingin membuat orang merasakan aura intimidasi walaupun dia tidak marah. Selanjutnya dia berkata dengan suara yang dalam "Mirsalim, bagaimana kamu membenciku. Aku tetaplah ayah dari Isyana, bagaimana mungkin aku sebagai ayahnya hanya tinggal diam dengan masalah besar seperti pernikahan Isyana ini?"

Ketiak perkataan Djarum ini keluar, Bibi Salim hanya mendengus, dia mengalihkan pandangan dan menatap Djarum dengan penuh sarkas berkata "Djarum, apa yang kamu katakan ini salah. Hari ini bertemu dengan Ugie dan orang tuanya, kita hanya ingin memastikan hubungan mereka berdua saja, sama sekali tidak ingin membicarakan masalah pernikahan. Apakah mereka berdua ingin menikah, kapan menikah bukan sesuatu yang kita putuskan, melainkan bergantung pada keputusan mereka berdua. Selain itu, kamu memang adalah ayah Isyana. Namun yang ingin aku tanyakan adalah, sejak kita berdua bercerai, apakah kamu pernah peduli dengan Isyana? Sekarang Isyana sudah menemukan orang yang disukai, kamu baru berdiri dan menunjukkan aura intimidasi dari seorang ayah. Tapi aku beritahu kamu, semua sudah terlambat! Aku bisa mengatakan dengan lebih kasar, masalah ini tidak ada hubungannya denganmu!"

Perkataan Bibi Salim sebenarnya agak berlebihan. Namun aku mengerti, Bibi Salim tidak pernah melupakan tindakan Djarum yang selama beberapa tahun ini meninggalkan istri dan anaknya dan tidak memperdulikan sama sekali. Jika bukan karena Nogo bangkrut dan Isyana mengalami masalah, Bibi Salim pasti tidak akan setuju Isyana bekerja di Grup Djarum.

Ketika Bibi Salim mengatakan ini, alis Djarum pun berkedut, kemudian dia mengalihkan pandangan menatap Bibi Salim dengan tidak puas bertanya "Mirsalim, hari ini aku tidak ingin berbicara hal ini denganmu. Tapi kamu tidak bisa mengatakan bahwa aku tidak peduli dengan Isyana. Jika aku tidak peduli, bagaimana bisa aku membiarkannya bekerja di perusahaanku dan memikul tanggung jawab yang besar?"

Djarum berusaha berargumen dengan fakta. Dan Bibi Salim tanpa berpikir langsung tersenyum dingin. Dia menatap Djarum dengan merendahkan berkata "Djarum, kamu tidak usah munafik! Aku ingin bertanya kepadamu, dimana kamu ketika Nogo bangkrut? Dimana kamu ketika Isyana dikejar hutang hingga tidak memiliki jalan lain? Pada saat itu, aku juga tidak melihatmu sebagai seorang ayah yang secara aktif menolong putrimu?"

Perkataan Bibi Salim ini membuat Djarum menjadi canggung. Dia menatap singkat Isyana yang berada di sampingnya, terlihat kecanggungan di wajahnya. Namun dia segera menjelaskan "Mirsalim, apa yang kamu katakan ini tidak adil! Pada saat masalah di Nogo terjadi, aku sama sekali tidak mengetahuinya, tidak ada satu orang pun dari kalian yang memberitahuku. Ketika aku akhirnya mengetahui masalah ini, aku segera menghubungi Isyana supaya dia bekerja di Grup. Semua ini kamu juga mengetahuinya."

Dapat dirasakan, perkataan Bibi Salim membuat Djarum menjadi sedikit bergejolak. Tangannnya yang dia letakkan di atas meja pun mulai gemetar.

Sudut bibit Bibi Salim terangkat, menampilkan ekspresi yang sangat merendahkan. Dia menatap Djarum, suaranya pun menjadi lebih kencang dan kembali berkata "Ya, kamu menyuruh Isyana pergi bekerja di Grup. Tapi jangan kamu berkata bahwa kamu tidak tahu, grupmu ini sudah berubah menjadi seperti apa saat ini? Kamu sebagai komisaris sudah tidak ada artinya. Apakah kamu berpikir Isyana bekerja di sana dengan gembira? Kamu salah besar!"

Sebelum Bibi Salim selesai berbicara, Isyana segera memotongnya dan berkata "Bu, tidak usah mengatakan semua ini."

Djarum dibuat murka oleh perkataan Bibi Salim hingga wajahnya menjadi pucat. Aku tahu Djarum baru selesai menjalani operasi jantung beberapa saat terakhir, Bibi Salim mengatakan semua ini, aku khawatir penyakit jantung Djarum akan kembali kumat.

Walaupun dia tidak setuju dengan perkataan Bibi Salim, namun dia menenangkan dirinya dan dengan enggan membalas nya dan berkata "Mirsalim, apa yang kamu katakan ini dengan jelas kamu sedang mencemarkan nama baik, sedang cemburu, cemburu dengan Tyas.

Perkataan Djarum ini membuat Bibi Salim langsung marah. Dia tertawa dengan dingin dan menatap Djarum, dengan suara keras berkata "Cemburu, apakah Tyas berharga? Jika aku cemburu lebih baik aku cemburu dengan Suran."

Novel Terkait

Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu