Love And Pain, Me And Her - Bab 307 Kehadiran Rose

Raisa juga mengetahui bahwa mobil tesebut merupakan mobil Isyana. Dia tersenyum, dan berbisik, "Ugie, cepat pergi menyambutnya. Isyana akhirnya datang".

Nada Raisa sedikit tidak senang. Tetapi aku juga tidak peduli. Sebelumnya aku sudah berpikir jika Isyana datang, aku jangan menunjukkan ekspresi terlalu senang. Tetapi ketika mobilnya tiba, aku tidak bisa mengendalikan diri. Bergegas berjalan ke sana.

Mobil telah berhenti. Pintu samping pengemudi langsung terbuka, kemudian melihat Lulu berjalan keluar dari mobil sambil tersenyum. Ketika dia melihat aku, dia segera melambaikan tangan dan tersenyum, "Bos Ugie, selamat sukses!".

Melihat mobil yang kosong, tidak ada bayangan Isyana kecuali supir. Apakah Isyana tidak datang? Suasana hatiku menjadi sangat kecewa.

Melihat Lulu, aku tersenyum dan mengatakan dengan sekedar, "Sukses, sukses!".

Lulu secara alami bisa melihat aku hanya sekedar menjawabnya. Dia mengerutkan bibirnya, berjalan ke arahku, menyerahkan sebuah amplop merah padaku dan berkata, "Tidak perlu melihat lagi, Presdir Mirani tidak datang! Nah, ini merupakan amplop merah dariku. Jika kamu tidak mau, aku mengambil kembali".

Lulu bercanda dan tertawa terbahak-bahak.

Aku mengambil amplop tersebut, tidak mampu menahan kebingungan, kemudian bertanya kepada Lulu dengan lembut, "Lulu, bagaimana dengan Isyana? Kenapa dia tidak datang?".

"Sialan, kamu ini mengabaikan teman demi wanita!"

Lulu memberikan tatapan menjengkelkan, dia langsung berkata, "Hari ini Presdir Mirani tidak pergi ke perusahaan sama sekali. Tapi kami baru saja berbicara melalui telepon, dia masih sibuk. Kamu tidak perlu khawatir, Presdir Mirani mengatakan kepadaku dia pasti akan datang. Hanya saja akan telat sedikit".

Aku menjawab, "Oh," dan bertanya kepada Lulu lagi, "Lulu, apakah Isyana mengatakan dia sedang melakukan apa?".

Lulu menatapku, cemberut, memiringkan kepalanya dan berkata, "Ugie, kamu keterlaluan ya. Aku datang untuk memberikan selamat atas pembukaan bisnismu, kamu bahkan tidak mengatakan sepatah kata pun tentang aku. Semua tentang Presdir Mirani, apakah kamu bisa peduli padaku? Lagipula, Presdir Mirani pergi melakukan sesuatu. Dia hanya memberitahuku begitu, yang tidak diungkapkannya, aku juga tidak berani bertanya".

Lulu masih tidak senang denganku, dia mengkritikku. Aku juga menyadari bahwa aku sepertinya keterlaluan. Tapi aku merasa sedikit aneh, walaupun pembukaan perusahaan aku tidak termasuk hari yang besar. Tetapi Prsedir Mirani juga tidak akan terlambat, bahkan Lulu juga tidak tahu dia pergi kemana.

Melihat Lulu begini, aku juga tidak berani bertanya lagi, jadi aku pura-pura santai dan bercanda dengannya, "Baiklah, sekarang aku akan peduli denganmu! Aku memberitahumu, Robi sudah lama di sini. Dia sedang menunggumu".

Lulu langsung tersenyum. Ketika dia memastikan bahwa dirinya menyukai Robi, dia tidak lagi menutup dan sembunyi seperti sebelumnya, sebaliknya dia menghadapi masalah ini dengan terbuka.

Lulu berjalan sambil berkata denganku, "Tenang saja, jangan khawatir. Presdir Mirani pasti akan datang."

Meskipun Lulu mengatakan begitu, tetapi hatiku masih merasa gelisah. Aku tidak tahu mengapa, aku mempunyai firasat buruk. Aku merasa sepertinya akan terjadi sesuatu. Membawa Lulu masuk ke dalam perusahaan. Dia segera mengobrol dengan semua orang.

Suasana di dalam perusahaan seketika menjadi sangat semarak. Semua orang minum teh, makan buah, berkumpul dan mengobrol dengan santai. Meskipun aku khawatir tentang Isyana, aku masih menyapa semua orang dengan antusias.

Kalin, Bong Casa dan aku sedang mengobrol. Tiba-tiba, Robi berseru, "Sialan, mengapa orang ini datang ke sini?".

Teriakan Robi membuat suasana menjadi hening. Pandangan semua orang melihat ke arah pintu. Aku juga menoleh dan melihat seorang pria yang tinggi berjalan masuk. Begitu melihatnya, aku mengerutkan kening dan tersenyum tanpa sadar.

Orang tersebut adalah Rose!.

Aku tidak tahu bagaimana Rose bisa mengetahui aku membuka perusahaan dan peresmian hari ini.

Aku sudah lama tidak berjumpa dengannya, tetapi gaya Rose tetap begitu, tidak berubah, masih rambut keriting yang berantakan, kacamata yang tebal. Tidak tahu pakaian kamuflase itu berasal dari mana, ada beberapa bekas minyak. Yang paling keren adalah sepasang sepatu bot militer di kakinya. Ketika berjalan terdapat suara yang keras.

Begitu dia memasuki pintu, dia menyatukan telapak tangan dan menyapa semua orang sambil tersenyum, "Halo semuanya, halo! Aku adalah teman Ugie, namaku Rose".

Kecuali Robi dan Lulu, tidak ada yang mengenal Rose. Semua orang terkejut ketika mendengar nama seorang pria gagah seperti itu. Tetapi ketika dia mengatakan dia adalah temanku, mereka semua juga senyum dengannya. Tapi yang paling canggung adalah Lulu, dia meringis dan menundukkan kepalanya, dia tidak berani melihat Rose sama sekali.

Rose membawa tas ranselnya, berjalan ke arahku sambil tersenyum. Aku bergegas menyambutnya dan berkata, "Rose, mengapa kamu bisa datang ke sini?".

Rose menatapku dan berkata dengan sedikit marah,

"Ugie, apakah kamu tidak menganggapku sebagai teman! Mengapa hal membuka perusahaan yang begitu besar, kamu tidak memberitahu kepadaku?".

Meskipun Rose sedikit tidak normal, tidak terlalu memperhatikan kebersihan, dan pengotor. Tetapi di dalam hatiku, aku tidak pernah meremehkan Rose, dan aku juga menganggapnya sebagai teman biasa. Tetapi rasa kehadirannya terlalu rendah. Ketika menulis daftar tamu, aku benar-benar tidak terpikirnya.

Aku sibuk minta maaf dengan Rose. Setelah mengucapkan beberapa kata, aku bertanya lagi, "Rose, darimana kamu mengetahui bahwa aku membuka perusahaan dan peresmian hari ini?".

Setelah aku selesai berbicara, Rose menatap orang-orang sekeliling. Tatapannya berhenti di arah Lulu, kemudian dia tersenyum dan berkata dengan malu,

"Aku melihatnya di Qzone Lulu. Dia mengupload fotomu, menulis kamu peresmian perusahaan hari ini."

Aku mengetahui bahwa Lulu selalu bermain Qzone.

Setelah Rose selesai mengatakan, mata Lulu melebar dan bertanya kepadanya dengan terkejut, "Rose, aku sudah memblokir kamu. Bagaimana kamu masih bisa melihat postinganku?".

Rose tersenyum simpul, dia menggaruk rambutnya yang keriting, dan berkata dengan suara yang pelan, "Aku menambahkanmu lagi dengan akun lain".

Lulu langsung terdiam, dia menatapku dengan tak berdaya. Aku mengangkat bahu dan memberikan ekspresi tak berdaya juga.

Robi yang berada di samping Lulu, tiba-tiba berjalan kemari. Begitu dia tiba di depan Rose, Rose segera mundur selangkah dengan waspada. Terakhir kali di rumah Lulu, Robi sengaja menakut-nakuti Rose, tampaknya tindakan ini masih meninggalkan jejak di hati Rose.

Robi tersenyum licik. Dia menepuk pundak Rose dan berkata sambil menyeringai, "Rose, jangan takut. Hari ini, sobat mengatakan kebenarannya kepadamu, aku sama sekali bukan pacar Lulu. Kemarin itu merupakan sebuah kebohongan, dia mengancam aku untuk pergi. Dia mengatakan jika aku tidak pergi dia akan menikah denganku. Apakah hal ini tidak menakutkan? Aku berani tidak pergi? Nah sekarang baguslah, kamu sudah mengetahui kebenarannya. Kamu boleh terus mengejar putri idamanmu".

Kata-kata Robi membuat Rose tertegun. Sebenarnya, aku juga terkejut dan tercengang. Karena lelucon Robi ini keterlaluan.

Novel Terkait

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu